Mohon tunggu...
Ifdol Lusyarif Muhammad
Ifdol Lusyarif Muhammad Mohon Tunggu... -

Keterbatasan merupakan cara tuhan melatih kita agar menjadi lebih kreatif

Selanjutnya

Tutup

Politik

Media sebagai Tunggangan menuju Kursi Kekuasaan

30 Oktober 2013   17:19 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:49 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Perkembangan media massa saat ini seakan tak terbendung. Keberadaanya seakan menjadi ujung tombak sumber informasi bagi seluruh lapisan masyarakat. Proses penyebaran informasinya yang begitu cepat seakan mampu mempersempit jarak antara komunikator dengan audience yang berada di belahan bumi lain.

Informasi yang disampaikan oleh media massa dapat dengan mudah mempengaruhi audience apalagi jika informasi tersebut disampaikan secara terus menerus dan berkelanjutan. Hal inilah yang mempengaruhi lahirnya teori jarum hepidermik (Hypodermic Needle Theory). Teori yang biasa disebut juga dengan teori peluru (Bullet Theory) ini, menganggap bahwa media lebih tahu daripada audience, audience dianggap sebagai pihak yang pasif, audience mau tidak mau harus menerima apa yang disampaikan oleh media. Atas dasar kekuatan itulah media massa banyak dimanfaatkan untuk berbagai tujuan mulai dari hiburan, edukasi, bisnis bahkan sampai untuk kepentingan politik.

Celah inilah yang dimanfaatkan oleh para pelaku politik untuk memuluskan jalan mereka menuju kursi kekuasaan. Menjelang Pemilu 2014 seperti saat ini, banyak para politisi yang memanfaatkan media massa untuk mencari simpati dan dukungan masyarakat. Mereka mengkomunikasikan program-program politik yang mereka usung melalui media massa. Komunikasi politik melalui media massa dianggap lebih efektif khusunya media elektronik seperti televisi. Banyak sekali iklan-iklan atau kampanye partai politik yang menghiasi layar kaca setiap hari. Bukan hanya iklan, bahkan pada segmen berita pun banyak tayangan yang disusupi unsur-unsur politik yang bertujuan untuk pencitraan dan pembentukan opini publik.

Di era kapitalis seperti saat ini, bukan rahasia umum lagi jika banyak media-media besar di Indonesia yang dikuasai oleh orang-orang yang juga berkecimpung di dunia politik. Hal ini tentu sangat berpengaruh pada keberpihakan media tersebut pada golongan-golongan tertentu. Banyak tayangan-tayangan yang mengandung unsur pencitaraan atau kampanye terselubung yang dilakukan oleh para pemilik media untuk mendukung eksistensi mereka di dunia perpolitikan di Indonesia.

Memang peristiwa politik dan media massa tidak dapat dipisahkan. Keduanya saling berkaitan satu sama lain. Peristiwa politik yang terjadi di suatu Negara menjadi sumber berita bagi para pelaku media, sementara para pelaku politik itu sendiri juga mengharapkan setiap kegiatan politiknya diliput oleh media untuk menyampaikan visi misi dan hajat politik mereka.

Melihat realitas yang seperti itu, masyarakat sebagai konsumen media, dituntut untuk jeli memilah-milah informasi yang disampaikan oleh media. Memang informasi yang disampaikan oleh media layaknya peluru yang ditembakkan secara langsung pada masyarakat, namun masyarakat hendaknya memposisikan diri mereka layaknya sebagai Gate Keeper yang bisa menyaring informasi yang disampaikan oleh media.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun