Mohon tunggu...
Waldy
Waldy Mohon Tunggu... -

Slow but Sure

Selanjutnya

Tutup

Politik

(Ngaur) Mendadak Afi

23 Mei 2017   03:30 Diperbarui: 23 Mei 2017   03:49 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dulu, saat aku masih SMP, di salah satu stasiun tv swasta sempat ada sebuah ajang pencarian bakat menyanyi bernama Akademi Fantasi Indonesia, disingkat AFI. Saat itu, semua orang mendadak AFI, sampai-sampai ada yang ikut nangis saat kontestan yang tereliminasi disetiap minggunya harus turun panggung dengan menenteng sebuah koper di tangannya. Tapi, bukan itu yang ingin aku bahas, melainkan sebuah tulisan berjudul "warisan" yg ditulis seorang anak SMA, Afi yang sempat viral di media sosial.

Rasanya, tak perlu lagi mencari rekam jejak Afi di sekolah. Aku yakin kita setuju, dengan membaca tulisannya saja, Afi memang adalah bocah yang cerdas.  Namun, dengan mengamati tulisan itu dalam konteks kekinian, tulisan itu sepertinya adalah tulisan ter-ngaur yg menjadi viral di media sosial saat ini.

Tidak ada yang aneh saat Afi menyebut "Seandainya saja saya lahir di Swedia atau Israel dari keluarga Kristen atau Yahudi, apakah ada jaminan bahwa hari ini saya memeluk Islam sebagai agama saya? Tidak". Aku pun demikian, jika seandainya aku lahir di Swedia dari keluarga Kristen, "kecil kemungkinan hari ini aku menjadi Muslim" (tidak sedang mememilintir). Namun kalimat ngaur yang menyasar umat islam muncul setelahnya, saat Afi menyebut "belum pernah bersitegang dengan yg berbeda". Dalam konteks kekinian, dimana marak terdengar sebuah kelompok mencap kelompok lain dengan label intoleran dan diskriminatif, Afi seperti sedang membenarkan tuduhan yg tidak beralasan tersebut.

Selanjutnya, "Bayangkan jika kita tak henti menarik satu sama lainnya agar berpindah agama, bayangkan jika masing-masing umat agama tak henti saling beradu superioritas seperti itu, padahal tak akan ada titik temu". Disini jelas Afi mengatakan, ummat islam Indonesia tak henti memaksa umat agama lain untuk masuk Islam. Pertanyaannya, dimana kejadiannya dan kenapa Polisi diam saja?

Dalam sebuah paragraf, Afi juga menyebut mengasihani mereka yg bukan muslim sebab mereka kafir dan matinya masuk neraka. Namun di paragraf lain, Afi malah menyebut, "jangan sesekali mencoba jadi Tuhan. Usah melabeli orang masuk surga atau neraka sebab kita pun masih menghamba". Padahal memang benar, dalam Alqur'an disebutkan bahwa umat selain Islam adalah kafir, dan akan masuk neraka. Begitu juga pastinya dengan Kitab Agama lain seperti Alkitab (Injil). Disebutkan, umat selain yg mengimani Jesus disebut domba tersesat, dan akan masuk neraka (cmiiw). 

Sebuah pepatah mengatakan. Untuk menutupi sebuah kebohongan, maka terciptalah kebohongan-kebohongan selanjutnya, hal semacam itulah yg muncul di paragraf-paragraf selanjutnya. Jika diawal saja sudah ngaur, selanjutnya tentu saja akan lebih ngaur, dan Afi pun seperti sedang menelanjangi kecerdasan otaknya. Tidak ada umat yg ingin memaksa, baik umat Islam, Kristen, Budha dan Hindu semua tunduk ke Pancasila dan UUD 1945, tidak ada satu pun yg memaksa kitab sucinya dijadikan sbg dasar negara. 

Kesimpulannya, dek Afi sepertinya hanya ingin mencari popularitas lewat tulisannya. Memang, sangat mudah untuk menjadi terkenal di negeri ini, terlebih di situasi seperti saat itu, apalagi oleh bocah seperti dek Afi yg memang memiliki modal untuk itu, meski pun dek Afi tahu kalau yg ditulisnya tidak sesuai fakta yg sebenarnya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun