Mohon tunggu...
Mas Idi
Mas Idi Mohon Tunggu... Lainnya - Pengelantur

Pencinta Mitologi, Mistisme, hingga demonology, menulis hanya sekedar hiburan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Kesalahpahaman antara Ratu Isabella of Castile dengan Christopher Colombus mengenai Bumi

22 Juni 2024   19:12 Diperbarui: 22 Juni 2024   19:45 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Christopher Columbus at the royal court of Spain (1884) oleh Vclav Brok,  sumber Wikimedia Commons

Cerita mengenai penjelajahan Christopher Columbus dan Ratu Isabella of Castile sering kali disalahpahami di dunia modern. Kisah yang beredar menyatakan bahwa Ratu Isabella percaya bahwa bumi itu datar sementara Columbus percaya bumi itu bulat. Hal ini menimbulkan kesan bahwa Ratu Isabella kurang berpengetahuan. Namun, kisah ini sangatlah salah. Sejak dahulu, manusia sudah mengetahui bahwa bumi berbentuk bulat.

Sejarah Pemahaman Bentuk Bumi

Tokoh-tokoh awal yang mengemukakan ide mengenai bumi berbentuk bulat mencakup filsuf Yunani Pythagoras, yang hidup sekitar abad ke-6 SM. Pythagoras percaya bahwa bumi berbentuk bulat karena bola dianggap sebagai bentuk geometris yang sempurna. Meski tidak ada tulisan langsung dari Pythagoras, ide ini diteruskan oleh para pengikutnya.

Plato, dalam dialognya "Timaeus," juga menggambarkan bumi sebagai sebuah bola. Ia berteori bahwa alam semesta, termasuk bumi, dibentuk berdasarkan prinsip-prinsip geometris yang sempurna dan harmonis.

Aristoteles memberikan bukti pengamatan yang mendukung bentuk bumi yang bulat:

  1. Gerhana Bulan: Ia mencatat bahwa selama gerhana bulan, bayangan bumi di bulan selalu berbentuk bulat, yang hanya mungkin terjadi jika bumi berbentuk bulat.
  2. Rasi Bintang: Aristoteles mengamati bahwa perjalanan ke arah selatan akan memperlihatkan bintang-bintang yang tidak terlihat di utara, mengindikasikan permukaan bumi yang melengkung.
  3. Kapal di Cakrawala: Dia mencatat bahwa kapal menghilang dari pandangan terlebih dahulu bagian lambungnya, baru kemudian tiangnya saat berlayar menjauh, yang mengisyaratkan permukaan bumi yang melengkung.

Pengukuran Keliling Bumi oleh Eratosthenes

Eratosthenes, seorang ahli matematika dan astronomi Yunani, melakukan pengukuran ilmiah pertama mengenai keliling bumi pada abad ke-3 SM. Ia menggunakan metode yang sangat cerdas dan sederhana, yang dapat dijelaskan dalam langkah-langkah berikut:

  1. Pengamatan di Syene dan Alexandria:
    • Eratosthenes mengetahui bahwa pada siang hari titik balik matahari musim panas, di kota Syene (sekarang Aswan, Mesir), matahari berada tepat di atas kepala. Hal ini terbukti dengan tidak adanya bayangan yang dihasilkan oleh tiang di sana.
    • Di Alexandria, pada waktu yang sama, matahari tidak berada tepat di atas kepala, dan sebuah tongkat vertikal akan menghasilkan bayangan.
  2. Mengukur Sudut Bayangan:
    • Di Alexandria, Eratosthenes mengukur sudut bayangan yang dihasilkan oleh sebuah tongkat vertikal. Ia menemukan bahwa sudut ini sekitar 7,2 derajat, atau sekitar 1/50 dari lingkaran penuh (360 derajat).
  3. Menghitung Jarak antara Syene dan Alexandria:
    • Jarak antara Syene dan Alexandria diukur sekitar 5.000 stadia. Eratosthenes menggunakan laporan dari penyurvei kerajaan untuk mendapatkan jarak ini. Satu stadia diperkirakan sekitar 157,5 meter.
  4. Menggunakan Proporsi Geometris:
    • Karena sudut 7,2 derajat adalah 1/50 dari lingkaran penuh, Eratosthenes menyimpulkan bahwa jarak antara Syene dan Alexandria adalah 1/50 dari keliling bumi.
    • Dengan mengalikan jarak ini (5.000 stadia) dengan 50, Eratosthenes memperkirakan keliling bumi sekitar 250.000 stadia, yang setara dengan sekitar 39.375 kilometer.

Kesalahpahaman tentang Ratu Isabella dan Columbus

Cerita yang mengatakan bahwa Ratu Isabella of Castile percaya bumi itu datar adalah salah. Ratu Isabella dan penasihatnya memahami bahwa bumi itu bulat. Perdebatan antara Kerajaan Spanyol dan Columbus bukan tentang bentuk bumi, tetapi tentang ukuran bumi.

Ratu Isabella dan para penasihatnya memiliki data dari astronom terdahulu yang menunjukkan bahwa bumi sangat besar, sehingga tidak mungkin Columbus akan menemukan Asia dengan berlayar ke barat. Sebaliknya, Columbus memperkirakan ukuran bumi jauh lebih kecil, sehingga ia yakin bisa mencapai Asia dengan cepat dengan berlayar ke arah barat.

Kesalahan Perkiraan Columbus

"Bila kita berada di kelas IPA seperti fisika, pasti guru kita selalu mengatakan, 'Jangan lupa meneliti satuan ukurannya.' Hal ini ternyata sangatlah krusial dalam mempresentasikan data sebagai argumen."

Columbus menggunakan data dari astronom Persia, Al-Farghani, yang memperkirakan keliling bumi sekitar 40.248 kilometer (22.422 mil Arab). Kesalahan terbesar Columbus adalah tidak mengubah satuan ukuran ini ke satuan yang lebih standar. Mil Arab berbeda dengan mil Romawi. 1 mil Romawi setara dengan 1,48 kilometer, sementara 1 mil Arab rata-rata setara dengan 1,9 kilometer. Columbus melihat 22.422 mil Arab sama dengan 22.422 mil Romawi, sehingga ia memperkirakan keliling bumi hanya setengah dari ukuran sebenarnya.

Perkiraan Jarak Columbus ke Asia

Columbus juga memperkirakan bahwa jarak dari Eropa ke Asia dengan berlayar ke barat hanya sekitar 4.000 kilometer. Perkiraan ini sangat jauh dari jarak sebenarnya yang sekitar 19.600 kilometer. Kesalahan ini terjadi karena Columbus menggabungkan keliling bumi yang lebih kecil dengan keyakinan bahwa jarak antara Eropa dan Asia lebih pendek dari yang sebenarnya. Ia memperkirakan jarak dari Kepulauan Canary ke Jepang sekitar 3.700 kilometer (2.000 mil laut), sementara jarak sebenarnya kurang lebih 19.600 kilometer (10.600 mil laut).

Sumber Pengetahuan Ratu Isabella

Para penasihat di istana Spanyol, termasuk pendeta dan cendekiawan, menggunakan data dari berbagai sumber:

  1. Eratosthenes: Menghitung keliling bumi sekitar 39.375 kilometer dengan menggunakan stadia.
  2. Claudius Ptolemeus: Meskipun perkiraannya kurang akurat dibandingkan Eratosthenes, karya "Geographia" sangat berpengaruh.
  3. Cendekiawan Islam: Al-Farghani dan Al-Biruni memberikan pengukuran rinci tentang bumi. Al-Farghani memperkirakan keliling bumi sekitar 40.248 kilometer. Al-Biruni memberikan kontribusi besar dalam geodesi dan pengukuran jari-jari bumi.

Para penasihat ini memahami bahwa keliling bumi jauh lebih besar daripada yang diperkirakan Columbus, berdasarkan data yang luas dan bervariasi, serta melakukan konversi satuan ukuran ke ukuran yang standar di kala itu.

Alasan Ratu Isabella Tetap Mendukung Columbus

Meskipun memiliki perbedaan pandangan tentang ukuran bumi, Ratu Isabella tetap mendukung Columbus. Beberapa alasan di balik keputusan ini meliputi:

  1. Keinginan untuk Eksplorasi dan Keuntungan Ekonomi: Kerajaan Spanyol memiliki keinginan kuat untuk menemukan rute baru ke Asia untuk perdagangan rempah-rempah, yang sangat menguntungkan secara ekonomi. Dukungan terhadap ekspedisi Columbus adalah investasi potensial untuk keuntungan besar.
  2. Dukungan dari Tokoh Berpengaruh: Columbus mendapatkan dukungan dari beberapa tokoh berpengaruh di istana, seperti Luis de Santangel, bendahara kerajaan, yang meyakinkan Ratu Isabella tentang potensi keberhasilan ekspedisi ini.
  3. Ketidakpastian dan Harapan: Meskipun skeptis tentang ukuran bumi yang diusulkan Columbus, Ratu Isabella mungkin masih melihat peluang dalam ketidakpastian ini. Jika Columbus benar, hasilnya bisa sangat menguntungkan bagi Spanyol.

Cerita tentang Ratu Isabella yang percaya bahwa bumi itu datar adalah mitos. Ratu Isabella dan penasihatnya memiliki pemahaman yang baik tentang bentuk dan ukuran bumi yang bulat. Perdebatan antara Ratu Isabella dan Columbus adalah tentang ukuran bumi, bukan bentuknya. Kesalahan Columbus dalam menginterpretasikan satuan ukuran menyebabkan perkiraannya tentang keliling bumi jauh lebih kecil dari kenyataan. Meskipun begitu, keinginan kuat untuk eksplorasi dan potensi keuntungan ekonomi membuat Ratu Isabella tetap mendukung ekspedisi Columbus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun