Mohon tunggu...
Fazza
Fazza Mohon Tunggu... -

Kami adalah sebuah media online yang didedikasikan untuk seluruh entrepreneur Indonesia. IDNtrepreneur didirikan dengan tujuan membantu setiap entrepreneur Indonesia memulai dan mengembangkan bisnisnya. Entrepreneur adalah urat nadi bergeraknya perekonomian Indonesia, dan peranan entrepreneur menjadi semakin penting agar Indonesia tidak hanya menjadi karyawan di negerinya sendiri. Kami percaya bahwa informasi dan jaringan yang berkualitas adalah salah satu faktor penting untuk memulai dan mengembangkan bisnis. Dengan hal tersebut dipemikiran kami, maka IDNtrepreneur diciptakan untuk Entrepreneur.

Selanjutnya

Tutup

Money

Lean Startup: Bagaimana Membuat Produk yang Diinginkan Pelanggan

31 Agustus 2016   15:29 Diperbarui: 1 Oktober 2017   13:12 875
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp


Kesuksesan Startup dapat didesain dengan mengikuti prosesnya, yang berarti hal tersebut bisa dipelajari.– Eric Ries

Dalam mengembangkan suatu produk baru atau bisnis yang baru, memenuhi ekspektasi dan keinginan pelanggan adalah prinsip yang utama. Tanpa adanya pelanggan yang menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan oleh bisnis anda maka bisnis tersebut tidak akan bisa bertahan. 

Pengembangan produk baru atau bisnis baru yang tidak melalui prosescustomer development mempunyai risiko dimana produk yang telah dibuat tersebut rupanya tidak direspon positif oleh Pelanggan atau lebih buruk lagi Pelanggan tidak memandang masalah yang ingin diselesaikan oleh produk tersebut bukan sebagai suatu masalah.

Dalam buku “Lean Startup:How Today’s Entrepreneurs Use Continuous Innovation to Create Radically Successful Businesses” Eric Riess menjelaskan bahwa pendekatan “Just Do It” dalam pengembangan suatu produk atau bisnis bukanlah satu-satunya pilihan. 

Terdapat pilihan lain untuk menggunakan pendekatan yang lebih sistematis guna mencapai product/market fit (berada dalam pasar/segmen yang bagus dan produk yang dapat memenuhi kebutuhan pasar). Pilihan lain tersebut adalah Lean Startup.

APA MAKSUDNYA LEAN STARTUP?

Untuk banyak entrepreneur pertanyaan tersebut pasti muncul. Lean Startup pada intinya adalah sebuah metodologi dalam membangun suatu Metodologi Lean Startup menawarkan pendekatan yang sistematis dan ilmiah dalam menciptakan dan mengatur startup untuk mencapai terwujudnya produk yang diinginkan oleh pelanggan dengan lebih cepat. 

Lean startup mengajarkan prinsip-prinsip utama yang diperlukan untuk mencapai hal tersebut, prinsip-prinsip utama dari Lean Startup adalah sebagai berikut:

1. VALIDATED LEARNING

Dalam buku Lean Startup “Validated Learning” didefinisikan sebagai “suatu proses dari demonstrasi secara empirik bahwa suatu tim telah menemukan kenyataan berharga mengenai suatu prospek bisnis masa sekarang dan masa depan.”

Dalam bahasa yang lebih mudah mengerti Validated Learning dapat didefinisikan sebagai proses mencari tahu fakta yang relevan terkait dengan prospek bisnis startup

Lalu bagaimana cara mencari tahu fakta yang relevan terkait dengan prospek bisnis dari startup tersebut? disinilah diperlukannya suatu hipotesis atau asumsi inti terkait dengan prospek bisnis startup.

Hipotesis atau asumsi inti tersebut kemudian diuji dengan eksperimen lapangan untuk memperoleh tanggapan dari calon pelanggan apakah hipotesis tersebut benar atau tidak. 

Sebagai contoh bayangkan ada startup bernama “Transuransi” yang mempunyai hipotesis masalah dari rendahnya penetrasi asuransi di Indonesia disebabkan oleh image asuransi yang buruk, tidak transparan dan tidak menjelaskan manfaat secara benar. Kemudian untuk mengetahui apakah asumsi tersebut tepat, pendiri Transuransi bernama Romi menanyakan kepada orang-orang yang berdasarkan hipotesisnya adalah calon pelanggan dari “Transuransi” yaitu orang-orang yang kurang teredukasi mengenai asuransi. 

Dari proses eksperimen yang dilakukan “Transuransi” kemudian akan diketahui apakah memang benar masalah dari rendahnya penetrasi asuransi adalah masalah-masalah image, tidak transparan atau tidak jelasnya manfaat yang diberikan, dan bukan terkait masalah harga premi.

Benar atau tidaknya hipotesis tersebut tentu berdampak kepada produk yang akan dibuat oleh Transuransi, jika memang benar masalahnya ada pada image asuransi yang buruk, tidak transparan dan tidak menjelaskan manfaat secara benar maka fitur yang harus ditonjolkan oleh Transuransi jelas adalah transparansi dan edukasi terkait dengan asuransi. Sebaliknya jika rupanya masalahnya adalah harga premi yang tinggi maka Transuransi harus membuat produk asuransi menjadi lebih terjangkau bagi masyarakat yang belum berasuransi.

 Setelah memahami apa itu validated learning maka saatnya untuk mengetahui apa guna dari validated learning tersebut dalam prinsip kedua Lean Startup.


2. BUILD-MEASURE-LEARN

Build-Measure-Learn adalah siklus umpan balik yang menjadi inti dari metodologi Lean Startup. Tujuan dari Build-Measure-Learn adalah untuk memberikan fakta empirik yang dibutuhkan dalam Validated Learning, proses dari Build-Measure-Learn digambarkan sebagai tiga tahap yang berulang sebagai berikut:

  1. Build: Buat produk berdasarkan hipotesis-hipotesis inti yang telah diuji dengan Validated Learning. Untuk pertama kali produk yang dibuat berupa Minimum Viable Product (“MVP”). MVP adalah produk dalam bentuk minimal yang hanya memiliki fitur-fitur inti untuk menguji lebih lanjut hipotesis-hipotesis yang belum tervalidasi.
  2. Measure: Kumpulkan data reaksi,saran, masukan dan umpan balik dari pengguna MVP dan ukur hasil yang diperoleh dengan tujuan memperoleh pengetahuan terkait hiposis yang diuji.
  3. Learn: Buat kesimpulan dari hasil proses Measure apakah hipotesis yang diuji benar atau salah.

Hasil dari tahap Learn kemudian digunakan sebagai dasar untuk melakukan perbaikan atau perubahan terhadap produk atau strategi. Kesimpulan yang diambil dari proses ini juga menentukan keputusan apakah kemudian Pendiri Startup harus “Persevere” atau “Pivot”. Persevere adalah melanjutkan proses pengembangan dengan strategi atau produk yang sama, sedangkan Pivot adalah melakukan perubahan atau mengganti sebagian atau seluruh strategi atau produk.

 

3. AKUNTASI INOVASI

Dalam sebuah startup, akuntasi tidak dapat hanya menghitung hal-hal terkait keuangan seperti pendapatan, rugi, laba dan penjualan, namun juga harus melibatkan bagaimana mengatur pencapaian, bagaimana untuk memprioritaskan pekerjaan. 

Akuntansi jenis ini disebut sebagai Akuntansi Inovasi yang bertujuan untuk memastikan sang Entrepreneur bertanggungjawab secara objektif bahwa mereka sedang bekerja untuk membangun bisnis yang berkelanjutan.

Proses Akuntansi Inovasi dilakukan dalam tiga tahap sebagai berikut:

  1. Menetapkan baseline. Bagi yang tidak tahu baseline adalah dasar dimulainya suatu implementasi dan digunakan untuk menilai kinerja dari suatu aktivitas. Dalam tahap ini anda dapat membuat MVP untuk menilai reaksi awal dan ketertarikan pelanggan terhadap suatu produk atau jasa. Jumlah reaksi  dan ketertarikan pelanggan pada MVP tersebut adalah titik permulaan untuk menilai apakah suatu aktivitas memberikan dampak negatif atau positif terhadap kinerja MVP. Kinerja tersebut dapat berupa jumlah pendaftaran pengguna baru, durasi rata-rata pemakaian pengguna, sampai dengan kepuasaan pelanggan.
  2. Penyetelan mesin. Dalam proses ini, perubahan terhadap MVP mulai dilakukan dan di uji untuk mengetahui apakah perubahan yang dilakukan memberikan dampak negatif atau positif terhadap kinerja MVP.
  3. Pivot/Persevere. Setelah melakukan beberapa perubahan dalam beberapa siklus, maka dapat dilihat apakah anda bergerak dari baseline ketarget ideal yang ditetapkan dalam rencana bisnis. Jika terdapat perbedaan yang signifikan maka mungkin sudah waktunya untuk evaluasi. 

3 prinsip tersebut adalah salah satu dari ilmu yang bisa diambil dari buku Lean Startup oleh Eric Reiss terkait dengan bagaimana membuat produk yang sesuai dengan pasar. 

Tidak semuanya bisa saya tulis disini namun, dalam buku Lean Startup yang dibahas bukan hanya mengenai metodologi pengembangan produk saja, tetapi juga bagaimana mengatur sebuah startup sehingga mencapai potensi dan visi dari Pendirinya.

Tidak banyak buku tentang strategi manajemen yang memberikan konsep-konsep yang kaya serta langkah nyata yang dapat dilakukan seperti Lean Startup, oleh karena itu tidak berlebihan jika buku Lean Startup ini dikategorikan sebagai buku wajib untuk Entrepreneur.

Sumber : Lean Startup


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun