Mohon tunggu...
Rosidi al samud
Rosidi al samud Mohon Tunggu... -

mau belajar dan belajar

Selanjutnya

Tutup

Politik

Masa Prabowo Mirip Soekarno

7 Juni 2014   07:05 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:53 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

“jangan lah tuan memikat hati kami dengan kata – kata, sebab bangsa yang telah gandrung kemerdekaan tak dapat dipikat oleh kata – kata lagi”. Soekarno

Berita tentang calon presiden Prabowo adanya kemiripan dengan mantan presiden pertama, memang sering muncul di media massa. Namun, ia pun kerap kali mengalami controversial dari berbagai kalangan. sebagai pengagum berat Bung Karno calon presiden Prabowo kerap kali mengikuti gaya kepemimpinan Soekarno, mulai dari gaya pidato, busana, serta gagasan ide bung karno, yang saat ini mengakui ajaran sang proklamator itu dijalankan dan diteruskan kepada kader Gerindra.

Nampaknya penyampaian pesan politik tidak cukup bila hanya memaklumatkan lewat pidato, menggemborkan sebagai slogan, busana yang menjadi piranti politikus sebagai sebuah identitas pemimpin yang diterapkan di media massa tidak lah cukup untuk membangun citra diri menjelang pemilihan presiden 2014.

penyampain pesan politik memang mempunyai makna tersendiri, baik makna secara konotasi maupun denotasi. Terkait calon presiden Prabowo yang diusung dari Partai Grindra adanya kesamaan dengan presiden pertama Soekarno. Tentu, menjadi pertanyaan bagi masyarakat luas melihat dimana ayah dari Prabowo adalah Sumitro selalu bertentangan dengan kebijakan Soekarno yang anti kebijakan – kebijakan Amerika. Hal ini sangat bertentangan jika Prabowo kini menyamakan diri dengan lawan politik ayahnya.

sebagaimana ideology Soekarno terapkan adalah Berdikari, dan ekonomi kerakyatan. hal ini terbukti saat soekarno mendapatkan tawaran perusahaan asing ingin berinvestasi di negara ini. Namun soekarno menolak secara halus, dan menunggu 20 tahun lagi ketika putra putri Indonesia bisa mengelola. Namun, penolakan kebijakan – kebijakan itu, merupakan salah satu pendorong pengerakan pro asing untuk segera melengserkan Soekarno dari kursi kepresidenan.

Melihat sosok presiden pertama begitu fenomenal di mata masyarakat atas berdikarinya. Tak ayal masyarakat mendirikan komunitas - komunita pecinta Bung Karno tersebar di Tanah Air ini. Selain sebagai sosok yang misterius nan membuat masyarakat terpesona ketika penyampaian pesan politik melalui pidatonya. Memang kerap kali media massa menyapaikan melalui para pendukung pidato Prabowo memiliki kesamaan dengan pidato Soekarno yang mengelegar.

Namun, jika pidato mengelegar tidak bisa menjadi alasan kuat untuk mengubah bangsa negara ini. patut dilihat jejak sejarah Soekarno yang memang sangat dekat dengan masyarakat kalangan bawah, pantas jika ia mengetahui apa yang di inginkan masyarakat dam memahami betul situasi masyarakat dalam menyapaikan pesan pidatonya. Sehingga ia mendapat julukan sebagai pemimpin yang revolusioner dan pemimpin lidah aspirasi rakyat.

Jika melihat jejak sejarah prabowo lebih banyak dikalangan militer, jadi pantas ia terlihat tegas dan mengelegar dalam penyampaian pidatonya. Namun, bagaimana dengan penerapan isi pidatonya. belum begitu teruji di masyarakat dan memang jadi sebuah pertanyaan besar bagi kalangan masyarakat atau hanya sebagai mencari dukungan saja menjelang pilpres. Pasalnya secara history sosok Prabowo merupakan kandidat pilpres yang sering mendapat masalah dan tidak sesuai dengan pemahaman ideologi soekarno. Mulai dari pelanggaran HAM, tertundanya Gaji Buruh PT Kiani Kertas selama 5 bulan, penculikan aktivis 1998, terlibat KKN bersama Titiek Suharto dan menekan bank BUMN member kredit Mark Up kepada milik adiknya Hashim dan mempunya perusahaan Outsourching. Apakah merupakan sebuah pemahaman ideology yang benar jika melihat kenyataan seperti itu? Patut lah kita waspada terhadap dalih – dalih para politisi yang hanya memikirkan kekuasaan dan tidak membela terhadap masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun