Mohon tunggu...
Idris
Idris Mohon Tunggu... Guru - Hidup disayang mati dikenang

Sang Penembus Kabut

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku Menangis di Negeri Sendiri

15 September 2020   15:34 Diperbarui: 15 September 2020   16:18 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku menangis di negeri sendiri
Masuk sekolah negeri, susah terbatas karena zonasi
Masuk sekolah swasta, aku pun bukan orang kaya
 
Aku menangis di negeri sendiri
Melamar kerja, aku tak punya orang dalam
Lewat jalur prestasi, aku hanya bisa mengantri

Aku menangis di negeri sendiri
Selalu dapat perlakuan diskriminasi
Saat melanggar hukum, tunai diadili
Saat bertanya hak hukum, harus berkali-kali

Aku menangis di negeri sendiri
Hidup di negeriku seperti uji nyali
Yang kuat, ia yang menang
Yang lemah, ia yang tenggelam

Aku menangis di negeri sendiri
Negeriku kaya, hanya cerita konon katanya
Faktanya, hanya mereka yang sejahtera
Ya, mereka yang kaya dan yang berkuasa

Aku menangis di negeri sendiri
Melihat keadilan seperti hanya bisikan katanya semata
Kemanusiaan yang adil dan beradab, itu pun hanya cerita  
Dan keadilan sosial pula, hanya nampak sekilas wacana

Aku pun mulai bertanya
Bisakah aku seperti mereka?

Merka, yang sekolah tanpa biaya
Mereka, yang bekerja dengan jalur saudara atau penguasa
Mereka, yang mendapatkan keadilan hukum yang berbeda
Agar aku, tak lagi menangis di negeri sendiri

Aku menangis di negeri sendiri
Ingin segera lucut dari masa kusut
Aku menangis di negeri sendiri
Ingin segera bahagia seperti mereka
Aku menangis di negeri sendiri
berharap keadilan tanpa perbedaan

Aku menangis, di negeri sendiri..............

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun