[caption caption="Logo Australia Open 2016 (sumber: badmintonaustralia)"][/caption]Masih segar dalam ingatan saat wakil-wakil Indonesia dipaksa harus (kembali) puasa gelar di rumah sendiri (Indonesia Open). Ironisnya lagi, dari 5 nomor yang dipertandingkan, tak satu pun wakil Indonesia yang mampu menembus partai puncak Minggu 5 Juni yang lalu.
Namun, seminggu berselang pasca "tragedi" mentoknya wakil-wakil Indonesia di perempat final Indonesia Open Minggu lalu, kabar yang cukup menggembirakan datang dari Australia Open 2016. Dari 7 wakil Indonesia yang berhasil menembus perempat final Jum'at 10 Juni, 6 di antaranya mampu menembus babak 4 besar di masing-masing nomor. Hebatnya lagi, 5 di antaranya merupakan pemain/pasangan pelapis (muda) Indonesia yang sebelumnya diharapkan hanya membuka jalan bagi senior-seniornya.
[caption caption="Anthoni Ginting (sumber: sindonews)"]
Kabar gembira bagi Bulutangkis Indonesia di Australia Open dibuka tunggal putra muda Indonesia, Anthoni Ginting. Sedikit di luar dugaan, atlet muda Cipayung ini berhasil mengangkangi unggulan pertama sekaligus tunggal putra nomor 1 dunia asal Tiongkok, Chen Long 2 set langsung 21-14 21-17.
Torehan manis Anthoni Ginting ini langsung ditanggapi kompatriotnya sesama penghuni Pelatnas, Jonatan Christie yang sebelumnya tampil gemilang di Thomas Cup 2016 dan Indonesia Open dengan mengalahkan Lin Dan. Melalui akun instagramnya, Jojo sapaan akrab Jonatan Christie mengungkapkan, "Mungkin saat ini kita saling bergantian mengisi posisi satu sama lain. Tapi gw percaya ke depan kita akan selalu bersama menjadi yang terbaik untuk Indonesia dengan mengunggah sebuah foto bersama Anthoni Ginting dan Ihsan Maulana Mustofa. Sangat masuk akal memang Hehe.
Menanggapi kekalahannya di perempat final Australia Open dari pemain muda Indonesia yang berperingkat jauh di bawahnya, seperti dikutip Republika, Chen Long mengakui bahwa beliau kalah cepat dari Anthoni Ginting. Di semifinal besok, tunggal putra berperingkat andalan Indonesia tersebut akan bertemu Hyoek Jin asal Korea. Keduanya baru sekali bertemu, untungnya di pertemuan itu, Ginting berhasil menang dari Jin.
Tiket semifinal selanjutnya bagi Indonesia disumbangkan pasangan ganda campuran nomor 2 Indonesia, Praven Jordan/Debby Susanto. Sayangnya, tiket semifinal ini diraih Praveen/Debby dengan menumbangkan pasangan sesama Indonesia Ricky Widianto/Richi Puspita Dili dua set langsung 21-19 21-16.
Di semifinal, juara All England 2016 ini akan berhadapan dengan ZHENG Siwei/CHEN Qingchen asal Tiongkok. Praveen/Debby memang belum pernah bertemu ZHENG Siwei/CHEN Qingchen. Namun diatas kertas, Praveen/Debby harusnya mampu melewati ganda Tiongkok ini.
[caption caption="Gideon Markus/Kevin Sanjaya (sumber: sindonews)"]
Tiket selanjutnya disumbangkan pasangan pelapis Ahsan/Hendra di ganda putra, Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi dengan menang mudah dari ganda Taipei Chen Hung Ling/Chi-Lin Wang 21-17 21-9.
Di semifinal besok, pasangan berperingkat 12 dunia ini akan berhadapan dengan sesama penghuni Pelatnas Berry Anggriawan/Ryan Agung Saputra. Di atas kertas, Angga/Ricky memang sedikit unggul dari Berry/Ryan. Namun, Angga/Ricky sempat dipecundangi Berry/Ryan saat berhadapan di final Kejurnas PBSI akhir tahun lalu. Berry/Ryan sendiri, berhasil ke babak 4 besar setelah di perempat final berhasil memulangkan ganda Malayaia Koo Kien Kiet/Tan Boon Heong 21-18 21-18.
Di nomor ini (ganda putra), Indonesia sebenarnya mampu menempatkan 3 wakilnya di babak 4 besar, yakni pasangan Angga/Ricky, Berry/Ryan dan yang terakhir dan mengejutkan adalah lolosnya pasangan muda dan penuh kejutan Markus Fernaldi/Kevin Sanjaya dengan memulangkan ganda terbaik Tiongkok Zhang Nan/Fu Hai Feng 21-13 21-18.
Di perebutan tiket partai puncak besok, pasangan lapis ketiga Indonesia yang diunggulkan di tempat ketujuh, Gideon/Kevin akan bertemu pasangan non-unggulan asal Tiongkok LIU Cheng/ZHENG Siwei. Diharapkan, pasangan Indonesia tersebut, mampu merebut 1 tiket partai puncak dan kembali menciptakan All Indonesian Final kedua diajang superseries tahun ini sebagaimana di India Open lalu.
Tiket semifinal terakhir bagi Indonesia dipersembahkan ganda putri terbaik Indonesia yang Minggu lalu dikalahkan ganda Malaysia di babak kedua Indonesia Open Gresia Polii/Nitya Maheswari.
Pasangan nomor 2 dunia tersebut, berhasil ke semifinal setelah di perempat final mengalahkan wakil Denmark, Maiken Fruergaard/Sara Thygesen dengan skor identik 21-12 21-12. Di semifinal, andalan Indonesia ini akan kembali bertemu musuh bebuyutan asal Tiongkok Tang Yuanting/Yu Yang yang sebelumnya mengalahkan sesama wakil Tiongkok Huang Yaqiong/Tang Jinhua.
Nitya/Polii sudah 6 kali bertemu Tang/Yu. Namun dari keenam pertemuan tersebut, sayangnya Nitya/Polii baru sekali saja berhasil mengalahkan Tang/Yu. Diharapkan, di pertemuan kali ini, mampu mengalahkan Tang/Yu. Namun diharapkan juga, Nitya/Polii jangan terlalu memaksakan diri, mengingat Olimpiade Rio sudah di depan mata, dan Nitya baru saja sembuh dari cidera.
Mungkin Lebih Baik Begini
Rentetan kegagalan andalan-andalan Indonesia akhir-akhir ini memang menimbulkan kekawatiran akan peluang andalan-andalan Indonesia tersebut di Olimpiade Agustus nanti. Namun, mengamati tren pemain/pasangan muda Indonesia yang saat ini mampu menutupi tempat yang ditinggal seniornya di berbagai turnamen, mungkin ada baiknya, agar pemain/pasangan muda Indonesia mawas diri.
Namun apapun itu, sangat diharapkan pahlawan-pahlawan bulu tangkis Indonesia (terlebih penghuni Pelatnas), mampu fight di setiap turnamen yang diikuti. Sebab, turnamen bulu tangkis yang menggunakan sistem knock out (ko) menuntut setiap pemain/pasangan fight di setiap turnamen yang diikutinya. Bahkan, pemain terbaik sekalipun bisa gugur di babak-babak awal jika tidak siap.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H