Masalah merupakan kata yang digunakan untuk menggambarkan suatu keadaan yang bersumber dari hubungan antara dua factor atau lebih yang menghasilkan situasi yang membingungkan. Masalah biasanya dianggap sebagai suatu keadaan yang harus diselesaikan (Wikipedia.org). Masalah pada dasarnya timbul dari factor internal yang disebabkan oleh diri sendiri atau bahkan dari orang lain.
Factor dari dalam diri manusia yang menyebabkan timbulnya masalah bisa dari kejujuran manusia dalam hal melakukan sesuatu atau bahkan ketidak hati-hatian manusia dalam bertindak. Dari factor eksternalnya bisa berupa akibat manusia lain yang memang tidak suka dengan keberhasilan kita atau bahkan keirian mereka tentang pencapaian hidup kita yang lebih dari mereka.
Dewasa ini, banyak sekali kasus-kasus yang kita saksisakan dilayar televisi tentang berbagai kasus pembunuhan atau bunuh diri akibat masalah yang mereka hadapi. Kasus-kasus seperti pembunuhan anak, pembunuhan bapak akibat tidak dibelikan sesuatu atau tidak dapatnya orang tua memenuhi permintaan anak menjadi informasi dan tontonan biasa yang kita saksiakan karena factor ekonomi yang timbul dalam masalah keluarga. Selain itu, banyak juga kasus seperti pembunuhan akibat dendam pribadi yang dimiliki seseorang kepada orang lain.
Kasus yang masih hangat sekarang menjadi bukti bahwa masalah bahkan dendam bisa berdampak sangat fatal adalah kasus mahasiswa yang membunuh dosen karena tersangka memiliki dendam terhadap dosennya (korban) karena korban selalu memarahi tersangka ketika tidak memperhatikan korban saat mengajar (news.liputan6.com).
Dari pemaparan diatas kita bisa menyimpulkan bahwa masalah memang benar-benar memiliki dampak yang sangat besar jika kita tidak menanganinya dengan cepat dan tepat. Hidup kita didunia ini tidak akan terlepas dari masalah, akan tetapi itu seharusnya tidak menjadi persoalan yang dapat menghalangi kita menjadi sosok pribadi yang matang dan lebih baik. Hidup itu indah dan membawa banyak peluang kepada kita jika kita melihat perspektif masalah itu dari sudut pandang yang benar dan positif.
“Lari dari masalah adalah sebuah lomba yang pasti bukan kamu sang juara. Hadapilah dan kamu akan menjadi pribadi yang lebih dewasa.”(Yusuf, 2014: 11). Dari kata-kata motivasi tersebut kita bisa mengambil kesimpulan bahwa masalah itu harus kita hadapi, jalani dan nikmati. Masalah pada dasarnya merupakan sebuah proses yang akan mematangkan kedewasaan kita menjadi makhluk ciptaan Tuhan yang lebih baik dan lebih dekat dengan-Nya.
Yang harus kita ingat bahwa kesulitan yang justru membuat kita lebih dekat dengan Tuhan hakikatnya adalah anugrah. Dan kemudahan yang malah membuat kita jauh dari Tuhan, hakikatnya adalah petaka. Jadi sesungguhnya masalah merupakan cara Tuhan mengungkapkan kerindukan-Nya kepada kita untuk kembali dekat dengan-Nya lewat sujud-sujud syukur dan doa yang hanya dicurahkan kepada-Nya.
Terkait dengan masalah yang diberikan Tuhan kepada hamba-Nya kita bisa lihat dari yang digambarkan Rasulullah dalam hadis yang bersabda: “Demi Allah bukanlah kemiskinan yang paling aku takutkan menimpa kalian, akan tetapi yang aku takutkan adalah dihamparkan kepada kalian kekayaan dunia, sebagaimana telah dihamparkan kepada umat sebelum kalian, lalu kalian berlomba-lomba medapatkannya sebagaimana mereka berlomba-lomba mendapatkannya hingga kalian binasa sebagaimana mereka binasa.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Dari hadist tersbut kita bisa melihat bahwa kesalah pahamanan yang sering kita tafsirkan dari setiap masalah dan cobaan hidup yang diberikan Tuhan kepada hamba-Nya. Padahal belum tentu kemudahan dan kelapangan dunia adalah bentu cinta dari Allah. Belum tentu kesulitan dunia adalah murka dari-Nya. Sadarkah kita bahwa musibah yang sebenarnya adalah ketika kita mendapatkan kesenangan dunia tetapi karena kesenangan itu kita lantas jauh dari Allah. Musibah sejati adalah segala Sesutu yang membuat kita jauh dari-Nya (Rif’an 2015: 27).
Jadi, apa yang sudah dijelaskan diatas sesungguhnya hanya penjelasan singkat tentang bagaimana seharusnya kita menyikapi masalah. Masih banyak sekali sisi positif yang menjadi nikmat dari adanya masalah yang diberikan Tuhan kepada hamba-Nya. Menarik jika kita mencermati apa yang dikatakan Thomas Edison bahwa “banyak kegagalan hidup terjadi karena orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya kesuksesan ketika mereka menyerah”. So.. nikmati hidup ini dan bersahabatlah dengan masalah. J
Sumber refrensi:
Yusuf, Muhammad. 2014. Masalahmu, sahabat terbaikmu. Yogyakarta: Diva Press.
Rif’an, Ahmad Rifa’i. 2015. Tuhan, Maaf, Kami Sedang Sibuk. Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H