Iklan digital akan bertumbuh pesat karena terukur, jauh di atas media konvensional. Jika sekarang advertising dianggap sebagai cost atau biaya yang sulit diukur, maka dengan digital, akurasi pengukuran akan menjadi sangat terlihat.
Brand awareness diukur dari berapa 'eyeball'. Dalam digital akan diukur dengan istilah CPM (cost per thousand impression), di mana ada berapa banyak yang melihat iklan kita. Ini dilanjutkan dengan CPC (cost per thousand click), yang mengukur seberapa orang yang bereaksi dengan mengklik iklan kita. Setelah itu dengan teknologi mobile, akan muncul CPA (cost per thousand acquisition), di mana mereka yang melihat iklan akan diajak langsung melakukan order.
Masih sangat panjang perjalanan media digital untuk tumbuh dan menjadi matang. Langkah awal menggunakan media digital adalah menciptakan engagement dengan komunitas dan pelanggan, yang akhirnya mengonversi hubungan ini menjadi insight, atau memahami keinginan pelanggan tanpa perlu melakukan biaya riset yang sangat mahal.
Seberapa optimis menekuni dan mengembangkan jalur digital di Indonesia?
Saya menerjuni dunia digital sejak 1996, sebagai salah satu pionir digital imaging. Sebagai desainer grafis, saya berkiprah di berbagai aspek, mulai dari pembuatan motion graphic untuk Seputar Indonesia, hingga packaging design untuk Walls ice cream melalui Admire|integrated marketing communication.Teknologi digital selalu menjadi bagian dari proses kerja saya.
Di tahun 2000, saya mengembangkan pendidikan kreatif melalui Digital Studio Workshop – School of Computer Graphics dan IDS|international design school. Di tahun 2007 saya mulai masuk ke digital advertising dan terlibat di dalam pembuatan kampanye Axe dan di 2009 masuk ke industri Internet sebagai Chief Innovation Officer dari Mojopia – anak perusahaan Telkom yang akan bergerak di ecommerce dan content. Situs yang saya tangani adalah Plasa.com. Jadi seumur hidup saya memang sudah ada di industri ini, hanya berpindah-pindah dari satu media ke media lain.
Read the blog in English. Please leave comments on Ideonomics.com. Follow me on Twitter @andisboediman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H