Kita semua harus membuat keputusan, apakah guru, dosen, mahasiwa, pelajar, orangtua bahkan seorang presiden harus membuat keputusan untuk menentukan kebijakan-kebijakan yang terkait dengan negara yang dipimpinnya. Setiap masalahnya pun bermacam-macam, tidak peduli apakah masalah sangat besar ataupun kecil, kita semua menetapkan tujuan, menghadapi tantangan dan berupaya mengatasinya.Â
Ada sebuah pendekatan mendasar dalam memecahkan masalah-masalah seperti ini, sebuah pendekatan yang mengarahkan setiap orang pada solusi efektif. Memecahkan masalah bukan sekedar kemampuan, melainkan kerangka berpikir utuh, yang mendorong orang untuk memberikan yang terbaik, agar menghasilkan sesuatu yang bernilai positif.
Hidup memang penuh tantangan, ketika berusaha menggapai tujuan dan mimpi, kita dihadapkan pada berbagai rintangan. Permasalah yang muncul dalam kehidupan sehari-hari pun bisa bisa sangat melelahkan.Â
Kita semua bahkan anak-anak tidak hanya mengejar mimpi-mimpi besar, mereka mengejar tujuan-tujuan yang lebih besar dengan menyederhanakannya menjadi beberapa target yang lebih kecil. Target - target yang mereka miliki memandu menuju mimpi dan membantu mereka termotivasi.Â
Setelah merancang sebuah rencana untuk meraih sebuah mimpi, selanjutnya mereka mencari tahu cara yang paling efektif untuk mencapai setiap tujuan yang lebih kecil dan melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan. Kita dapat melihat bagaimana mereka berusaha meraih tujuannya.Â
Seperti seorang pelajar SMK jurusan Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) Sistem Informasi memimpikan menjadi seorang programmer.Â
Untuk saat ini tujuan pertamanya adalah membeli sebuah komputer yang akan membantunya mempelajari bahasa pemograman. Hal ini mungkin dapat terealisasi bagi mereka yang mampu tetapi tidak untuk yang orang tuanya nya lemah ekonomi, karena harapan mereka hanya dari sekolah.
Praktik adalah aspek penting dari sistem pendidikan saat ini . Hal ini mengacu pada pengajaran keterampilan praktis dan pembelajaran langsung (hands-on) yang dapat diterapkan pada situasi dunia nyata. Dapatkah kita membayangkan seseorang mengajari mengemudikan mobil, di dalam ruang kelas? Tidak mungkin! Yang harus dilakukan adalah kita harus  harus keluar dan di jalan untuk belajar mengemudi. Ini adalah contoh kegiatan berbasis keterampilan yang berorientasi pada praktik.Â
Pengetahuan teoretis tentang kegiatan semacam itu perlu didukung oleh praktik. Karena sekolah hanya memberikan siswa banyak pengetahuan teoritis daripada pengetahuan praktis karena keterbatasan perangkat.Â
Idealnya setiap sekolah yang membuka sebuah jurusan tertentu  harus mengupayakan dan menyiapkan perangkat pendukung untuk jurusannya tersebut. Â