Mohon tunggu...
Fazza
Fazza Mohon Tunggu... -

Kami adalah sebuah media online yang didedikasikan untuk seluruh entrepreneur Indonesia. IDNtrepreneur didirikan dengan tujuan membantu setiap entrepreneur Indonesia memulai dan mengembangkan bisnisnya. Entrepreneur adalah urat nadi bergeraknya perekonomian Indonesia, dan peranan entrepreneur menjadi semakin penting agar Indonesia tidak hanya menjadi karyawan di negerinya sendiri. Kami percaya bahwa informasi dan jaringan yang berkualitas adalah salah satu faktor penting untuk memulai dan mengembangkan bisnis. Dengan hal tersebut dipemikiran kami, maka IDNtrepreneur diciptakan untuk Entrepreneur.

Selanjutnya

Tutup

Money

Lean Startup: Bagaimana Membuat Produk yang Diinginkan Pelanggan

31 Agustus 2016   15:29 Diperbarui: 1 Oktober 2017   13:12 875
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Sebagai contoh bayangkan ada startup bernama “Transuransi” yang mempunyai hipotesis masalah dari rendahnya penetrasi asuransi di Indonesia disebabkan oleh image asuransi yang buruk, tidak transparan dan tidak menjelaskan manfaat secara benar. Kemudian untuk mengetahui apakah asumsi tersebut tepat, pendiri Transuransi bernama Romi menanyakan kepada orang-orang yang berdasarkan hipotesisnya adalah calon pelanggan dari “Transuransi” yaitu orang-orang yang kurang teredukasi mengenai asuransi. 

Dari proses eksperimen yang dilakukan “Transuransi” kemudian akan diketahui apakah memang benar masalah dari rendahnya penetrasi asuransi adalah masalah-masalah image, tidak transparan atau tidak jelasnya manfaat yang diberikan, dan bukan terkait masalah harga premi.

Benar atau tidaknya hipotesis tersebut tentu berdampak kepada produk yang akan dibuat oleh Transuransi, jika memang benar masalahnya ada pada image asuransi yang buruk, tidak transparan dan tidak menjelaskan manfaat secara benar maka fitur yang harus ditonjolkan oleh Transuransi jelas adalah transparansi dan edukasi terkait dengan asuransi. Sebaliknya jika rupanya masalahnya adalah harga premi yang tinggi maka Transuransi harus membuat produk asuransi menjadi lebih terjangkau bagi masyarakat yang belum berasuransi.

 Setelah memahami apa itu validated learning maka saatnya untuk mengetahui apa guna dari validated learning tersebut dalam prinsip kedua Lean Startup.


2. BUILD-MEASURE-LEARN

Build-Measure-Learn adalah siklus umpan balik yang menjadi inti dari metodologi Lean Startup. Tujuan dari Build-Measure-Learn adalah untuk memberikan fakta empirik yang dibutuhkan dalam Validated Learning, proses dari Build-Measure-Learn digambarkan sebagai tiga tahap yang berulang sebagai berikut:

  1. Build: Buat produk berdasarkan hipotesis-hipotesis inti yang telah diuji dengan Validated Learning. Untuk pertama kali produk yang dibuat berupa Minimum Viable Product (“MVP”). MVP adalah produk dalam bentuk minimal yang hanya memiliki fitur-fitur inti untuk menguji lebih lanjut hipotesis-hipotesis yang belum tervalidasi.
  2. Measure: Kumpulkan data reaksi,saran, masukan dan umpan balik dari pengguna MVP dan ukur hasil yang diperoleh dengan tujuan memperoleh pengetahuan terkait hiposis yang diuji.
  3. Learn: Buat kesimpulan dari hasil proses Measure apakah hipotesis yang diuji benar atau salah.

Hasil dari tahap Learn kemudian digunakan sebagai dasar untuk melakukan perbaikan atau perubahan terhadap produk atau strategi. Kesimpulan yang diambil dari proses ini juga menentukan keputusan apakah kemudian Pendiri Startup harus “Persevere” atau “Pivot”. Persevere adalah melanjutkan proses pengembangan dengan strategi atau produk yang sama, sedangkan Pivot adalah melakukan perubahan atau mengganti sebagian atau seluruh strategi atau produk.

 

3. AKUNTASI INOVASI

Dalam sebuah startup, akuntasi tidak dapat hanya menghitung hal-hal terkait keuangan seperti pendapatan, rugi, laba dan penjualan, namun juga harus melibatkan bagaimana mengatur pencapaian, bagaimana untuk memprioritaskan pekerjaan. 

Akuntansi jenis ini disebut sebagai Akuntansi Inovasi yang bertujuan untuk memastikan sang Entrepreneur bertanggungjawab secara objektif bahwa mereka sedang bekerja untuk membangun bisnis yang berkelanjutan.

Proses Akuntansi Inovasi dilakukan dalam tiga tahap sebagai berikut:

  1. Menetapkan baseline. Bagi yang tidak tahu baseline adalah dasar dimulainya suatu implementasi dan digunakan untuk menilai kinerja dari suatu aktivitas. Dalam tahap ini anda dapat membuat MVP untuk menilai reaksi awal dan ketertarikan pelanggan terhadap suatu produk atau jasa. Jumlah reaksi  dan ketertarikan pelanggan pada MVP tersebut adalah titik permulaan untuk menilai apakah suatu aktivitas memberikan dampak negatif atau positif terhadap kinerja MVP. Kinerja tersebut dapat berupa jumlah pendaftaran pengguna baru, durasi rata-rata pemakaian pengguna, sampai dengan kepuasaan pelanggan.
  2. Penyetelan mesin. Dalam proses ini, perubahan terhadap MVP mulai dilakukan dan di uji untuk mengetahui apakah perubahan yang dilakukan memberikan dampak negatif atau positif terhadap kinerja MVP.
  3. Pivot/Persevere. Setelah melakukan beberapa perubahan dalam beberapa siklus, maka dapat dilihat apakah anda bergerak dari baseline ketarget ideal yang ditetapkan dalam rencana bisnis. Jika terdapat perbedaan yang signifikan maka mungkin sudah waktunya untuk evaluasi. 

3 prinsip tersebut adalah salah satu dari ilmu yang bisa diambil dari buku Lean Startup oleh Eric Reiss terkait dengan bagaimana membuat produk yang sesuai dengan pasar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun