Mohon tunggu...
Rial Roja
Rial Roja Mohon Tunggu... Editor - Digital Marketing/Content Writer

Mari berbagi cerita dan inspirasi!

Selanjutnya

Tutup

Cryptocurrency Pilihan

Mengintegrasikan Kripto dengan Sistem Perbankan: Apakah ini Mungkin di Indonesia?

9 Desember 2024   16:39 Diperbarui: 9 Desember 2024   17:05 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Mata Uang Kripto (Sumber: Freepik/jcomb)

Baru-baru ini, industri keuangan telah mengalami evolusi besar dengan munculnya mata uang kripto. Awalnya dianggap sebagai konsep eksperimental, kripto kini telah menjadi instrumen keuangan yang signifikan. Pada saat yang sama, sistem perbankan tradisional tetap penting bagi perekonomian global. Hal ini membuat kita bertanya-tanya: mungkinkah cryptocurrency dimasukkan ke dalam sistem perbankan Indonesia?

Transformasi Keuangan Digital di Indonesia

Adopsi teknologi digital di Indonesia mengalami percepatan yang signifikan, terutama di sektor keuangan. Pembayaran e-wallet, fintech, dan QR Code kini sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Pemerintah dengan dukungan Bank Indonesia mendorong digitalisasi perekonomian yang tercermin dalam peluncuran cetak biru sistem pembayaran digital (QRIS).

Lanskap mata uang kripto agak rumit. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) sudah memberikan lampu hijau untuk memperdagangkan aset kripto, namun penggunaannya sebagai metode pembayaran masih dilarang. Situasi ini mencerminkan ambivalensi tertentu: meskipun kripto diakui sebagai komoditas, namun belum selaras dengan sistem moneter nasional.

Potensi Integrasi Kripto dengan Perbankan

Menggabungkan mata uang kripto dengan sistem perbankan menawarkan banyak manfaat. Salah satu keunggulan utamanya adalah teknologi blockchain di balik mata uang kripto dapat meningkatkan transparansi dan efisiensi dalam transaksi perbankan. Dengan memanfaatkan teknologi ini, bank dapat mempercepat proses penyelesaian transaksi internasional yang biasanya memakan banyak waktu dan biaya.

Selain itu, integrasi ini dapat membuka kemungkinan-kemungkinan baru bagi inklusi keuangan. Cryptocurrency menyediakan akses ke layanan keuangan tanpa memerlukan rekening bank tradisional. Di Indonesia yang masih banyak masyarakatnya yang belum memiliki layanan perbankan, solusi kripto bisa menjadi jawaban yang efektif.

Di sisi lain, manfaat-manfaat ini tidak mungkin terwujud tanpa mengatasi beberapa tantangan, termasuk kerangka peraturan dan inisiatif pendidikan. Permasalahan utamanya adalah kurangnya pemahaman masyarakat mengenai cryptocurrency. Tanpa pengetahuan yang tepat, kemungkinan terjadinya penipuan atau kehilangan aset digital cukup besar.

Tantangan Regulasi dan Infrastruktur

Dalam hal regulasi, mata uang kripto menghadirkan serangkaian tantangan unik. Sifat desentralisasi mereka bertentangan langsung dengan sistem perbankan terpusat. Pada saat yang sama, penerapan peraturan yang terlalu ketat dapat menghambat inovasi dan penerimaan teknologi tersebut secara keseluruhan.

Peningkatan infrastruktur digital sangat penting bagi Indonesia untuk mendukung integrasi cryptocurrency. Meskipun akses internet semakin luas, kesenjangan digital yang signifikan masih terjadi, terutama di lokasi terpencil. Agar mata uang kripto dapat diintegrasikan dengan perbankan, penting untuk memberikan akses yang sama terhadap teknologi tersebut.

Dengan munculnya teknologi blockchain, bank tradisional mungkin merasakan ancaman potensi disintermediasi. Namun, hal ini harus dilihat sebagai peluang untuk berinovasi, bukan sebagai bahaya.

Membangun Ekosistem yang Berkelanjutan

Pendekatan yang menarik adalah dengan menciptakan sistem hybrid yang memungkinkan bank tradisional untuk mengintegrasikan teknologi blockchain sambil mempertahankan kendali atas mata uang digital. Bank sentral di berbagai negara mulai mempertimbangkan Mata Uang Digital Bank Sentral (CBDC), dan Indonesia bersiap meluncurkan "Rupiah Digital". Ini bisa menjadi langkah pertama yang menjanjikan untuk menghubungkan mata uang kripto dengan sistem perbankan tradisional.

Selain itu, aliansi antara perusahaan kripto dan lembaga perbankan tradisional dapat membuka jalan bagi pendekatan yang seimbang. Misalnya, beberapa bank luar negeri telah bermitra dengan platform mata uang kripto, memungkinkan pelanggan membeli, menjual, atau menyimpan aset digital mereka dengan aman melalui rekening bank mereka.

Masa Depan Kripto di Indonesia

Memasukkan mata uang kripto ke dalam sistem perbankan Indonesia merupakan upaya yang menantang, namun tetap bisa dilakukan. Langkah pertama adalah memperkuat regulasi yang mendukung inovasi sekaligus melindungi konsumen. Selain itu, menjadikan pendidikan publik tentang mata uang kripto sebagai prioritas sangat penting untuk mengurangi risiko yang terkait dengan kurangnya pemahaman.

Terakhir, penting bagi pemerintah dan sektor swasta untuk bekerja sama guna menumbuhkan ekosistem yang inklusif dan berkelanjutan. Dengan pendekatan yang tepat, Indonesia bisa menjadi pionir integrasi cryptocurrency dan perbankan di Asia Tenggara.

Apakah mata uang kripto dapat dimasukkan ke dalam sistem perbankan Indonesia bukan hanya persoalan teknologi atau peraturan. Hal ini tentang bagaimana kami membayangkan masa depan ekonomi digital dan kesiapan kami untuk menerima perubahan yang ada di masa depan. Dunia sedang berubah dan Indonesia mempunyai peluang luar biasa untuk menjadi bagian dari perjalanan transformatif ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cryptocurrency Selengkapnya
Lihat Cryptocurrency Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun