Mohon tunggu...
Geutrida Malthida
Geutrida Malthida Mohon Tunggu... Administrasi - Mother of 3 cats. SJ . 嵐 . Visca el Barca.

Life is hard tabun happy

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

No Cringe, It Just Touches You and It Feels Realistics...

29 Oktober 2020   15:17 Diperbarui: 31 Juli 2024   14:56 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Annyeong.

Mumpung cuaca Bekasi lagi sedikit temaram, saya boleh curhat tentang k-drama alias drakor, sebentar?

Dua tahun belakangan ini, saya sedikit selektif dalam memilih drama yang ingin ditonton. Khususnya drakor. Antara sudah jenuh, selama lebih dari satu dekade saya menjadi pengagum oppa dan eonni di layar laptop dan handphone. Atau entah karena selera saya dalam memilih tontonan sudah sedikit bergeser.

Umm...rasa-rasanya sih yang kedua ya. Karena usia.

Semakin menua, tanpa saya sadari saya semakin menghindari drama yang bergenre berat bikin sakit kepala. Walau belum lama ini saya baru menamatkan Train dan Secret Forest 2. Dan untuk romance, saya sudah semakin jarang bisa menamatkanya hingga akhir episode. 

Drama yang awalnya saya nanti-nanti karena cast-nya termasuk dalam list aktor dan aktris favorit saya, seringnya berujung dengan saya mutung di tengah jalan dan enggan melanjutkan menonton.

Alasannya rata-rata hampir sama. Romance yang menurut saya berlebihan.

Tapi surprisingly, tahun ini ada 3 drakor ber-genre romance yang saya sukai dan berhasil saya tamatkan dengan hati riang gembira. Nomu. Nomu jo-ah.

When the Weather is Fine. A Piece of Your Mind. Do You Like Brahms?

Lucunya, banyak kesamaan dari ketiga drakor tersebut. Saya baru menyadarinya sekarang, setelah saya menyelesaikan 16 episode Do You Like Brahms? hanya dalam waktu 2 hari. 

Ketiga drama ini sukses menyentuh hati saya dengan kesederhanaan sekaligus kehangatan yang mereka miliki. Rasa manis yang saya rasakan ketika mengecap adegan demi adegan terasa nyata. Tanpa pemanis buatan.

Eun Seob & Hye Won. Yang satu jutek. Satunya pemalu (dramabeans.com)
Eun Seob & Hye Won. Yang satu jutek. Satunya pemalu (dramabeans.com)
Karena cinta diawali dari mata....lalu turun ke hati. 

Nggak ujug-ujug bertemu langsung menyatakan saranghaeyo, kisah cinta di When The Weather is Fine,A Piece of Mind dan Do You Like Brahms? memiliki proses yang membutuhkan kesabaran penontonnya. Bukan berarti bertele-tele, tidak sama sekali. Tapi semuanya tersirat dengan detail. 

Mengapa si pemeran utama bisa jatuh cinta dengan pemeran utama wanitanya. Mengapa pemeran utama wanitanya menyatakan perasaannya  terlebih dahulu kepada si pemeran utama pria. Mengapa pemeran utama pria membutuhkan waktu untuk menyadari perasaannya....

Ada konflik batin yang manusiawi yang membuat saya memaklumi setiap keputusan yang diambil oleh masing-masing tokohnya.

Mungkin kisah Eun Seob dan Hye Won di When the Weather is Fine sedikit berbeda dengan Ha Won-Seo Woo di A Piece of You Mind dan Joon Young-Song Ah di Do You Like Brahms? Eun Seob sudah menyukai Hye Won sejak mereka duduk di bangku SMA. Namun hanya cinta dalam hati. 

Bukan karena Eun Seob cupu, tapi karena sifatnya yang introvert. Apesnya Hye Won juga introvert. Hubungan kedua orang tua Hye Won yang tidak harmonis dan kabar mengenai ibunya yang seorang pembunuh, membuat Hye Won menjadi remaja yang dijauhi teman-temannya.

Eun Seob selalu memperhatikan Hye Won dari kejauhan. Saat ada tugas membuat pahatan dari kayu, Eun Seob dengan semangat membuat sebuah gantungan kunci dengan ukuran nama Hye Won. 

Ketika pulang sekolah turun hujan dan Hye Won tidak membawa payung, Eub Seob meminjamkan payungnya untuk Hye Won dengan cara yang tidak akan saya bocorkan di sini hahahaha...

Ada satu scene yang masih tergambar dengan jelas diingatan saya. Ketika Eun Sob diam-diam memperhatiakn Hye Won yang bolos sekolah, di stasiun kereta. 

Saya seakan menonton adegan dalam drama Jepang. Manis. Sekaligus perih. Park Min Young dan Seo Kang Joon begitu detail menyampaikan ekspresi mereka tanpa berlebihan.

Saat itu juga saya ingin masuk ke dalam layar...menghampiri Hye Won yang sendirian di peron. Mengajaknya duduk sebentar lalu kita berbincang sambil ngemil kue putu.

Seo Woo kangen emak dan abah pas pulang kampung (dramabeans.com)
Seo Woo kangen emak dan abah pas pulang kampung (dramabeans.com)
Begin again. Again.

 Lain Eun Seob, lain Ha won dan Joon Young yang digambarkan sebagai pria yang susah move on dari cinta pertama masing-masing. Utungnya writer-nim A Piece of Your Mind dan Do You Like Brahms ini ingat pesan Bang Hj Roma Irama. Bahwa segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Apalagi dalam hal mencintai *ditoyor fans*. 

Ini yang saya bilang segala sesuatu itu butuh proses. Selama 6 episode awal, penonton akan melihat perjuangan Ha Won dan Joon Young untuk bangkit dari luka masa lalu akan cinta mereka.

Tidak mudah, terlebih Ha Won. Setelah ditinggal nikah oleh mba pacar. Mba pacarnya yang cantik itu pun meninggal. Namun kepergian cinta pertama Ha Won itulah yang justru mengantarkannya berjumpa dengan Seo Woo. Perjumpaan yang canggung dan cenderung dingin hingga terjadi kesalahpahaman.

Sesuai dugaan saya sebagai penonton sotoy garis lunak, Seo Woo pun jatuh cinta terlebih dahulu kepada Ha Won. Sesekali diantar pulang bareng naik bus. Sesekali nongkrong di cafe bahas kerjaan. 

Dan untuk pertama kalinya Seo Woo memberanikan pulang ke kampung halamanya untuk melihat bekas rumahnya yang sudah terbakar. Disitu, dulu Seo Woo tinggal bersama alm.kedua orang tuanya.

Toh, selalu ada yang pertama kali dalam hidup bukan? Begitupun dengan arti hadirnya Seo Woo dalam kehidupan Ha won dan sebaliknya.

Ha Won kangen Seo Woo tapi cuma bisa ngeliatin bintang dari JPO (dramabeans.com)
Ha Won kangen Seo Woo tapi cuma bisa ngeliatin bintang dari JPO (dramabeans.com)

Pedekate-pacaran-putus-pacaran lagi.

 Nggak perlu ngerti musik klasik untuk bisa menikmati Do You Like Brahms? Nggak perlu bisa main instrumen untuk bisa menyukai proses jatuh cinta couple tersopan 2020 pilihan netizen drakor, Park Joon Young dan Chae Song Ah. Mereka yang tatap-tatapan saya yang senyum lebar. 

Mereka yang pegangan tangan, saya yang guling-guling. Mereka yang jadian, saya yang teriak-teriak. Mereka yang putus dan struggles dengan masalah masing-masing, hati saya yang sakit.

Mereka balikan, saya langsung sujud syukur.

Andai writer-ni dan PD-nim ketiga drama ini ada Bekasi, saya bakal sowan ke rumahnya. Selain dialog yang menusuk tapi nggak menye-menye. Detail dari setiap adegan When the Weather is Fine, A Piece of Your Mind dan Do You Like Brahms? begitu membekas di hati saya. Tatapan sendu Eun Seob kepada Hye won. Senyum teduh Seo Woo kepada Ha Won. Hingga malu-malunya Song Ah menyatakan perasaannya kepada Joon Young.

Semua sudah punya porsinya masing-masing. Termasuk kiss-scene.

Kiss-scene dalam romance drakor buat saya penting. Bukan penting karena harus ada. Karena tanpa kiss-scene pun, kalau writer-nim dan PD-nim nya pinter, feel romantis akan tetap sampai ke penonton kok. 

Dan untungnya...ketiga drama kesayangan ini, tidak banyak mengumbar kiss-scene. Sekalinya ada, timing nya pas. Coba saja intip cuplikan kiss-scene Do You Like Brahms? di youtube.

Moment saat Joon Young mencium Song Ah di ruang musik. Di ruang ganti dan terakhir di kamar hotel memiliki perbedaan yang nyata. Feel-nya sesuai dengan status mereka satu itu. 

Jujur, saya sampai geleng-geleng dibuatnya. Kok bisa Kim Min Jae dan Park Eun Bi menginterpetasikan apa yang ingin disampaikan oleh sutradara ke penonton dengan sangat sempurna. Gila.

Song Ah kaget aa nya dateng (screenshot dok.pri)
Song Ah kaget aa nya dateng (screenshot dok.pri)

Saya yang pingsan (screenshot dok.pri)
Saya yang pingsan (screenshot dok.pri)
Romance klasik, mungkin ini saya menyebutnya. Romance dengan alur yang lambat. Konflik batin yang realistis dan manusiawi. Minim tokoh dengan karakter menyebalkan. Yang terpenting, butuh proses dari masing-masing tokohnya untuk saling jatuh cinta. Tanpa harus bertabur dialog ajaib dan dengan skin ship seperlunya.

Apa yang lebih membahagiakan ketika kita bisa makan di kantin berdua si doi. Dapet hadiah payung supaya kalau yang hujan turun lagi (gak usah nyanyi deh!), bisa payungan bareng. 

Atau sekedar duduk tangga kampus sambil makan es krim. Senorak itu kan kita kalau sedang jatuh cinta?Bahkan Song Ah nyimpen tiket bus perjalanan nge-date dia dengan Joon Young ke Daejeon di dompetnya. Ckckkck..

Gumawoyo, When the Weather is Fine...A Piece of Your Mind...Do You Like Brahms?Karena sudah memberikan kisah romansa yang jarang disuguhkan oleh industri k-drama saat ini. Romansa yang pas di segala lini....

Saranghaeyo, tiga couple introvert kesayanganku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun