Mohon tunggu...
Geutrida Malthida
Geutrida Malthida Mohon Tunggu... Administrasi - Mother of 3 cats. SJ . 嵐 . Visca el Barca.

Life is hard tabun happy

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Ketika Petang, di Angkot Merah Itu...

31 Juli 2012   05:20 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:25 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

" Oh, gak usah mba.."

" Gak apa-apa mba, ambil aja. Lumayan buat ganjel perut, macetnya masih lama.."

" Makasih ya mba.." dia mengambil satu dan sekali lagi, dia tersenyum. Kami pun menyantap wafer coklat itu bersama, sambil berbincang. Hingga akhirnya kami berpisah karena dia harus turun terlebih dahulu di Giant Cakung.

Sudah selesai?beluuummmmm!Sabar dooongggg...orang puasa kan kudu sabar:D

Lanjut ke cerita kedua, kejadiannya kemarin sore. TKP masih sama, di angkot 31 jurusan Pulo Gadung-Harapan Indah.

Bisa dibilang, kemarin adalah hari yang cukup membuat kepala saya mau pecah karena pekerjaan di kantor. Ada saja ujian yang datang dari pagi hingga sore. Termasuk ketika saya lupa membuat teh untuk bekal berbuka.

Sesampainya di terminal Pulo Gadung, saya kembali lupa membeli minum karena keasikan mengejar si angkot merah yang sudah mau jalan meninggalkan terminal. " Ayo sayang, satu lagi berangkat..satu lagi berangkaat! " teriak si calo wanita dari kejauhan yang sudah mengenal wajah saya sebagai pelanggan setianya. Alhasil, saya kembali mendapat tempat duduk di dekat pintu.

Seperti biasa, macet menghadang. Suara adzan berkumandang, SMS dari Ibu pun datang. Beberapa penumpang sudah mengeluarkan santapan berbuka mereka. Celingak-celinguk saya mencari penjual minuman yang biasanya suka wara-wiri di tengah kemacetan. Hasilnya, nihil. Tak ada minuman, makanan atau permen untuk membatalkan puasa saya. Tiba-tiba...

" Ini mba.." seorang bapak menyodorkan air putih kemasan dalam gelas ke hadapan saya, sambil tersenyum. " Mba puasa kan?Ini, dibatalin dulu..."

Saya yang bingung campur kaget masih memandangi bapak tersebut. Pakaiannya sederhana, hanya batik coklat dan celana panjang hitam. Bapak itu memeluk sebuah tas, dan dirambutnya sudah mulai tumbuh uban.

" Tapi, bapak minumnya.."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun