Sandiaga Uno, Yusril Ihza Mahendra, Adiyaksa Dault, bahkan Ahmad Dhani yang digadang-gadang akan maju melawan Gubernur incumbent belum banyak 'dikenal' masyarakat. Hal ini membuat masyarakat Jakarta ragu apakah mereka mampu memimpin Jakarta lebih baik.
Untuk penolak Ahok semestinya mengenali calon lain seperti nama-nama di atas dan mendukung penuh jika dianggap sudah pantas. Buat nama-nama di atas populer seperti Ahok atau Jessica di kasus kopi sianida.
Sadar atau tidak, saat mereka menolak Ahok dengan berbagai cara maka saat itu pulalah kepopulerannya bertambah. Masyarakat akan makin penasaran dan mencari informasi apakah benar berita negatif itu atau salahkah berita positif itu.
Jangan sampai cara menolak yang berlebihan menggambarkan rasa cinta yang salah jalan. Ingat sekali satu pepatah, 'barang siapa yang mencintai sesuatu, maka ia akan sering menyebut-nyebutnya'.
Tulisan ini hanya reaksi pemberitaan di social media dan penulis pernah mengungkapkan melalui posting 'status'. Tak ada niat mendukung Ahok apalagi menjatuhkannya. Tak ada niat menghina salah satu unsur SARA, karena yang penulis pahami adalah 'Manusia yang paling mulia di mata Tuhan, Allah swt, adalah manusia yang paling tinggi ketakwaannya.'
Dan satu lagi, tulisan ini sangatlah netral karena penulis tak akan memilih Ahok atau yang lain atau abstain karena penulis bukan warga Jakarta.
Sekedar curahan hati saja, semoga dapat diterima.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H