Mohon tunggu...
Rial Roja
Rial Roja Mohon Tunggu... Editor - Digital Marketing/Content Writer

Mari berbagi cerita dan inspirasi!

Selanjutnya

Tutup

Cryptocurrency Pilihan

Crypto Addiction; Fenomena Baru yang Mengkhawatirkan di Indonesia?

12 Desember 2024   14:36 Diperbarui: 12 Desember 2024   14:36 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan kemajuan teknologi, kita berada di era digital yang penuh dengan inovasi menarik, termasuk cryptocurrency. Bentuk uang digital ini mengubah pendekatan kita terhadap transaksi keuangan dan menimbulkan kekhawatiran baru yang disebut kecanduan kripto. Meski terkesan baru, namun permasalahan ini sangat nyata dan semakin mengkhawatirkan di Indonesia, khususnya di kalangan generasi muda.

Daya Tarik Dunia Cryptocurrency

Dengan janji pengembalian yang cepat dan mengesankan, cryptocurrency telah menarik banyak peminat. Di Indonesia, platform seperti Binance, Indodax, dan Tokocrypto sangat populer di kalangan investor muda yang mencari kebebasan finansial. Namun, peluang menarik ini sering kali memiliki risiko tersendiri. Kenaikan harga aset yang spektakuler seperti Bitcoin dan Ethereum dapat menyebabkan ketakutan akan kehilangan (FOMO), sehingga mendorong individu untuk terus memantau fluktuasi pasar.

Inti masalahnya terletak di sini. Kegiatan yang berawal dari investasi kini berubah menjadi obsesi banyak orang. Volatilitas pasar yang tinggi mendorong banyak orang untuk memeriksa nilai asetnya setiap saat, bahkan hingga larut malam. Hal ini dapat menyebabkan stres dan kecemasan yang signifikan, yang berpotensi menyebabkan ketergantungan psikologis.

Tanda-Tanda Ketergantungan

Sama seperti kecanduan lainnya, kecanduan kripto ditentukan oleh tindakan obsesif. Mereka yang mengalaminya biasanya menghabiskan banyak waktu mengamati perubahan pasar, membaca artikel berita, atau terlibat dalam percakapan di platform kripto. Mereka mungkin merasa cemas jika tidak dapat memperoleh informasi terkini tentang investasinya. Dalam kasus yang parah, kecanduan ini dapat mulai mengganggu rutinitas sehari-hari, memengaruhi pekerjaan, kehidupan sosial, dan kesehatan mental.

Yang paling mengkhawatirkan adalah kecanduan ini sering kali diabaikan. Tidak seperti kecanduan yang lebih terlihat, seperti perjudian, kecanduan kripto sering kali dibingkai sebagai "pekerjaan produktif" atau "manajemen investasi." Namun, efek jangka panjangnya juga sama pentingnya.

Mengapa Fenomena Ini Berkembang di Indonesia?

Indonesia telah menjadi pemain kunci dalam kancah cryptocurrency yang berkembang pesat di Asia Tenggara. Berkat populasi muda yang melek teknologi, adopsi mata uang kripto meningkat secara dramatis. Namun, faktor-faktor tertentu dapat meningkatkan risiko mengembangkan kecanduan kripto.

Pertama, kurangnya pengetahuan finansial di antara banyak orang menyebabkan mereka terjerumus dalam janji keuntungan instan, dan sering mengabaikan risiko yang terkait dengan investasi mata uang kripto. Situasi ini diperburuk oleh pandemi COVID-19 yang menyebabkan masyarakat mencari solusi keuangan cepat di tengah ketidakpastian perekonomian. Selain itu, akses mudah ke platform investasi melalui aplikasi telah menyederhanakan proses investasi, sehingga memudahkan individu untuk terjebak dalam investasi tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cryptocurrency Selengkapnya
Lihat Cryptocurrency Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun