Ada berapa pilkada dalam setahun?
Berapa rupiah biaya yang harus dikeluarkan untuk sebuah pilkada?
Apakah benar rakyat menginginkan pilkada?
Bukankah bentuk negara ini adalah kesatuan bukan serikat lalu kenapa harus ada pilkada?
Itulah sekumpulan pertanyaan yang kini terus tersaji dalam benak penulis,
Adanya pilkada secara langsung malah membuat Indonesia ini seperti negara serikat di mana ada negara bagian untuk bagi-bagi kekuasaan,bagi-bagi keuangan,bagi-bagi jatah yang sisanya baru dibagi-bagikan pada rakyat. Entah rakyat yang mana pokoknya atas nama rakyat.
Apa artinya perjuangan para kader partai yang berjuang dari bawah namun akhirnya harus kalah oleh mereka yang secara instan menggunakan uang ...
Pilkada oh pilkada,
Andai duit yang ada untukmu dialihkan untuk pembangunan berapa sekolah,rumah sakit,jalan dan fasilitas umum lainnya yang akan terwujud ...
Apa jadinya bila yang terpilih dari pilkada adalah dari mereka yang katanya oposisi? Akankah pemerintah pusat bisa saling bekerja sama dengan pemerintah daerah,atau malah keduanya saling mengerjai satu sama lain ...
Oposisi? Ah kita kan negara kesatuan yang di dalamnya bekerja sama dan sama-sama bekerja ...
Pilkada oh pilkada ...
Teuing ah lieur ...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H