[caption caption="(koalasplayground.com)"]
Saat menonton drawan saya seperti menemukan mata air ditengah gurun yang gersang. Ceritanya yang ringan dan memiliki sedikit konflik, membuat saya tidak perlu memeras otak ketika menontonnya. Saya hanya tinggal duduk manis di kereta atau selonjoran di kasur dan viola…tak lama pasti bibir ini sudah tersungging dengan manisnya…eaaaa
Cerita drawan memang amat mudah ditebak. Dari membaca sinopsisnya saja kita pasti sudah tahu mau dibawa kemana ceritanya. Apalagi cerita bertema cinta, happy ending adalah akhir yang paling sempurna dan membuat penonton bersorak gembira. Ya kan?Ya kan?Ya dong….
Begitupun dengan akting. Akting para pemain drawan yang (menurut saya) standard dan kadang masih terlihat kaku, justru menjadi daya tarik tersendiri. Setiap hari dijejelin akting pemain drakor yang luar biasa ekspresif…total & tanpa cela. Ketika saya melihat pemain drawan berakting, jatohnya jadi lucu. Mulut yang tadinya ingin manyun2 karena gemes mau ngekritik, jadi batal dan malah ketawa sendiri haha
Percaya atau tidak, aktor pria di drawan tidak seganteng aktor pria di drakor (eits saya lagi gak ngomongin soal oplas ya). Bahkan dari warna kulitpun, ada yang sawo matang seperti mas2 jawa ala Duta SO7 atau om Donny Kusuma. Tapiiiiii entah mengapa ketika mereka sudah melempar senyum, berakting jutek dan kekanak-kanakan atau menatap wanita yang dicintai dengan mata tajamnya. Seketika itu juga hati saya menjadi hangat dan lumer.....
[caption caption="(www.aminoapps.com)"]
Pesona sang aktor yang biasa namun memikat, tentu saja tak’an lengkap tanpa lawan main yang pas dan penuh chemistry. Dan dari semua drawan yang sudah saya tonton, saya selalu suka dengan couple-couple utamanya. Paaassss banget, nggak kurang & nggak lebih!
Coba saja intip ketika Han Jie memasak untuk Fang Xiao Rou yang sedang sakit di Love Cuisine. Atau scene saat A Bing yang tidak pandai berkelahi harus bertarung dengan kakak pertama Xiao Xi, demi membuktikan cintanya. Scene saat mas gondrong eh, Du Zi Feng kencan dibawah sinar bulan dengan Pi Ya Nou. Atau scene saat Ji Wen Kai cemburu mendengar Yu Tong mengajak teman laki-lakinya untuk makan bersama…..
Udahlah, kalian berangkat ke KUA aja sana!
Begitulah. Drawan memang tak sesenmpurna layaknya drakor yang selalu membuat saya berdecak kagum karena acting para pemain & ceritanya. Namun dibalik ketidaksempurnaannya itu, tersimpan begitu banyak rasa yang sanggup membuat hari-hari saya menjadi cerah ceria & sumringah kembali :)
_____
PS: Tulisan norak dan sepanjang sepur ini, saya dedikasikan kepada salah satu kawan saya yang tak mau disebut namanya (panggil saja Nyah Cilebut), yang sedang kesemsem dengan mas gondrong & drawan Bromance. Juga untuk saya sendiri yang sedang dimabuk cinte oleh drawan Refresh Man. I Love You, AJON!