Mohon tunggu...
Waldy
Waldy Mohon Tunggu... -

Slow but Sure

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ajukan Risma di DKI, PDI-P kuasai Jakarta dan Jatim

2 Agustus 2016   15:07 Diperbarui: 2 Agustus 2016   16:46 1328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa sih tujuan dibentuknya Partai Politik (Parpol)? Tujuan didirikannya Parpol menurut UU No 2 tahun 2008 adalah untuk mencari dan mempertahankan kekuasaan demi mewujudkan program-program yang telah disusun sesuai dengan ideologi tertentu. Singkatnya, untuk mendapat kekuasaan secara legal sesuai dengan aturan yang berlaku.

Ada juga yang mengatakan kalau (partai) politik itu dinamis buat membenarkan inkonsistensi sikap. Tapi nggak sedikit juga yang mengatakan, inkonsistensi yang kerap ditunjukkan Parpol lebih ke politik oportunis.

Sah-sah saja. Sebab, seperti tujuan dibentuknya partai sesuai dengan UU No 2 rahun 2008 diatas, Parpol dibentuk memang buat mencari kekuasaan. Kesempatan sekecil apapun harus dimamfaatkan semaksimal mungkin, lebih lagi peluangnya cenderung besar.

Inkonsistensi (oportunis/dinamis) Parpol seperti ini sempat jadi berita besar saat Pilpres 2014 lalu. Disebutkan, di Pilpres 2009 yang mana terbentuknya koalisi PDI-P dan Gerindra yang mengusung Megawati-Prabowo (MegaPro) diikat dalam sebuah perjanjian yang dinamakan "perjanjian batu tulis". Di perjanjian itu disebutkan, Megawati dan PDI-P akan mendukung Pencapresan Prabowo di Pilpres selanjutnya (2014). Tapi sayangnya, PDI-P dan Mega ingkar karena merasa punya peluang besar lewat kadernya, Joko Widodo yang saat ini mejadi Presiden Indonesia.

Saat ini, PDI-P berpeluang mengulang yang sama di Pilkada DKI, dengan mengusung Tri Rismaharini. Sosok Risma sudah familiar ditelinga juga warga Jakarta, sehingga peluang menangi Pilkada DKI cukup terbuka. Terlepas benar tidaknya, beberapa lembaga survey juga menempatkan Risma sebagai tokoh yang mampu menjegal Ahok di Pilkada.

Dengan menetapkan Risma maju di pilkada DKI dan kemudian menang, PDI-P juga berpeluang kuasai Jawa Timur. Seperti diketahui, Risma yang adalah Walikota Surabaya akan mewariskan jabatannya ke Wisnu Sakti Buana yang notabene juga kader PDI-P.

Begitu pun di Provinsi Jawa Timur. Pakde Karwo (Gubernur Jawa Timur), akan menyudahi petualangannya di tahun 2018 mendatang, dan tidak lagi mencalonkan diri di Pilkada selanjutnya, meski terkenal kuat di wilayahnya. Nah, disinilah peluang PDI-P buat majukan Bambang DH (eks Walkot Surabaya/DPD PDI-P Jatim).

Bambang DH terbilang cukup populer di Jatim. Tercatat, Bambang DH adalah sosok besar dikalangan sepakbola yang memang menjamur di Jatim, karena peran beliau (Bambang) membawa Persebaya Surabaya juara di 2004 lalu.

Dengan demikian, Risma yang maju DKI dan punya peluang besar, akan menjadikan PDI-P penguasa Ibu Kota. Begitu pun dengan Wisnu Sakti Buana yang menjadi walikota Surabaya sebagai salah satu kota besar di Indonesia. Belum lagi dengan peluang Bambang DH menang di Pilkada Jatim 2018.

Kembali ke prinsip/tujuan partai sebelumnya yakni buat mencari keluasaan, maka partai (PDI-P) akan berusaha memenangi Pilkada sebanyak-banyaknya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun