Pseudohistory adalah suatu bentuk sejarah semu yang berupaya untuk memutarbalikkan atau salah menggambarkan catatan sejarah, seringkali dengan menggunakan metode yang mirip dengan yang digunakan dalam penelitian sejarah ilmiah. Contohnya, Raja Arthur, nama dari Raja Arthur diambil dari sejarah tetapi kisah dari Raja Arthur merupakan buatan dari penulis. Nama Arthur memang tercatat dalam sejarah, tetapi dari nama tersebut tidak disebutkan dengan gelar Raja.
Di tahun 2024 ini, ada satu sejarah semu yang sekarang masih panas-panasnya yaitu Yasuke, Samurai berkulit hitam asal Afrika. Yasuke dipercayai merupakan seorang Samurai di bawah Oda Nobunaga, dan dipercayai hidup abad ke-16. Nama Yasuke muncul secara populer di buku karangan Thomas Lockley, African Samurai: The True Story of Yasuke, a Legendary Black Warrior in Feudal Japan.
Dalam Pseudohistory, seorang penulis pasti akan melebih-lebihkan karakter yang mereka buat, seperti Arthur, Geoffrey of Monmouth melebih-lebihkan Raja Arthur dengan pedang dan keahlian yang tidak tertandingi. Sama halnya dengan Yasuke, Thomas Lockley dalam interviewnya, melebih-lebihkan Yasuke.
"His strategy was to impose peace by force of arms. He would quite happily wipe out 10,000 people if he thought it would forward the aims of peace."
Kisah Yasuke ini telah diadaptasi menjadi animasi berjudul Yasuke oleh Netflix. Akan tetapi, kontroversi ini muncul ketika salah satu publisher game terbesar membuat game dengan fokus karakter Yasuke, yaitu Ubisoft di Assassin's Creed Shadows. Pembuat game ini mengatakan bahwa game ini berlandaskan akan sejarah zaman pertengahan Jepang, sehingga pemain bisa merasakan zaman tersebut dan belajar mengenai zaman tersebut.
Assassin's Creed Shadows berfokuskan 2 karakter yaitu samurai Yasuke dan ninja Naoe. Naoe merupakan ninja perempuan dan karakter ini merupakan karakter fiksi sehingga tidak ada rekap jejak mengenai ninja perempuan bernama Naoe. Akan tetapi, Yasuke berbeda, nama dari Yasuke sendiri betul-betul ada di zaman tersebut, tetapi sumber dari nama tersebut sebagai samurai hanya ada di satu buku yaitu karangan Thomas Lockley. Tidak ada satupun sejarahawan Jepang yang memberikan fact check atau checkmark mengenai keberadaan Yasuke sebagai samurai.
Salah satu kisah heroik Yasuke ialah peristiwa Honnoji. Peristiwa Honnoji merupakan peristiwa kematian dari Oda Nobunaga, di mana Oda Nobunaga bersinggah di kuil Honnoji kemudian diserang dan dibakar kuil tersebut. Thomas Lockley menyebutkan bahwa Yasuke mengambil peran penting di peristiwa ini. Di peristiwa tersebut, Oda Nobunaga hanya bersama dengan 30 orang sedangkan Akechi Mitsuhide bersama dengan 13 ribu tentaranya. Pasukan Mitsuhide pun mengepung kuil Honnoji dengan perbandingan 13 ribu banding 30. Di saat-saat terakhir, Yasuke bersama dengan Mori Ranmaru mundur ke tempat Oda Nobunaga berada. Di tempat tersebut, Oda Nobunaga melakukan seppuku sebelum Ranmaru memenggal kepalanya, kemudian bergantian dengan Ranmaru melakukan seppuku dan meminta Yasuke untuk memenggal kepalanya. Yasuke pun keluar dari kuil Honnoji dengan kepala Oda Nobunaga dan kepala Mori Ranmaru mencegah kepala mereka jatuh di tangan musuh.
Kisah ini cukup menyakinkan karena banyak orang yang telah percaya dengan kisah ini. Akan tetapi, Thomas Lockley memiliki dua sisi, di buku ia menuliskan bahwa teori ini tidak memiliki sumber dan dasar, di sisi lain, ia membuat sebuah narasi seakan-akan kisah peristiwa ini betul-betul terjadi ketikda diinterview. Hal ini membuat dua narasi yang berbeda dari Thomas Lockley. Sumber dari kisah ini merupakan surat Luis Frois. Di dalam tulisan Frois, Frois hanya menyebutkan Yasuke berpartisipasi di dalam pertempuran, ia tidak menyebutkan Yasuke di peristiwa Honnoji, bila Yasuke betul-betul membawa kepala Oda Nobunaga kembali ke Nanban-Ji, Frois pasti akan menyebutkan peristiwa tersebut di dalam tulisannya. Thomas Lockley sangat-sangat mengetahui hal ini karena ia sendiri menulis bahwa di dalam tulisa Luis Frois tidak disebutkan Yasuke di peristiwa Honnoji, tetapi ia membuat narasi yang berbeda ketika diinterview.
Dalam diskusi dengan Jingyi Li, Lockley memberikan pendapat bahwa bukunya memiliki buku yang mudah dibaca, kurang akademis, lebih banyak narasi, yang masih didasarkan pada sejarah yang sebenarnya. Jingyi Li seorang kandidat Ph.D mempelajari sastra dan sejarah awal modern Jepang, mempertanyakan buku tersebut sebagai fiksi sejarah bukan biografi, karena Amazon dan Goodread mengklasifikasikan buku tersebut sebagai biografi bukan fiksi sejarah. Lockley menjawab pertanyaan ini dengan menganggap bahwa bukunya masih memiliki unsur fiksi tetapi sangatlah kecil, tetapi banyak peristiwa yang ditambah karena peristiwa ini mungkin terjadi, seperti peristiwa Yasuke melihat Hawking, karena Oda Nobunaga memiliki obsesi mengenai Hawking dan berburu, dengan demikian sangat besar kemungkinan 99% Yasuke melihat Hawking ini.
Buku Lockley memiliki satu fact checker atau pemeriksa fakta, yaitu Sakujin Kirino. Sakujin Kirino merupakan ahli sejarah mengenai peristiwa Honnoji 1582. Di dalam bukunya, Sakujin Kirino hanya dituliskan memberikan komentar yang konstruktif, tetapi narasi ini berubah ketika ditulis di media bahwa Sakujin Kirino memberi lampu hijau yang menandakan bahwa Yasuke betul-betul ada di peristiwa Honnoji ini. Akan tetapi, Sakujin Kirino angkat berbicara di media sosial X,
We will answer your question.
When the Japanese version of "Nobunaga and Yasuke" (Ohta Published), based on the original work by Thomas Lockley, was published in 2017, the translator, Yoshika Fuji, asked me to read it and give my opinion, so I gave a few opinions, it was just that, it wasn't something as grand as a fact check.
-X, @Kirinosakujin, 29 Mei 2024.
Memang di dalam buku tersebut betul-betul dituliskan bahwa Sakujin Kirino memberikan komentar yang konstruktif, tetapi media-media merubah dan membuat narasi seolah-olah ia memberikan pemeriksaan secara fakta.
Kontroversi ini pun membuat parlemen Jepang tertarik. Politis Jepang Satoshi Hamada baru-baru ini mengisyaratkan bahwa ia mungkin akan mengungkit Ubisoft dan game mereka yang akan datang, Assassin's Creed Shadows, di hadapan parlemen, badan legislatif negara tersebut, karena dianggap telah mengubah sejarah, arsitektur, dan lebih banyak lagi, serta berpotensi menggunakan AI untuk menghasilkan gambar-gambar yang sesuai dengan periode waktu yang seharusnya ada di dalam game tersebut.
Serta Universitas Nihon meluncurkan investigasi mengenai sejarah Yasuke serta Thomas Lockley, yang di mana ia telah menghapus seluruh media sosialnya. Universitas Nihon pun memecat Lockley sebagai professor dan mulai menyelidiki kebenaran bukunya. Lockley tidak menanggapi bahkan mengometari apa yang sedang terjadi, dan menutup seluruh profil media sosialnya. The Nippon Jurnal menangkap basah Thomas Lokcley bahwa Lockley telah mengedit Wikipedia Yasuke sejak tahun 2015. Lockley melakukan hal ini secara diam-diam untuk promosi bukunya yang dipublikasikan di tahun 2019. Hal ini bisa dicek di web.archive.org atau Wayback Machine. Di tahun 2014, Wikipedia mengenai Yasuke memiliki sedikit informasi, dan Yasuke sendiri disebutkan seorang Retainer. Sekarang, Wikipedia Yasuke memiliki banyak informasi, dan Yasuke disebutkan seorang Samurai. Bahkan peristiwa Honnoji pun berubah dikarenakan influensi dari Thomas Lockley.
Di tahun 2014, Wikipedia menyebutkan bahwa Yasuke betul-betul ada di Honnoji, tetapi Yasuke tidak mundur ke tempat Oda Nobunaga dengan Mori Ranmaru melainkan Yasuke mundur ke tempat Oda Nobutada dan kabur ke kastil Nijo bersamanya. Yasuke dan Oda Nobutada diserang oleh pasukan Mitsuhide, Yasuke melawan bersama pasukan Nobutada cukup lama, yang akhirnya Yasuke menyerahkan pedangnya ke pasukan Mitsuhide tanda penyerahan diri. Mitsuhide pun mengampuni Yasuke dan melepaskanya dengan alas an Yasuke merupakan orang berkulit hitam yang memiliki kekuatan yang ganas dan tidak tahu apa-apa, dan ia bukan orang Jepang, jadi Yasuke tidak boleh dibunuh tetapi dibawa ke gereja (di Kyoto). Pasukan Mitsuhide pun membawanya ke gereja, dan sangat melegakan hati para Yesuit yang mengkhawatirkan dirinya.
Kebenaran Yasuke sangatlah abu-abu, Yasuke betul-betul ada di zaman tersebut tetapi apakah ia seorang samurai legendaris yang bisa mengalahkan 10 ribu orang merupakan hal yang perlu dipertanyakan dan diselidiki. Kontroversi ini muncul dikarenakan game Assassin's Creed Shadows, tetapi adaptasi mengenai cerita Yasuke sudah ada sebelum game ini yaitu animasi dengan judul Yasuke dari Netflix, mengapa kontroversi ini tidak muncul di tahun 2021 ketika animasi tersebut tayang? Animasi Yasuke memang berlandaskan karakter Yasuke, tetapi masa dan ceritanya berbeda. Animasi ini menambahkan nuansa Sci-Fi dengan kemajuan teknologi serta ilmu magis, genre animasi ini masuk ke ranah Historical Fantasy dan Science Fantasy. Hal-hal ini membuat animasi ini fiksi bukan dokumentar. Di sisi lain, Assassin's Creed Shadows ingin berfokuskan dokumentar, bahkan pembuat gamenya mengatakan bahwa pemain bisa belajar di game ini mengenai zaman pertengahan Jepang.
Assassin's Creed Shadows melakukan perubahan sejarah yang signifikan serta kesalahan sejarah, banyak banner-banner yang salah dengan sejarah aslinya, serta pembimbing sejarah game ini pun memiliki kontroversi mengenai buku yang dibuatnya serta kurang kompeten di bidangnya. Apalagi, sekarang industri-industri barat lebih condong woke, sehingga sejarah mengenai Yasuke sangatlah cocok untuk narasi mereka dan kepentingan mereka. Orang berkulit hitam yang menjadi samurai legendaris, narasi ini sangatlh cocok di kaum woke dan tidak lupa Yasuke adalah seorang gay.
Yasuke merupakan Raja Arthur di era modern sekarang, Yasuke betul-betul ada dan hadir di zaman pertengahan, tetapi kisahnya dirubah oleh penulis untuk keuntungan sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H