Mohon tunggu...
Idha Nurwahida
Idha Nurwahida Mohon Tunggu... -

jika aku tdk bsa menjadi sesuatu maka setidaknya aku bisa melakukan sesuatu"

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hujan dan Baunya (1)

22 Maret 2012   06:07 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:38 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Detik seperti ini yang selalu dirindukan,,,,

saat jari-jari kecil hujan menggapai badan tanah,,,

menyentuhnya, setiap meter, setiap jengkal, setiap senti tanah,,,

... tak ada sela yang terlewatkan,, seakan tak melepaskannya lagi,,,,

Saat seperti ini yang selalu dibicarakan,,,

saat hujan mulai memeluk tanah,,,,

keduanya berbaur, bersatu membentuk satu kesatuan tak terpisah hingga ke muara,,,

mengeluarkan aroma khas hujan,, bau hujan,,,,

lagi,,, detik yang dirindukan tiba,,,

tetesan-tetesan yang mengalir indah dari langit,,,

serupa ratusan jarum menghujam tanah tapi tak pernah melukai,,,

... meninggalkan bekas, bekas-bekas terindah yang segar,,,

selalu banyak cerita tentang hujan,,,

karena selalu ada aroma hujan yang membaur ke udara,,,

bau yang mampu membuka semua kenangan kita,,,

bau yang menghamburkan semua cerita ke udara,,,

bau hujan yang khas,,, bau bumi karena hujan,,,

"Petrichor," kau kurindui,,,,,,,,,

Bersambung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun