Mohon tunggu...
Idhar Ahmad Syaefuzzaman
Idhar Ahmad Syaefuzzaman Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

mahasiswa ilmu komunikasi UIN SUNAN KALIJAGA Yogyakarta,

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Kraton Suci di Puncak Pegunungan Bulupitu

26 Desember 2012   00:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:03 5742
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bulupitu, tempat ini merupakan suatu pegunungan di kabupaten kebumen, jawa tengah. Konon dulunya bulupitu bukan merupakan suatu pegunungan, masih berbentuk dataran dan hutan. Namun ada seorang ayah yang membuang anaknya yang bernama joko sangkrib, joko sangkrib hanya dibekali sebuah blangkon milik ayahnya dan satu buah tongkat untuk membantu berjalan. Joko sangkrib dibuanng lantaran memiliki penyakit koreng diseluruh tubuhnya. Setelah di suruh pergi oleh ayahnya, joko sangkrib berjalan dari timur menuju barat tanpa tujuan. Lama berjalan joko sangkribpun lelah, dia memutuskan untuk beristirahat, dan diapun tertidur, lama tertidur joko sangkribpun bangun dan mengetahui bahwa dia berada di lereng pegunungan dan berada dibawah pohon besar yang bercabang tujuh atau pitu (dalam bahasa jawa). Konon yang menjadi pegunungan adalah blangkon ayah joko sangkrib, dan pohon yang bercabang tujuh dan berbulu itu merupakan tongkat yang dibawa joko sangkrib, kemudian dia menamai tempat tersebut dengan sebutan bulupitu.

Setelah itu, joko sangkrib berjalan menaiki pegunungan, dan dia melihat ada sebuah bangunan yang tidak begitu megah, joko sangkrib tertarik untuk melihat lebih jelas, dan ternyata itu adalah kraton yang dihuni oleh satu makhluk yang bernama dewi nawang sih. Kemudian joko sangkrib berkenalan dengan dewi nawang sih, setelah mereka berkenalan mereka sama-sama memiliki keinginan, joko sangkrib menginginkan seluruh tubuhnya menjadi bersih tanpa koreng, sedangkan dewi nawang sih menginginkan dirinya menjadi manusia. Lalu si joko sangkrib menuruti kemauannya asalkan dia mau menikah dengan joko sangkrib, kemudian dewi nawang sih menyetujuinya asalkan joko sangkrib mau mandi di sumur yang nawang sih tunjuk, dan mandilah joko sangkrib di situ, setelah joko sangkrib selesai mandi di sumur tersebut joko sangkrib terkejut melihat bahwa seluruh tubuhnya menjadi bersih tanpa kotoran, sumurnyapun sampai saat ini masih ada, anehnya sumur tersebut tidak pernah kekurangan air.

Setelah joko sangkrib bersih, mereka menikah dan dewi nawang sih menjadi manusia sempurna, mereka berduapun dikaruniai seorang anak perempuan yang diberi nama dewi nawang sasi. Mereka bertiga hidup di kraton tersebut, setelah nawang sasi tumbuh besar, joko sangkrib meminta izin untuk mengembara, setelah diizinkan mengembara, jaka sangkrib pergi meninggalkan dewi nawang sih dan dewi nawang sasi. Setelah lama mengembara, joko sangkrib tak kunjung pulang sampai ajal menjemput dewi nawang sih dan dewi nawang sasi. Hingga kini jasad joko sangkrib tak di ketahui keberadaannya.

Nah itu tadi sedikit sejarah yang saya dapat dari sumber yang bernama Bapak pujiono tentang asal muasal terjadinya pegunungan yang diberi nama bulupitu, dan penghuni kraton suci tersebut.

Kini kita berbicara tentang kraton suci bulupitu itu. Untuk dapat sampai ke pintu masuk kraton, kita perlu berjalan naik menyusuri tangga yang jumlahnya kurang lebih 500 tangga, dan di sepanjang jalan banyak sekali papan-papan yang bertuliskan larangan, seperti dilarang mencorat-coret dinding kraton, dilarang berteriak keras-keras, dilarang mengambil foto sembarangan, dll. Tak sembarang orang boleh masuk kraton tersebut, hanya orang yang memiliki kepentingan yang boleh memasuki kraton tersebut.

Di dalam kraton tersebut hanya ada dua batu nisan, yaitu batu nisan nawang sih, dan nawang sasi. Kraton tersebut kini menjadi tempat untuk ziarah, bersemedi, atau untuk tempat menenangkan diri agar lebih khusyuk dalam berdoa meminta sesuatu yang terbaik pada tuhan mereka, karena tempat tersebut sangat sunyi, jauh dari perkampungan, dan hawanya sangat sejuk karena berada di puncak pegunungan dan di tengah hutan. Kebanyakan orang yang datang ke kraton tersebut yaitu dari luar kota kebumen, apalagi jiga tiba malam jumat kliwon, kraton tersebut sangat ramai dikunjungi peziarah dari luar kota. Tak jarang para orang-orang yang berpangkat tinggi datang untuk berziarah dan memanjatkan doa untuk meminta agar ia di beri keselamatan.

Untuk anda yang suka mengunjungi tempat-tempat bersejarah, dan ingin mengunjungi kraton suci bulupitu tersebut bisa datang langsung ke kota kebumen. Mayoritas orang kebumen sudah tahu tentang adanya kraton tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun