Mohon tunggu...
IDRIS MAULANA
IDRIS MAULANA Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Inggris di SDN Miji 4 Kota Mojokerto dan SMA Darul Quran Kota Mojokerto

Sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kaitan Peran Pendidik dalam Mewujudkan Filosofi Pemikiran Ki Hajar Dewantara dan Profil Pelajar Pancasila dengan Paradigma Inkuiri Apresiatif

10 Oktober 2022   19:32 Diperbarui: 10 Oktober 2022   20:58 14376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
terbitkanbukugratis.id

Kaitan peran pendidik dalam mewujudkan filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara dan Profil Pelajar Pancasila pada murid-murid dengan paradigma Inquiry Apresiatif (IA).

Sebelum memahami tentang kaitan peran pendidik dalam mewujudkan filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara dengan paradigma Inkuiri Apresiatif, terlebih dahulu kita harus memahami:

  • Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara
  • Peran pendidik
  • Inkuiri apresiatif

(1) Filosofi pendidikan Ki hajar Dewantara

Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak- anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Kodrat anak meliputi kodrat alam dimana lingkungan anak tumbuh dan berkembang dan kodrat zaman yang berhubungan dengan waktu / zaman tumbuh tau belajar.

(2) Peran pendidik

Peran pendidik dalam pembelajaran antara lain yaitu sebagai

  • Pendorong kolaborasi
  • Mewujudkan kepemimpinan murid
  • Coach bagi guru lain
  • Penggerak komunitas  
  • pemimpin pembelajaran

Selain peran ada juga nilai guru penggerak

Nilai – nilai yang harus dimiliki oleh seorang guru antara lain:

  • Berpihak pada murid
  • Inovatif
  • Kolaboratif
  • Mandiri
  • Reflektif

(3) Inkuiri Apresiatif

Inkuiri apresiatif adalah sebuah paradigma sekaligus model manajemen perubahan yang memegang prinsip psikologi dan pendidikan positif serta pendekatan berbasis kekuatan. Pendekatan ini berfokus pada kekuatan dan nilai-nilai positif yang dimiliki oleh suatu organisasi, dalam hal ini sekolah dan warganya untuk dapat terus melakukan perubahan dan perbaikan kualitas.

(4) Hubungan peran pendidik dalam mewujudkan pemikiran Ki Hajar Dewantara dan profil pelajar Pancasila dengan paradigma Inkuiri Apresiatif (IA)

Pemikiran Ki Hajar Dewantara, Nilai dan Peran Guru penggerak serta Inkuri Apresiatif mempunyai peran yang sangat erat dalam menumbuhkan profil pelajar Pancasila.

Dengan memiliki visi dan peran sebagai guru penggerak di atas, seorang guru diharapkan dapat mewujudkan filosofi pendidikan Ki hajar Dewantara tersebut, yakni mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya bagi murid. Dengan kata lain nilai-nilai dan peran guru penggerak akan mendorong terwujudnya kemerdekaan anak dalam belajar serta mewujudkan kebahagiaan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.

Seorang guru yang berpihak pada murid akan selalu berusaha berinovasi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, berkolaborasi dengan berbagai pihak, mandiri dalam menjalankan tugas serta selalu berusaha merefleksikan kegiatan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas kegiatan yang telah dilakukan.

Tidak kala pentingnya dengan nilai guru penggerak, peran guru penggerak juga dibutuhkan untuk menumbuhkan profil pelajar Pancasila bagi anak. Dengan nilai dan peran guru penggerak, seorang guru diharapkan mempunyai visi dimana visi tersebut dapat mewujudkan profil pelajar Pancasila dan mewujudkan kemerdekaan belajar bagi anak.

Profil Pelajar Pancasila adalah sebuah karakter yang harus dimiliki oleh setiap murid. Ada 6 profil yang harus ditanamkan dalam setiap murid yaitu : Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia, Bernalar Kritis, Mandiri, Berkebinekaan Global, Berotong Royong, Kreatif. Profil pelajar pancasil ini bisa kita tanamkan kepada siswa melalui berbagai kegiatan, bisa di dalam kelas ketika pembelajaran, bisa diuar kelas dan juga bisa melalui kegiatan -- kegiatan sekolah seperti ekstrakurikuler.

Untuk mewujudkan visi tersebut secara terencana, diperlukan sebuah pendekatan atau rancangan yang disebut dengan Inkuiri Apresiatif (IA). Dengan Inkuiri Apresiatif (IA) seseorang atau lembaga berusaha untuk mewujudkan sebuah visi atau prakarsa perubahan dengan memanfaatkan nilai-nilai positif yang sudah ada. Nilai-nilai tersebut dapat berupa, kekuatan, kelebihan, maupun potensi yang dimiliki oleh orang atau Lembaga itu sendiri.

Inkuiri apresiatif dapat dimulai dengan mengidentifikasi hal hal positif / hal baik yang ada di sekolah serta mencari cara bagaimana hal tersebut dapat dipertahankan dan memunculkan strategi / prakarsa untuk mewujudkan perubahan ke arah yang lebih baik.

Prakarsa atau perubahan tersebut dapat di tuangkan dalam kanvas BAGJA. Dimana kanvas ini berfungsi sebagai bahan atau alat yang digunakan untuk mencapai tujuan / visi atau prakarsa baru tersebut.  BAGJA merupakan akronim dari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun