Setiap jam kuliah, ia jarang ada di kampus lantaran kesibukannya sangat padat di organisasi. Mungkin bisa dibilang dari lima hari kuliah dalam seminggu, ia hanya sehari atau dua hari mengikuti jam kuliah, bahkan parahnya terkadang ia tidak hadir sama sekali dalam seminggu.
Dua tahun kemudian tepatnya pada semester 4, Samin bercerita kepada saya tentang akademis. Ia berkata bahwa ia merasa gagal dalam mendalami akademisnya. Jangankan menguasai materi-materi akademisnya secara komprehensif, ditanya hal yang sederhana saja seperti berapa luas lapangan bola, dia pun tidak tahu.Â
Setelah itu, di suatu kesempatan, saya pernah menanyakan kesibukan serta kegiatannya selama berorganisasi. Ada hal yang membuat saya tercengang ketika dia menjelaskan secara runut organisasi yang ia geluti saat itu, terutama terkait prinsip-prinsip kepemimpinan. Bahkan yang membuat saya terkejut, teman saya menduduki jabatan tertinggi dalam organisasinya yaitu, sebagai ketua umum.
Tak hanya itu, lewat organisasinya, ia juga terkenal di lingkungan para tokoh politik elit di derahnya. Serta hampir seluruh mahasiswa di kampusnya kenal dengan Samin.
Dari cerita Samin, akhirnya membuat saya berpikir serta memutuskan langkah mana yang harus saya fokuskan-- organisasi atau akademis.
Dan tak selang waktu lama, saya pun memutuskan untuk keluar dari organisasi dan fokus dengan akademis. Sebab, kegagalan akademis Samin adalah bukti nyata bahwa tidak bisanya membagi waktu antara oraganisasi dan akademis, dapat berpengaruh terhadap masa depan akademis.Â
Namun, meski saya berhenti dalam kegiatan organisasi, saya juga sempat melanjutkan kembali organisasi setelah lulus S1, namun di organisasi yang berbeda dari sebelumnya.Â
Bagi saya akademis tak hanya bisa menciptakan generasi yang cerdas. Kita juga perlu belajar berorganisasi guna melatih dan membangun sikap kepemimpinan kita, terutama ketika masuk dunia kerja.Â
Jadi, bagi kalian yang ingin berorganisasi, alangkah baiknya untuk mengutamakan akademis, agar semua yang yang hendak dituju, dapat menjadi kenyataan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H