Mohon tunggu...
Guido
Guido Mohon Tunggu... wiraswasta -

Menggeser keluh di kepala menuju hati yang menerima

Selanjutnya

Tutup

Politik

Salah Kaprah TPID antara Lucu dan yang Merasa Pintar

18 Juni 2014   02:07 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:19 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pasca Debat Capres usai tak dinyana para kompasianer mencoba kejar setoran tulisan yang paling aktual. Artikel tentang pertanyaan singkatan TPID dari Jokowi kepada Prabowo betul-betul memanaskan suasana debat lanjutan antara masing masing pendukung. Hingga terlupakan dlm acara debat capres lajimnya di negara lain selalu adanya Exit Polling dari pemirsa yang nonton acara tersebut.

Kebetulan hanya Metrotv bersama LSI (Gambar hasil Exil POLL dari Kompasianer Rizal Amri). Pasca debat Prabowo direspon bagus dan unggul dari pada Jokowi yg sebelum debat lebih unggul daripada Prabowo.

Urusan TPID lah membuat pendukung Prabowo salah tingkah berlainan dengan kubu Jokowi yang kegirangan bahwa capres nya sudah mengalahkan lawannya. Pertanyaan yang dilakukan Jokowi memang sedikit menohok, saya sendiri masih berpikir pertanyaan itu antara  TPID apa DPID.  Sebagai orang yang sedikit paham dan berkecimpung dalam perencanaan daerah tentu akan sedikit split juga. Kalo rangkaian dari pertanyaan DAU dan DAK Jokowi kepada Prabowo, akan terpikir yang ditanyakan Jokowi selanjutnya adalah DPID (Dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah).

Baru paham ketika Jokowi menjawab bahwa TPID  adalah Tim Pengendali Inflasi Daerah, sesaat setelah Prabowo menjawab tidak tahu karena itu urusan daerah dan balik nanya ke Jokowi.  Sedetik itu pukulan telak bagi Prabowo, sedetik kemudian Jokowi pun terpeleset pula. Karena yang benar TPID adalah Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi Daerah.

Selama debat berlangsung masing-masing timses yang hadir tidak akan  berpikir terlalu dramatis, selesainya acara debatnya saja sudah cukup melegakan. Terlebih  kubu Jokowi memberi kesan yang dalam saat isteri Jokowi menampilkan sosok seorang hijaber yang anggun menyaksikan suaminya dalam debat Capres II.

[caption id="" align="alignnone" width="263" caption="https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTLJxnoTJ33wMT5Qn1H-70Gq9IXwmIQsrQY-UPWUxVCmcyxyDCEpA"][/caption]

Tentu selesai debat, urusan TPID ini tidak akan lenyap,  bukan lagi pada subtansi tentang persoalan inflasi tapi sudah menjadi ajang saling sindir diantara pendukung. Kalau menanggapi sebagai hiburan tidak emosi saya rasa semua perdebatan antar para pendukung sangatlah lucu dan menggelikan. Belum lagi munculnya gambar gambar dengan desain meme nya dari yang serius sampe tema ga karu-karuan.

Ada artikel tentang TPID di kompasiana saya koment, ingatkan untuk cek ulang kepanjangannya yang salah (googling dululah begitu). Eh penulis masih ngotot juga, padahal ga ada urusan untuk melakukan pembelaan untuk Prabowo atau membully Jokowi.  Saya pun jelaskan tentang pengertian yang benar pada tingkat pusat ada TPI-Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi,  skala daerah namanya  TPID.

Si Penulis pun menjawab kalau Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi Daerah singkatannya bukan TPID tapi TPPID. Sudah deh jadi ngaco semua, salah kaprah, ntah apa masih merasa benar atau saking semangatnya bahwa Capresnya tidak pernah/jangan pernah salah.  Anehnya sekarang pun masih pada hoha hoho hehe di artikel tersebut.

14030637661757813573
14030637661757813573

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun