Dalam dunia pendidikan, organisasi dan kepentingan akademis selalu menjadi peperangan pilihan di kalangan mahasiswa yang baru masuk kuliah. Hal ini tentu juga pernah dialami oleh semua yang pernah menjadi mahasiswa siapa pun dan dimana pun.
Dalam pandangan saya, antara organisasi dan akademis itu sama-sama bisa menjadi jembatan kita untuk eksis di dunia pendidikan dan perpolitikan. Tetapi hanya saja dari keduanya tak bisa kita tunggangi dengan sempurna secara bersamaan.
Kita ketahui, bahwa organisasi itu merupakan sekumpulan individu yang bergerak dalam melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama. Serta merupakan tempat dimana kita bisa belajar membangun prinsip leadership (kepemimpinan) dan relasi personal kita untuk saling mengetahui satu sama lain dalam ranah hablumminanas.
Menurut Prof. Dr. Sondang P. Siagian, disampaikan bahwa organisasi adalah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang saling bekerja sama serta terikat secara formal dalam rangka melakukan pencapaian tujuan yang sudah ditentukan dalam ikatan yang ada pada seseorang atau beberapa orang yang dikenal sebagai atasan dan seorang atau kelompok orang yang dikenal sebagai bawahan.
Sedangkan secara definisi, akademis berasal dari kata akademi yang berarti lembaga pendidikan tinggi setingkat universitas, institut atau sekolah tinggi. Akademis adalah sebuah kata sifat yang menunjukan sesuatu yang bersifat ilmiah dan berhubungan dengan ilmu pengetahuan. Dan biasanya istilah ini sering digunakan untuk menunjukan kemampuan seseorang dalam bidang ilmu pengetahuan tertentu seperti dalam matematika, fisika, kimia dan lain-lain.
Melihat dari penggalan definisinya, akademis sangat erat hubungannya pada ilmu pengetahuan, maka akademis lebih dominan untuk digeluti terlebih dahulu, bukan?
Tapi, kendati demikian, bagi kalian yang masih bingung, mana yang lebih penting antara organisasi atau akademis?
Dari dua hal yang selalu membingungkan ini, saya akan sedikit bercerita tentang pengalaman saya. Di mana saat saya duduk di bangku kuliah S1, saya pun juga pernah bingung untuk memilih di antara keduanya. Sebab, terkadang jadwal kuliah (akademis) selalu bentrok dengan jadwal kegiatan organisasi. Akhirnya, di dalam kondisi terjepit seperti itu, maka saya harus merelakan salah satu dari keduanya.
Meski saat itu, saya sempat memilih untuk ikut aktif di organisasi di awal perkuliahan saya. Sebut saja nama organisasinya semacam komunitas Gates (teater), tapi setelah setahun berjalan, tepatnya di semester kedua, saya mulai berkaca dari kisah Samin (bukan nama sebenarnya), yang tak lain adalah teman saya.Â
Samin merupakan mahasiswa pendidikan olahraga di universitas swasta di daerah. Ia bisa dikatakan aktif dalam kegiatan organisasi.Â