Mohon tunggu...
Mh Firdaus
Mh Firdaus Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Penulis dan Traveler amatir. Menggali pengetahuan dari pengalaman terus membaginya agar bermanfaat bagi banyak khalayak..

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mimpi Warga Sekitar Bokori

20 April 2019   12:18 Diperbarui: 21 April 2019   06:34 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Obrolan santai bareng pemangku kepentingan awal pelibatan warga di pembangunan wisata
Obrolan santai bareng pemangku kepentingan awal pelibatan warga di pembangunan wisata
Di situ, saya utarakan bahwa sudah semestinya masyarakat penyanggah Bokori mendapatkan apa yang semestinya. Konsep eko-wisata berkelanjutan dan ber-etika harus mengintegasikan semua actor dalam pembangunan dan pengembangannya.

Udara laut semilir menerpa rambut dan wajah kami. Terik panas udara siang tak terasa karena terpaan angin laut. Lantai kayu yang kami injak seolah goyah oleh deburan ombak kecil air laut.

Perlahan setelah Pak Camat hengkang karena suatu urusan, para kepala desa hadir bersamaan. Mereka membaur dan berdiskusi seputar integrasi warga dalam pengembangan eko-wisata Bokori. Semua kepala desa mengakui bahwa mereka belum mendapat ide bagaimana melibatkan warganya aktif memanfaatkan pulau wisata Bokori.

Satu sisi, potensinya terhampar di depan mata, sisi lain banyak tantangan menunggunya. Keterbatasan keahlian dan sumber finansial, serta lambatnya perubahan mindset warga dan miskin kreatifitas program pemda, merupakan contoh pekerjaan rumah pemangku kepentingan. Perlahan kami urai satu-satu. Potensi, tantangan, peluang sumberdaya serta kesempatan yang tersedia desa menjadi materi diskusi di siang terik.

Sayup-sayup bau makanan khas laut desa Bokori menyerbak. Tak terasa jam menunjukan pukul 13.00 siang. Perut kami berisik, pertanda lapar telah memanggil. Semua sepakat untuk melanjutkan obrolan santai sambil santap siang.

Hidangan ikan laut besar tersaji di tengah perhelatan diskusi. Sayur pengiring khas lokal berjejer di sampingnya.

Makan bersama merupakan tradisi warga penduduk laut yang tak lekang zaman.

Sajian makan siang dengan ikan segar khas laut Konawe menjadi penutup obrolan santai kami dengan kepala desa.

Kampung apung merupakan salah satu penyanggah pulau wisata
Kampung apung merupakan salah satu penyanggah pulau wisata
Semua bersepakat bahwa obrolan ini merupakan awal hasrat bersama untuk melibatkan warga dalam pembangunan eko-wisata. Pulau Bokori harus mejadi berkah bagi siapa pun yang hidup di sekitarnya. Banyak potensi yang mendukungnya bila semua menyadari.

Dukungan infrastruktur desa menyediakannya. Dana desa dan bumdes (badan usaha milik desa) salah satunya. Belum dengan program-program pemda lainnya. Semoga ini menjadi titik awal untuk meningkatkan kesejahteraan warga dan mewujudkan mimpi masyarakat sekitar Bokori. Semoga...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun