Mohon tunggu...
Mh Firdaus
Mh Firdaus Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Penulis dan Traveler amatir. Menggali pengetahuan dari pengalaman terus membaginya agar bermanfaat bagi banyak khalayak..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Lika-liku Perjalanan ke Sao Paulo, Brazil

5 Agustus 2016   20:05 Diperbarui: 7 Agustus 2016   08:57 1105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wajah lelah terlihat saat transit sejenak di bandara Frankfurt

Sambil berkata dengan nada tinggi, perlahan ia melihat-lihat dokumen dan surat undangan. Sampai akhirnya, ia berhenti sejenak. Dan akhirnya, ia memintaku untuk menunggu sebentar dengan tune nada melemah.

Ia masuk ke dalam ruang kantor dan memanggil staf kedutaan berwarga negara Brasil asli. Beberapa menit, keluarlah perempuan Brazil berambut ikal. Dengan ramah ia bertanya kepadaku, kapan pesawat anda take off ke Brazil. Aku menjawabnya bahwa organisasi Brazil merencanakan keberangkatanku bersama teman, Senin malam, tgl 2 Mei 2016 (bisa juga jadinya tgl 3 Mei dini hari). Akhirnya ia bilang, anda harus melengkapi dokumen seperti; kwitansi hotel di Brasil, tiket reservasi pesawat, dan surat pengantar kantor Indonesia. 

Perempuan itu memintaku untuk berkirim surat ke organiasi Brazil guna melampirkan dokumen tersebut secepatnya. Selambat-lambatnya, kantor kedutaan menunggu hari Selasa, tgl 27 April 2016 (besok harinya). Ia meyakinkanku untuk berusaha mengeluarkan visa tepat Senin pagi, 2 Mei 2016. Sehingga malamnya, saya bisa langsung pergi ke Brazil. Di akhir percakapan, sang perempuan bilang kepada petugas Indonesia untuk mengurus visaku dengan baik, sampai aku mendapatkannya. “Edan….Mepet banget”, hatiku berteriak.

Hatiku lega. Namun juga dag dig dug. Apakah aku bisa memenuhi semua persyaratan  dalam waktu mepet?

Secepat itu, aku dan temanku berkomunikasi intensif dengan pengundang di Brasil. Inti komunikasinya, meminta semua dokumen yang diminta kedutaan Brasil di Jakarta. Selain dokumen yang diminta, aku mendesak pengundang untuk berkirim surat kepada kedutaan Brasil di Jakarta untuk mempercepat proses visa paling lambat hari Senin pagi, 2 Mei 2016.

Singkat kata, semua dokumen bisa selesai pada Selasa, 27 April 2016, jam 09.00. Hari itu, aku memantau perkembangan komunikasi dengan pengundang Brasil semenjak pagi di depan computer dan smart phone guna mendapatkan itinerary pesawat dan copy kwitansi hotel di Brasil. Begitu, email dokumen masuk di jam itu, segera aku print, dan membawanya ke keduataan Brasil.

Begitu sampai, petugas kedutaan berwarga Indonesia menyambut. Kebetulaan, saat itu suasana kedutaan lengang. Aku serahkan semua dokumen. Sang petugas membaca-baca sebentar, dan melihat kelengkapannya. Ia bertanya lagi. Dan ini juga yang membuatku kaget. “Pasport kamu baru ya. Terlihat di passport kamu baru ke Malasyia. Emang, kamu sudah pernah ke Brasil sebelumnya?”. Aku jawab belum. Dan aku tambahkan bahwa dipasport lamaku tertera jadwal travellingku. Ia bertanya lagi, “Kenapa passport lama anda tidak diserahkan di sini juga?”. Aku terdiam (dalam hatiku berguman, “Bukannya pasport lama sudah digunting sama imigrasi..”).

Ia bertanya lagi, “Sudah kemana saja anda sebelum ini?”. Saya jawab, saya pernah ke Gana tahun 2009, Budapest tahun 2011, dsb. (Hatiku berujar, kenapa kok kesannya aku (sebagai warga Indonesia) ga boleh kemana-mana ya. Aneh nih...). Di akhir percakapan – yang menurutku basa-basi petugas – ia berujar, “Baik lah. Semua dokumen saya terima dulu. Anda harus membayar uang visa sebesar 80$ di lantai bawah di bank BCA.”

Sekembali dari bank BCA, sang petugas memberi penutup percakapan yang membuat hatiku belum yakin seratus persen terhadap visaku. Ia berucap bahwa ia tatap menulis pengambilan visaku di 4 Mei 2016, meski di tanggal 2 Mei pagi, saya diminta untuk menelponkedutaan untuk memastikannya. Gubrak……Bila visaku selesai 4 Mei (hari Rabu), berarti tiketku hangus dan tidak jadi pergi.

Namun begitu, aku tetap yakin bahwa visa keluar Senin, 2 Mei, pagi hari. Selepas dialog itu, aku berkirim surat melalui email kepada penyelenggara di Brazil tentang dialog singkat di kedutaan. Intinya, aku meminta lembaga di Brazil – selain berkomunikasi telpon – mengiirim surat resmi dengan bahasa portugis tentang pengeluaran visa 2 mei 2016, pagi hari adalah hal mutlak. 

Sebab, tiket penerbanganku Senin malam hari. Alhamdulillah. Pengundang di Brasil sigap menanggapinya. Ia berkirim surat resmi dengan bahasa nasionalnya. Di hari Jum’at 29 April, ia berkirim email lagi bahwa kedutaan Jakarta memastikan untuk mengeluarkan visa tepat di hari senin, 2 Mei 2016. Lega rasanya. Meski belum seratus persen, karena visa belum di tangan, dan kedutaan Indonesia belum menelpon kami tentang perkembangan visa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun