Di tengah rintik hujan, hatiku berdoa, "Ya Alloh (Tuhanku), kuatkan mentalku. Berikanlah pelajaran bermakna dari perjalanan ini".Â
Saya pun menguatkan tekad dan memotivasi diri supaya kuat dan tahan banting. Alhamdulillah, di ujung pemberhentian ada air terjun kecil turun dari bukit melewati jalan sebelum ke sungai. Jernih dan segar sekali.
Dengan semangat baru, saya ke pancuran untuk membersihkan lumpur menumpuk di sepatu, celapa, tas ransel, serta jaket. Minimal lumpur hilang dari pandanganku, sehingga memulihkan mental dan melupakan kejadian barusan. Sementara, sopir ojek memeriksa kondisi motor dan memperbaiki sebisanya.
Kejadian ini memberi pembelajaran pengendara untuk berhati-hati ke depan. Begitu ungkapku kepada sopir kala berbincang sambil menunggu reda.Â
Setengah jam lewat, hujan mereda. Saya melanjutkan perjalanan dengan hati-hati dan penuh perhitungan. Meski motor tetap bergoyang melaju di atas jalan tanah licin, namun kini lebih waspada.
Tiba-tiba hujan turun lebat kembali. Secepatnya sopir mempercepat laju penuh resiko di jalan sedikit beraspal guna menggapai bengkel untuk berteduh.
Lokasi ini ternyata pemberhentian akhir bagi mobil. 20 menit kami menunggu di sana. Saya menggerakan badan ala scretching sambil memotivasi diri. Tukang bengkel mengecek kekuatan motor.
Potensi Sebagai Wisata Petualangan
Jam di tangan menunjukkan pukul 15.00 sore. Saya bertanya ke tukang ojek, berapa lama waktu ke pegunungan? Ia menjawab satu jam setengah.Â
Hujan masih rintik-rintik. Untuk mengantisipasi hujan deras, kami putuskan berlaju kembali. Dengan tekad kuat, kami tembus rintik hujan penuh hati-hati.