A. LATAR BELAKANG
Dalam menciptakan generasi peserta didik yang memiliki karakter kuat, sesuai profil pelajar pancasila yang dicetuskan sebagai pedoman untuk pendidikan di Indonesia maka sangat dibutuhkan budaya positif yang dapat mewujudkan tujuan tersebut. Untuk membangun budaya positif, sekolah perlu menyediakan lingkungan yang positif, aman, dan nyaman agar peserta didik mampu berfikir, bertindak, dan mencipta secara merdeka, mandiri, dan bertanggungjawab.
Dalam mewujudkan budaya positif tersebut dibutuhkan kesadaran dari dalam diri . dalam hal ini, kesadaran dalam diri peserta didik yang ada di sekolah saya masih sangat minim. Para peserta didik biasanya melakukan sesuatu berdasarkan perintah atau berdasarkan peraturan-peraturan yang berlaku yang ada di sekolah. Mereka juga termotivasi karena adanya sebuah penghargaan ataupun  hadiah yang diberikan. Oleh karena itu, penting untuk menumbuhkan motivasi yang tumbuh dari dalam diri siswa.
Selain hal itu, posisi kontrol gurupun yang ada di sekolah belum sampai pada tahap manajer melainkan sebagai penghukum dan pembuat siswa merasa bersalah sebagai pendidik, tujuan kita adalah menciptakan siswa-siswa yang memiliki disiplin diri sehingga mereka bisa berperilaku dengan mengacu pada nilai-nilai kebajikan universal dan memiliki motivasi internal. Siswa yang memiliki disiplin diri berarti mampu bertanggungjawab terhadap apa yang dilakukannya.
B. TUJUAN
Berdasarkan latar belakang di atas, tujuan pengimplementasian aksi nyata bagi murid antara lain;
- Terbentuknya karakter disiplin yang kuat dari dalam diri siswa
- Menumbuhkan dan membiasakan budaya positif dengan keyakinan kelas
- Menumbuhkan dan membiasakan budaya positif sekolah seperti membuang sampah pada tempatnya, tertib saat antri serta saling menghargai antar warga sekolah
Sedangkan tujuan aksi nyata bagi guru dan tenaga kependidikan yaitu;
- Memperkenalkan budaya positif, kesepakatan kelas, dan proses segitiga restitusi dengan harapan dapat di implementasikan di lingkungan sekolah.
- Mewujudkan posisi guru sebagai manajer saat ada siswa yang membuat kesalahan
- Menerapkan proses segitiga restitusi yang dilakukan guru pada  siswa yang berbuat kesalahan.
C. RENCANA AKSI NYATA
- Berkoordinasi dan meminta izin kepada atasan yakni kepala sekolah untuk melaksanakan aksi nyata.
- Membuat kesepakat kelas serta kesepakatan tentang budaya positif sekolah dengan peserta didik.
- Membuat diseminasi atau seminar terkait budaya positif kepada kepala sekolah, rekan sejawat baik dari pendidik dan tenaga kependidikan.
- Berkolaborasi dengan semua warga sekolah terkait penerapan budaya positif yang telah disepakati bersama.
- Menerapkan kesepakatan kelas serta budaya positif tersebut.
- Menerapkan proses segitiga restitusi saat ada siswa yang berbuat kesalahan.
D. DOKUMENTASI AKSI NYATA
Diseminasi tentang "Budaya Positif dan Segitiga Restitusi"
Penerapan Praktik Segitiga Restitusi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H