Mohon tunggu...
Mh Firdaus
Mh Firdaus Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Penulis dan Traveler amatir. Menggali pengetahuan dari pengalaman terus membaginya agar bermanfaat bagi banyak khalayak..

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Perjalanan Sarat Makna ke Pegunungan Sandapang, Sulbar

10 Agustus 2023   15:13 Diperbarui: 12 Agustus 2023   07:15 1354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Deretan pegunungan panorama ke desa Sandapang (Dok. Ramlan Boy)

Di tengah rintik hujan, hatiku berdoa, "Ya Alloh (Tuhanku), kuatkan mentalku. Berikanlah pelajaran bermakna dari perjalanan ini". 

Saya pun menguatkan tekad dan memotivasi diri supaya kuat dan tahan banting. Alhamdulillah, di ujung pemberhentian ada air terjun kecil turun dari bukit melewati jalan sebelum ke sungai. Jernih dan segar sekali.

Dengan semangat baru, saya ke pancuran untuk membersihkan lumpur menumpuk di sepatu, celapa, tas ransel, serta jaket. Minimal lumpur hilang dari pandanganku, sehingga memulihkan mental dan melupakan kejadian barusan. Sementara, sopir ojek memeriksa kondisi motor dan memperbaiki sebisanya.

Kejadian ini memberi pembelajaran pengendara untuk berhati-hati ke depan. Begitu ungkapku kepada sopir kala berbincang sambil menunggu reda. 

Setengah jam lewat, hujan mereda. Saya melanjutkan perjalanan dengan hati-hati dan penuh perhitungan. Meski motor tetap bergoyang melaju di atas jalan tanah licin, namun kini lebih waspada.

Tiba-tiba hujan turun lebat kembali. Secepatnya sopir mempercepat laju penuh resiko di jalan sedikit beraspal guna menggapai bengkel untuk berteduh.

Lokasi ini ternyata pemberhentian akhir bagi mobil. 20 menit kami menunggu di sana. Saya menggerakan badan ala scretching sambil memotivasi diri. Tukang bengkel mengecek kekuatan motor.

Akhir pemberhentian jalan bagi mobil sebelum menuju jalan sempit (dok. pribadi)
Akhir pemberhentian jalan bagi mobil sebelum menuju jalan sempit (dok. pribadi)

Potensi Sebagai Wisata Petualangan

Jam di tangan menunjukkan pukul 15.00 sore. Saya bertanya ke tukang ojek, berapa lama waktu ke pegunungan? Ia menjawab satu jam setengah. 

Hujan masih rintik-rintik. Untuk mengantisipasi hujan deras, kami putuskan berlaju kembali. Dengan tekad kuat, kami tembus rintik hujan penuh hati-hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun