Mohon tunggu...
Guido
Guido Mohon Tunggu... wiraswasta -

Menggeser keluh di kepala menuju hati yang menerima

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kado Kisah Sedih di Hari Ibu (Minggu)

22 Desember 2013   17:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:37 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="alignnone" width="320" caption="http://kristantoboy.blogspot.com/"][/caption] Ingatkah bait lagu Ibu Pertiwi (yg ditulis Ismail Marzuki) saat kita dendangkan  masa kecil di sekolah. Kulihat ibu pertiwi Sedang bersusah hati Air matamu berlinang Mas intanmu terkenang Hutan gunung sawah lautan Simpanan kekayaan Kini ibu sedang lara Merintih dan berdoa

Rasanya bait lagu itu lah yang harus dinyanyikan sebagai ungkapan rasa sedih Ibu Pertiwi untuk mengiringi keprihatinan atas segala peristiwa yang melanda negeri ini. Ibu Pertiwi adalah tanah air Indonesia, bumi tempat dimana kita dilahirkan, ia adalah Ibu Bumi. Warisan Mas, Intan, Sumber Daya Alam dan Budi Daya luhur Ibu Pertiwi harus terpelihara sebagai warisan tak ternilai untuk digunakan mensejahterakan anak cucu negeri ini Rakyat Indonesia.

Ungkapan cinta kepada Ibu Pertiwi juga ada dalam penggalan bait lagu Indonesia Raya, di sanalah aku berdiri jadi pandu ibuku. Segala penyelewengan yang merugikan negeri ini akan mendapat kutukan menjadi "malin kundang" menghianati Ibu Bumi nya sendiri.

Lagu Ibu Pertiwi itulah mengiringi juga ungkapan rasa duka Ibu Bumi kepada anak negerinya Gubernur Banten  Hj. Ratu Atut Chosiyah hari jumat kemarin resmi ditahan KPK sebagai tersangka korupsi. Hari ibu tanggal 22 desember menjadi hari sedih kita, meluruhkan hati untuk tidak membenci  satu satunya ibu yang menjadi Gubernur anak negeri Ibu Pertiwi adalah tersangka korupsi tahanan KPK.  Tiada guna sumpah serapah, tiada guna  ungkapan  kegembiraan apapun jatuhnya rezim dinasti Banten tersebut.

Ibu Ratu yang lara pun tentunya penuh rasa gundah gulana, terpuruk, tertekan, menanggung derita yang tak terperi. Keserakahan saat memimpin rakyat banten dengan memperkaya diri dan keluarganya telah menemukan karmanya_ akibat dari perbuatannya sendiri.

Satu hari di dalam hotel prodeo adalah saat yang mecekam dan menakutkan bagi Ibu Ratu, ia melawan pergulatan batin melawan dirinya sendiri, menghadapi bolak-balik hati antara menyesali atau pembelaan diri.

Malam keduanya adalah sabtu malam, di mana esok hari adalah hari minggu saat hari Ibu dirayakan. Andaikan ada satu lagu sebagai ungkapan yang Ibu Ratu rasakan, bait lagu yang diciptakan/dinyanyikan Koes Plus dipopulerkan juga oleh Marshanda semoga jadi penghibur dalam kesendirian.

Sabtu malam kusendiri. Tiada teman kunanti, Di sekitar kulihat dia, Tiada seindah dulu Mungkinkah ini berakhir. Aku tlah patah hati, Walaupun kuberkata bukan. Bukan itu.. Penyesalanku semakin dalam dan sedih. Tlah kuserahkan semua milik dan hidupku Aku tak mau menderita begini. Mudah-mudahan ini hanya mimpi. Hanya mimpi.. Kisah sedih di hari minggu. Yang slalu menyiksaku, Kutakut ini kan kubawa. Sampai mati.. Semoga bait lagu ini bisa dinikmati sebagai Kado Kisah Sedih di hari Ibu..  :( Selamat Hari Ibu Terima Kasih Ibu (Pertiwi), Terima Kasih Bunda (tanpa Puteri)..  :) Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun