Mohon tunggu...
Alena
Alena Mohon Tunggu... pegawai negeri -

disini... sekedar belajar pada yang lain...

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Dalih di Antara Perseteruan PSSI dan KPSI

14 Desember 2012   03:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:42 819
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Segalanya berawal dari dilengserkannya Nurdin Halid dari kursi Ketua Umum PSSI. Dimana "Revolusi" ditubuh PSSI kala itu rupanya menyisakan begitu banyak permasalahan dan ketidakpuasan dari beberapa pihak yang berdampak pada kekisruhan dalam pengelolaan Sepakbola Nasional yang sampai hari ini makin menjadi-jadi.

Banyak Insan sepakbola, baik itu pengurus, pelaku, pengamat, penikmat bahkan yang tidak mengerti dan paham akan seluk beluk olahraga yang bernama sepakbolapun mengangkat komentar dan opini akan permasalahan tersebut, sebenarnya ada banyak orang yang paham dan mengerti akan permasalahan yang terjadi tapi banyak diantaranya yang pura-pura lupa dan pura-pura tidak paham akan apa sebenarnya yang terjadi dibalik kisruh kepengurusan tata kelolaan sepakbola nasional ini.

Anehnya orang-orang yang tidak paham sama sekali akan akar permasalahan yang melatarbelakangi kisruh yang terjadi justru mengklaim diri lebih memahami penyebab kisruh tersebut dimana kita semua mengetahui berdampak pada adanya dualisme dalam sepakbola nasional kita. Orang-orang ini hanya mengambil penggallan-penggallan ditengah perjalanan masalah yang terjadi lalu menjadikannya dasar pemikiran dan kesimpulan kemudian digunakan sebagai senjata untuk menyerang pihak lain yang berusaha melakukan pelurusan masalah. Bukannya mencoba untuk setidaknya memperbaiki paradigma berpikir mereka terhadap kajian sebab akibat dari sebuah persoalan yang terjadi.

Terbiasa melihat sesuatu dari kulit luarnya saja, terbiasa mengkaji sesuatu dari tengah sampai akhirnya saja, tidak mengenal penganalisaan masalah dari awal atau sederhananya tidak memahami Start dan taunya hanya Finish saja. Mungkin karena orang-orang tersebut paham betul betapa berat dan susahnya apa yang disebut awal atau mula-mula itu.

Contoh kecil misalnya terhadap perseteruan PSSI dengan KPSI, banyak yang "MEMASUNG" pikirannya pada titik lahirnya KPSI akibat ketidakbecusan PSSI dalam mengurus dan mengelola Organisasi serta mengakomodir kepentingan anggotanya, pasti banyak yang langsung meng"IYA"kan, namun sekali lagi saya membahasakan, seandainya jika andaikata apabila kita benar2 mau menggunakan sedikit saja dari volume otak kita untuk berfikir dan menganalisa lebih dalam lagi apa sebenarnya yang melatar belakangi lahirnya KPSI itu, maka akan sangat jelas kita bisa melihat peta konflik PSSI-KPSI yang sebenarnya.

Menentukan sikap akan pilihan/dukungan pada sesuatu bukanlah sebuah kesalahan, tapi memilih dan mendukung sesuatu yang salah adalah mutlak sebuah kesalahan.

******

Sebagai pengingat, dibawah tersaji kronologi masalah yang terjadi dalam tubuh sepakbola Nasional yang berujung pada perseteruan PSSI dengan KPSI yang diambil dari berbagai sumber, bukan untuk diperdebatkan tapi sekedar untuk mengingatkan kita agar kita TIDAK LUPA, sekali lagi agar kita TIDAK LUPA, semoga benar2 bisa membuat kita kembali merunut dan berfikir.... ada apa sebenarnya...? :D

1 April 2011 :

FIFA membekukan kepemimpinan Nurdin Halid di PSSI. Komite Normalisasi PSSI dibentuk dan ditugaskan untuk menggelar pemilihan ketua umum PSSI. Komite ini dipimpin oleh Agum Gumelar dan dibantu tujuh anggota, yakni Djoko Drijono (CEO BLI), Hadi Rudiatmo (Ketua Persis Solo), Sukawi Sutarip (Ketua Pengprov PSSI Jawa Tengah), Siti Nuzanah (Direktur Arema), Samsul Ashar (Ketua Persik Kediri), H. Satim Sofyan (Ketua Pengprov PSSI Banten), Dityo Pramono (Ketua PSPS Pekanbaru). Lima nama terakhir merupakan anggota Kelompok 78.

11 April 2011 :

Komite Normalisasi bertemu dengan pemilik suara PSSI yang mayoritas dihadiri oleh Kelompok 78. Kedua pihak sepakat untuk menggelar Pra Kongres pada 14 April 2011.

12 April 2011 :

Pendaftaran bakal calon ketua umum PSSI, wakil ketua umum PSSI, untuk periode 2011-2015 resmi dibuka.

14 April 2011 :

Komite normalisasi PSSI membentuk Komite Pemilihan ketua dan Komite Banding Pemilihan. Nantinya Komite Banding akan meninjau ulang nama-nama yang tidak lolos proses verifikasi.

19 April 2011

Ketua Komite Normalisasi menemui Presiden FIFA, Sepp Blatter. Agum Gumelar dilaporkan melobi FIFA agar tiga nama Arifin Panigoro, George Toisuta, dan Nirwan Bakrie diizinkan menjadi calon ketua PSSI. FIFA menolak karena dianggap tidak memenuhi syarat.

21 April 2011 :

FIFA mengirim surat kepada Komite Normalisasi. Dalam suratnya, FIFA menegaskan agar Nurdin Halid, Nirwan Bakrie, Arifin Panigoro, dan George Toisutta tidak diperkenankan maju pada bursa pemilihan PSSI. FIFA juga tidak mengakui Komite Pemilihan yang dibentuk pada pertemuan 14 April 2011. Sedangkan Komite Banding yang terdiri atas Umuh Muchtar, Ahmad Riyadh dan Rio Danamore tetap diperkanankan menjalankan tugasnya. Keputusan kini langsung menuai protes dari kubu George Toisutta dan Arifin Panigoro.

23 April 2011 :

Pendaftaran bakal calon ketua umum PSSI, wakil ketua umum PSSI 2011-2015 resmi ditutup. George Toisutta dan Arifin Panigoro termasuk nama yang mendaftar walaupun sudah ditolak FIFA.

29 April 2011 :

Komite Normalisasi mengumumkan hasil verifikasi terhadap bakal calon pengurus PSSI 2011-2015. Komite Normalisasi menolak memverifikasi pendaftaran George Toisutta dan Arifin Panigoro.

3 Mei 2011 :

Pendukung George Toisutta dan Arifin Panigoro menggelar demonstrasi di depan kantor KONI. Mereka memprotes keputusan Komite Normalisasi yang menolak pencalonan kedua kandidat tersebut.

5 Mei 2011 :

Ketua Komite Banding Pemilihan, Ahmad Riyadh mengaku telah menerima berkas banding George Toisutta dan Arifin Panigoro. Pihaknya berniat memprosesnya bersama berkas lainnya mulai 9 Mei 2011.

9 Mei 2011 :

Kelompok 78 yang diwakili Wisnu Wardana, Usman Fakaubun, Hadiyandra, Imron Abdul Fatah, dan Sarluhut Napitupulu meminta Agum Gumelar mundur dari jabatannya sebagai ketua Komite Normalisasi. Mereka juga mengancam mengubah Kongres PSSI 20 Mei 2011 menjadi ajang untuk melengserkan Agum.

12 Mei 2011

-  Komite Banding Pemilihan akhirnya mengabulkan banding George Toisutta dan Arifin Panigoro. Keduanya dianggap boleh mencalonkan diri saat Kongres PSSI pada 20 Mei 2011.

-  FIFA menyetujui usulan reshuffle Komite Normalisasi. FIFA akhirnya mengganti lima annggota Komite Normalisasi, yakni Sukawi Sutarip (Pengprov PSSI Jawa Tengah), Siti Nuzanah (Arema), Samsul Ashar (Persik Kediri), Satim Sofyan (Pengprov PSSI Banten) dan Dityo Pramono (PSPS Pekanbaru). Mereka digantikan oleh Rendra Krisna (Presiden Kehormatan Arema FC), Sumaryoto (mantan Ketua Pengprov PSSI Jawa Tengah), Baryadi (Ketua Pengprov PSSI Sumatera Selatan) dan Sinyo Aliandoe (mantan pelatih timnas Indonesia).

13 Mei 2011

Komite normalisasi menolak hasil komite banding yang meloloskan George Toisutta, Arifin Panigoro dan kedua nama lain yaitu Nurdin Halid dan Nirwan Bakrie. Pendukung George Toisutta dan Arifin Panigoro menyikapinya dengan upaya hukum melalui Court of Arbitration of Sport.

9 Juli 2011 :

Kongres PSSI di Solo menetapkan Ketua Umum terpilih Djohar Arifin Husin.

11 Juli 2011 :

Dibentuk kepengurusan baru PSSI dibawah Pimpinan Djohar Arifin Husin.

21 Agustus 2011 :

Rapat Exco mencabut mandat PT LI sebagai penyelenggara kompetisi ISL. Memberikan mandat kepada PT LPIS untuk menggelar kompetisi IPL.

22 Agustus 2011 :

Melalui surat bernomor SKEP/21/JAH/VIII/2011, PSSI resmi mencabut mandat PT LI sebagai pihak penyelenggara.

14 September 2011 :

Anggota Komite Eksekutif PSSI mengancam akan melakukan KLB jika sistem kompetisi Liga Indonesia diubah. Ancaman KLB dilayangkan La Nyalla hanya tiga bulan setelah Djohar Arifin dilantik sebagai Ketua Umum PSSI

20 September 2011 :

PSSI mengumumkan Liga Indonesia tetap diikuti 18 tim hasil kompetisi musim lalu.

21 September 2011 :

-  La Nyalla mengusulkan agar orang-orang eks pengurus PSSI Nurdin Halid dimasukkan di struktur kepengurusan PSSI Djohar Arifin. La Nyalla mengusulkan nama Hinca Panjaitan, Djoko Driyono, Tigor Shalom, agar masuk dalam kepengurusan PSSI.

-  Rapat komite eksekutif berlangsung di Hotel Sahid mengubah format kompetisi dari 18 tim di tambah enam klub baru. Enam tim ini merupakan tim eks LPI yang dileburkan bersama Liga Super Indonesia dan membentuk kompetisi baru bernama Indonesia Premier League (IPL).

-  Keputusan membentuk IPL memecah anggota exco PSSI menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah yang mendukung; Djohar Arifin, Farid Rahman, Sihar Sitorus, Tuti Dau, Mawardi Nurdin, Widodo Santoso, dan Bob Hippy. Yang menolak; La Nyalla Mattalitti, Toni Aprilani, Roberto Rouw, dan Erwin Dwi Budiman.

-  Di rapat exco ini juga dihasilkan keputusan soal nasib dualisme klub seperti Persebaya, Persija Jakarta, dan Arema. Exco akhirnya menghasilkan keputusan mengakui Persija versi Bambang Sucipto, Arema versi Muhammad Nur, serta Persebaya hasil koalisi Cholid Goromah dan Wisnu Wardhana. Kesepakatan yang dibuat oleh kubu Djohar dan La Nyalla cs nantinya menghasilkan dualism Persija PIL dan ISL, Arema IPL dan ISL, dan Persebaya IPL dan Persebaya Divisi Utama.

23 September 2011 :

Kepengurusan PSSI diumumkan. Nama-nama eks pengurus lama yang dicalonkan La Nyalla ditolak.

25 September 2011 :

La Nyalla mendeklarasikan gerakan untuk KLB PSSI. Dia merasa keputusan soal sistem kompetisi tidak melibatkannya yang saat itu sedang di luar arena rapat. Pandangan ini dibantah Toni APrilani. Menurutnya, La Nyalla sudah ditunggu kehadirannya, bahkan ditelepon untuk datang. "tidak benar itu. Kita sudah nunggu dia dan telepon dia, tapi tidak ada balasan," kata Toni saat itu.

27 September 2011 :

Sejumlah perwakilan klub dan eks pengurus PSSI Nurdin Halid seperti eks anggota Komite Eksekutif, Muhammad Zein, Fery Paulus, dan Irawadi Hanafi, berkumpul disebuah acara di Jakarta. Manajer Persija, Fery Paulus saat itu mengatakan, "Gerakan untuk PSSI? Tunggu tanggal mainnya!," Menurut fery Paulus, klub LSI akan rapatkan barisan.

29 September 2011 :

Toni Aprilani mulai memperlihatkan sikap penentangan keras terhadap Djohar Arifin karena tidak setuju posisi PT Liga Indonesia (PT.LI) sebagai pengelola kompetisi diambil alih PT Liga Prima Indonesia Sportindo (PT.LPIS).

30 September 2011 :

Rapat Exco memutuskan bahwa liga Indonesia akan diikuti 24 klub. Empat anggota Exco, La Nyalla Mattalatti, Tony Apriliani, Roberto Rouw, dan Erwin Dwi Budiman, tidak setuju.

12 Oktober 2011 :

PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) menyatakan telah mengikat kerjasama dengan MNC grup selaku pemegang hak siar IPL. PT LPIS mengaku juga telah berunding dengan ANTV tapi urung menghasilkan kesepakatan. Di pihak lain ANTV mengancam menggugat PSSI ke pengadilan akibat tidak menghormati ikatan kerjasama yang berdurasi 10 tahun.

13 Oktober 2011 :

Manager meeting IPL berlangsung ricuh. 14 klub menyatakan menolak ikut IPL dan tetap setia pada PT Liga dan Liga Super Indonesia. Inilah gerakan awal perlawanan klub LSI.

14 Oktober 2011 :

ANTV, PT Liga, dan La Nyalla Mattalitti menyatakan Liga Super Indonesia siap berputar yang diikuti oleh 14 tim di tambah empat tim promosi. La Nyalla mengancam akan melaporkan Djohar ke FIFA karena memutar IPL.

14 Oktober 2011 :

Empat anggota Exco melayangkan surat kepada FIFA, melaporkan ketidaksetujuan mereka atas hasil keputusan rapat Exco pada tanggal 30 September 2011.

15 Oktober 2011 :

IPL dibuka dengan memainkan laga Persib vs Semen Padang. Hanya 14 klub yang menyatakan ambil bagian di kompetisi ini.

20 Oktober 2011 :

Klub-klub dan PT. LI mulai menyuarakan keputusan kongres Bali, mereka mempersoalkan jumlah klub yang berlaga.

25 Oktober 2011 :

FIFA membalas surat empat anggota Exco, isinya menyatakan FIFA tidak ikut campur masalah internal PSSI.

26 Oktober 2011 :

Batas akhir pendaftaran klub pada liga IPL PSSI, sebanyak 18 dari 24 klub mendaftar sedangkan enam klub diantaranya tidak mendaftar ulang.

27 Oktober 2011 :

PT Liga Agelar RUPS untuk mempertanggungjawabkan laporan keuangan dan memilih pengurus baru. Harbiansyah Hanafiah dan sahril tahir ditunjuk sebagai petinggi PT Liga yang baru. Toni Aprilani mengkritik pelaksanaaan RUPS yang seharusnya bisa dilakukan lebih cepat.

31 Oktober 2011 :

PT Liga nyatakan Persib dan Sriwijaya FC bergabung ke LSI dan tinggalkan IPL. Total peserta IPL tinggal 12 klub.

1 November 2011 :

-   Komite Etika PSSI yang beranggotakan Todung Mulya Lubis, Komarudin Hidayat, Anis Baswedan cs, mengadakan rapat untuk membahas polemik sejumlah pengurus.

-   AFC memperingatkan klub-klub bahwa liga diluar supervisi PSSI adalah Ilegal, ini disampaikan oleh Alex Sosai pada saat bertemu Djohar Arifin.

1 Desember 2011 :

LSI resmi berputar diikuti 18 klub. PSSI langsung melayangkan surat ke FIFA tentang LSI yang berputar tanpa izin federasi. Dualisme kompetisi dimulai.

13 Desember 2011 :

-  Rahmad darmawan (RD) mundur dari timnas karena merasa gagal memenuhi prestasi di Sea Games. RD juga menyatakan penolakannya terhadap pernyataan Ketua Umum PSSI Djohar Arifin soal pelarangan pemain LSI memperkuat timnas.

-  Komisi Disiplin PSSI menjatuhkan sanksi kepada seluruh tim LSI. Hukuman degradasi dan sanksi pembekuan dijatuhkan.

-  FIFA menjawab surat aduan La Nyalla mattalitti soal polemik PSSI. Menurut FIFA kemelut PSSI bisa diselesaikan lewat mediasi dan arbitrase.

14 Desemeber 2011 :

Forum Pengprov PSSI (FPP) mengeluarkan 10 pernyataan yang mendukung kubu La Nyalla cs di PSSI, menolak IPL dan mendukung ISL, mendukung PRT Liga Indonesia,  Dan menolak intervensi pihak manapun.

16 Desember 2011 :

Pengprov terpecah dua. Yang pro PSSI melakukan acara konsolidasi di Semarang. Sedangkan FPP mengadakan pertemuan di Jakarta yang juga digagas La Nyalla Mattalitti.

20 Desember 2011 :

-  Komite Etika ultimatum empat anggota exco untuk melakukan permintaan maaf pada PSSI karena melakukan fitnah personal terhadap Ketua Umum PSSI terkait soal kepemilikan pengelola kompetisi. Tindakan keempat exco yang justru melanggar kesepakatan organisasi dipandang sebagai pelanggaran serius. Bila tidak memenuhi poin keputusan Komite etik, La Nyalla cs diancam dipecat.

-  FIFA menyatakan bahwa Liga Super Indonesia adalah kompetisi sempalan (breakway) yang tidak diakui PSSI dan FIFA. PSSI diminta FIFA untuk mengambil tindakan agar LSI kembali dibawah control. FIFA mengeluarkan sejumlah poin saran yang di antaranya memberi tenggat pada klub LSI untuk kembali dibawah PSSI. Jika gagal, PSSI diperkenankan menjatuhkan sanksi. Seluruh perangkat FIFA dan pertandingan dilarang keras memimpin LSI. FIFA pun meminta daftar pihak yang terlibat di LSI. FIFA juga menyatakan pemain yang terlibat kompetisi sempalan dilarang bermain di agenda FIFA. PSSI diberi tenggat waktu hingga 22 Maret 2012 untuk menyelesaikan persoalan. Jika tidak, FIFA akan membawa persoalan PSSI ke rapat komite asosiasi untuk dijatuhi kemungkinan sanksi.

22 Desember 2011 :

PSSI bentuk tim rekonsiliasi yang diberi waktu dua minggu untuk melakukan upaya persuasi ke klub LSI untuk kembali ke PSSI.

28 Desember 2011 :

KPSI terbentuk dengan Ketuanya Toni Aprilani dan wakilnya La Nyalla Matalitti. Selain itu, dua eks anggota exco Roberto Rouw dan Erwin Dwi Budiman turut bergabung. KPSI menyatakan mengambilalih kewenangan PSSI selaku otoritas epak bola Indonesia. KPSI juga dihuni oleh eks pengurus Nurdin seperti Gusti Randa dan Hinca Panjaitan.

KPSI putuskan gulirkan KLB pada maret 2011.

29 Desember 2011 :

KPSI bersama PT Liga melakukan keterangan pers yang intinya menyatakan 452 anggota PSSI atau lebih dari 2/3 anggota PSSI mendukung KPSI memutar KLB

30 Desember 2011 :

FIFA nyatakan tidak akui KPSI dan meminta PSSI untuk terus mendorong klub kembali ke federasi. Jika tidak, PSSI diminta untuk mengambil tindakan.

2 Januari 2012 :

KPSI gugat PSSI ke CAS dan FIFA. KPSI meminta CAS menganulir keputusan pemecatan La Nyalla, dan tuntutan KLB.

Di pihak lain Persipura juga menggugat PSSI dan AFC prihal pencoretan mereka dari Liga Champions Asia.

10 Januari 2012 :

PSSI melakukan verifikasi surat tuntutan KLB dari Pengprov. PSSI menyatakan klaim 452 dukungan KLB salah karena nyatanya hanya 320 anggota yang menuntut KLB PSSI yang artinya kurang dari 2/3. PSSI nyatakan KLB tidak memenuhi syarat. Sebagai gantinya PSSI akan gelar kongres tahunan pada Maret 2012. KPSI tolak verifikasi PSSI.

KLB tetap dicanagkan KPSI.

17 Januari 2012 :

FIFA mendorong Kongres Tahunan PSSI, bukan KLB. FIFA berpatokan pada kongres Bali.

2 Februari 2012 :

Gugatan Persipura atas PSSI dikabulkan CAS lewat putusan sela. Perspiura bermain di LCA

8 Februari 2012 :

PSSI nyatakan kemungkinan akui LSI. KPSI menilai pernytaan PSSI sudah terlambat. KPSI ngotot KLB. Sebelumnya KONI telah pertemukan KPSI dan PSSI untuk rekonsiliasi. KONI mengundang Djohar Arifin Husin dan Nirwan Bakrie dalam sebuah pertemuan untuk rekonsiliasi.

29 Februari 2011 :

Timnas Indonesia yang dihuni pemain IPL dibantai Bahrain 0-10. Kekalahan yang langsung menimbulkan kecaman dan dimanfaatkan KPSI. "Kekalahan Indonesia atas Bahrain 10-0 merupakan catatan paling memalukan dalam sejarah sepak bola Indonesia. Kekalahan tersebut dikarenakan, Timnas adalah produk karbitan dari mesin IPL. Agar tidak mencetak sejarah buruk lagi, maka revolusi PSSI adalah harga mati, dan KLB adalah langkah pasti.Djohar dkk monggo silahkan mundur diri dari arena sepak Bola karena kepengurusanya hanya melahirkan petaka Sepak Bola Indonesia," ungkap La Nyalla.

3 Maret 2012 :

-  KONI bentuk tim kecil rekonsiliasi yang terdiri dari perwakilan PSSI dan KPSI
-  Persipura cabut tuntutan ke CAS.

15 maret 2012 :

KONI keluarkan Sembilan butir pernyataan yang intinya meminta penyelesaian polemik PSSI diselesaikan dengan mediasi atau arbitrase. Keputusan Arbitrase diminta KONI untuk dipatuhi PSSI dan KPSI. Jika polemik tidak kunjung berakhir, KONI akan ambil alih kendaIi PSSI.

17 maret 2012 :

KPSI tidak bergeming dan tetap gulirkan kongres. Poin-poin yg dihasilkan dalam kongres KPSI di antaranya siap menerima sanksi FIFA sebagai solusi penyelesaian polemik (Manifesto ke-7).

18 Maret 2012 :

KPSI gulirkan KLB yang akhirnya memilih La Nyalla mattalitti jadi Ketua PSSI baru versi KPSI.

Kongres tidak dihadiri satupun perwakilan AFC atau FIFA

18 Maret 2012 :

PSSI menggelar kongres di palangkaraya yang menghasilkan lima keputusan yang salah satunya mengakui LSI. Pengakuan LSI sebagai respon PSSI yg dilatarbelakangi solusi untuk menyelesaikan polemik dan menghindari sanksi FIFA untuk persepakbolaan Indonesia.

Maret 2012 :

- FIFA nyatakan tidak anggap apa yang dinamakan Kongres KPSI yang digelar KPSI 18 maret. FIFA nyatakan hanya mengetahui Kongres Tahunan PSSI di Palangkaraya.  "Harap dicatat, FIFA tidak pernah berpikir hadir dalam kegiatan yang disebut "Kongres KPSI". Kami percaya informasi ini dapat membantu," tulis Media Departemen FIFA.
-  CAS nyatakan tolak gugatan KPSI soal KLB PSSI. CAS juga menyatakan tidak bisa membatalkan Kongres Tahunan PSSI


.....Selanjutnya masing-masing silahkan ditambahkan sendiri kronologi babak-babak kisruh selanjutnya :D

*****

Itulah sekelumit peristiwa yang kemudian hari ini kita bahasakan "kisruh" sepakbola Nasional antara PSSI dengan KPSI. Kisruh pasca kepengurusan era Nurdin Halid, kisruh sepakbola nasional periode PSSI kepengurusan Djohar Arifin yang bahkan sebelum pengurus PSSI ini terpilih sudah disetting untuk jatuh... Kisruh yang hanya membutuhkan sebuah Dalih untuk tetap keruh.... semoga kita TIDAK LUPA.

==========


2012 Des'14

Alena Idhy

Salam Perubahan dan Pembaharuan.


Sumber :

http://www.bbc.co.uk/indonesia/laporan_khusus/2011/05/110513_kronologispssi.shtml

http://www.republika.co.id/berita/sepakbola/liga-indonesia/12/03/19/m14r3z-inilah-kronologi-lengkap-perseteruan-pssi-dan-kpsi

http://bola.viva.co.id/news/read/220242-kornologis-kisruh-pssi-jilid-ii

Dan dari berbagai Sumber lainnya.



HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun