terus melebar, menganga, merusak paruku
semua sunyi menertawai
berkonspirasi dengan sepi
sendiri bahkan mengancungkan telunjuk
menunjukku, mengatai
“kan kubiarkan kau mati
dalam selimut sunyi”
*) yang masih tersisa darimu, 2 tahun lalu kala hujan mendera Parang Tambung, Makassar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!