Mohon tunggu...
Idewa Adiyadnya
Idewa Adiyadnya Mohon Tunggu... -

Saya yang biasa dipanggil "Dewa", anak muda kelahiran Bumi Lahar Karangsem Bali adalah seorang abdi negara yang mendedikasikan diri, jiwa dan raga untuk pendidikan dan kebudayaan Indonesia. Fokus untuk meng-upgrade diri guna mewujudkan hidup yang kaya dan penuh senyuman mengantarkan setelah lulus sarjana untuk menempuh pendidikan formal S2 di Bidang Akuntansi dan S2 di bidang Manajemen Sumber Daya Manusia. Passion dalam hal pengembangan diri membawanya untuk melayani masyarakat secara individu maupun organisasi dalam penyelenggaraan program-program pelatihan di bidang Public Speaking, Neuro Lingusitik Program (NLP), Hypnoterapy, Mesmerisme, dan Meditasi. Selain aktif dalam rutinitas abdi negara saya juga melibatkan diri sebagai: - Trainer bagi Pendidikan dan Pelatihan Pengelolaan Keuangan Negara bersertifikasi BPPK Kementerian Keuangan; - Certified Trainer pada Neo NLP Society (CT - NNLP) - Certified Hipnotherapist pada Rumah Hipnosis Indonesia (Cht - RHI) - Certified Instructur pada Indonesian Board of Hypnoterapy (CI-IBH); - Certified Trainer pada Public Speaking Academy (CT.PS) ; - Associate Trainer pada Ongky Hojanto Resources - Master Practitioner pada Institute Mind Technology Bandung. Orang bijak mengatakan "sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain", Seorang budayawan ternama mengatakan "menulis adalah bekerja untuk keabadian (Pram'S)"; maka saya bergabung dengan "Kompasiana" dan mengatakan "abdi negara yang mengabdikan diri sepenuh jiwa raga, aktif menulis dan membagikan kebermanfaatan bagi orang banyak adalah kesuksesan sejati bagi diri sendiri, kesuksesan sejati bagi keluarga, kesuksesan sejati bagi tanah air - kesuksesan sejati bagi kecerdasan masyarakat - dan kesuksesan sejati persembahan untuk bangsa dan negara Indonesia tercinta".

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Senyum Sebagai Bentuk Penghargaan

2 Desember 2018   01:31 Diperbarui: 2 Desember 2018   03:28 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam teori hypnosis menyatakan bahwa pikiran memiliki kendali yang luar biasa terhadap tubuh kita. Hal ini sejalan dengan sebuah preposisi dalan Neuro Lingustic Program (NLP) yang menyatakan bahwa "life, mind and body are one system".

Entah ini adalah sebuah kebetulan karena saya sangat antusias ingin mengembangkan diri dengan mendalami ilmu hypnosis dan NLP, atau bisa jadi keadaan ini merupakan sebuah pembuktian dari teori-teori tersebut. Setelah beberapa hari yang lalu di Kota Bekasi saya menulis,  malam ini saya bersama seorang rekan kerja  memanjakan mata dari atas kawasan perbukitan di Kota Wisata Batam yang bernama  Bukit Senyum.

Dari Bukit Senyum  yang tepatnya berada di Jalan Kuda Laut, Kp. Seraya Batu Ampar Kota Batam kami dapat menyaksikan hamparan indah nan megah kilau gemerlapnya  panorama Kota Singapura dan jejeran ruko di Kota Batam pada malam hari. Sambil duduk menikmati kopi panas kami mengobrol membahas berbagai hal terutama yang berkaitan dengan urusan pekerjaan di kantor.

Chocobun yang juga tersaji di depan kami ternyata menarik untuk kami bahas. Chocobun yang merupakan singkatan dari Choklat Buah Naga katanya merupakan coklat asli Khas Batam yang terbuat dari buah naga. Karena terbuat dari buah naga yang sangat baik untuk kesehatan, chocobun selain manis ada juga rasa asam-asamnya. Dengan sebuah kalimat persuasi diringi metafora Chocobun saya pun memancing senior saya yang telah berkarya lebih dari 30 tahun di kantor yang sama untuk menceritakan pengalaman asam selama mengabdi sebagai abdi negara.

Rekan saya mengungkapkan bahwa salah satu rasa asam atau kekecewaan yang mendasar sampai ke alam bawah sadar yang pernah dialami adalah ketika tidak mendapatkan penghargaan atas kontribusinya dalam organisasi. 

Menghadapi  pimpinan yang sangat sering marah-marah ketika memberikan arahan namun tidak menunjukkan arah solusi, begitu pula ketika menghadapi sesama rekan kerja yang selalu mengatakan dirinya paling pintar -- paling gesit -- paling tajam analisisnya sehingga tidak pernah menghargai pendapat - pengalaman - hasil karya bawahan/pegawai lain.

Berdasarkan teori hierarki kebutuhan Maslow yang menyatakan bahwa mendapatkan penghargaan adalah sebagai kebutuhan manusia (esteem needs), sayapun  memahami keluh kesah rekan tersebut. 

Para praktisi di bidang pengembangan sumber daya manusia  sepakat dengan suatau pemikiran sederhana bahwa pimpinan harus menempatkan bawahan/rekan kerja yang berprestasi sebagai assets besar untuk mencapai tujuan baik tujuan organisasi maupun tujuan individu. Sangat disayangkan bila assets tersebut hilang atau tidak produktif karena merasa tidak mendapatkan penghargaan.

Bentuk penghargaan yang paling baik adalah membuat pegawai/rekan kerja mengetahui kalau dirinya dihargai. Menurut hasil riset psikologi di Amerika Serikat dengan ketua tim Jared Martin dari University of Wischonsin Madison yang meneliti reaksi tubuh manusia terhadap senyuman menyatakan bahwa senyum dapat menjadi sebuah bentuk penghargaan. Senyum berseri dapat  memberi tahu dan memberikan efek bahagia serrta meningkatkan produktivitas kerja pegawai.

"Pintar tak harus menggurui ;

Cepat tak harus mendahului;

Tajam tak harus melukai",

Menjaga profesionalisme untuk saling memberikan penghargaan yang harganya paling murah namun efeknya powerfull yaitu senyum kepada rekan kerja, senyum kepada pimpinan, serta senyum kepada bawahan sebagai awal kesuksesan individu dan kejayaan organisasi.

Wahai rekan, semangat mengabdi berpupuk rasa bangga dan bahagia demi bangsa dan negara.

"Jika dunia anda terasa kelam, dapat dipastikan anda jarang tersenyum. Jika anda mulai membiasakan tersenyum, dunia anda perlahan tampak lebih ceria" (anonim).

Kota Batam Kepulauan Riau, .......29112018
Idewa Adiyadnya

#smile#happy#sukses#mentalist#hipnosis#nlp#mesmerism#motivasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun