Mohon tunggu...
Iden Ridwan
Iden Ridwan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Seorang hamba sahaya, hanya itu saja.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Keadilan Gender dalam Konteks Modern: Mengukur Keberhasilan Feminisme di Abad ke-21

22 September 2024   20:27 Diperbarui: 22 September 2024   20:31 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meskipun berbagai pencapaian telah diraih, feminisme di abad ke-21 masih menghadapi tantangan yang signifikan. Salah satunya adalah ketidaksetaraan yang terjadi secara lintas kelas dan lintas budaya. Feminisme masih sering dianggap sebagai gerakan yang didominasi oleh perspektif Barat, sehingga sering kali gagal menangkap kebutuhan dan tantangan perempuan di negara-negara berkembang . Di banyak negara berkembang, perempuan masih menghadapi hambatan besar dalam mengakses pendidikan, layanan kesehatan, dan kesempatan ekonomi yang setara.

Selain itu, meskipun terdapat peningkatan kesadaran tentang hak-hak perempuan dan kesetaraan gender, ketimpangan struktural tetap terjadi. Di beberapa negara, perempuan masih kurang terwakili dalam posisi kepemimpinan di sektor publik maupun swasta. Bahkan di negara-negara yang dianggap maju secara ekonomi, perempuan sering kali mengalami apa yang disebut glass ceiling, yaitu hambatan tidak kasat mata yang menghalangi perempuan untuk mencapai posisi tertinggi dalam hierarki pekerjaan .

Masalah lainnya adalah reaksi balik (backlash) terhadap feminisme, terutama di lingkungan politik dan sosial yang lebih konservatif. Di beberapa negara, kebijakan yang mendukung kesetaraan gender dan hak-hak reproduksi mengalami penolakan yang kuat dari kelompok-kelompok anti-feminisme . Hal ini menunjukkan bahwa perjuangan feminisme untuk mencapai keadilan gender masih jauh dari selesai.

4. Mengukur Keberhasilan Feminisme: Indikator Utama

Mengukur keberhasilan feminisme dalam menciptakan keadilan gender membutuhkan pendekatan yang komprehensif. Salah satu indikator utama yang dapat digunakan adalah kesenjangan gender global yang diukur oleh Global Gender Gap Report. Laporan ini mencakup empat dimensi utama: partisipasi ekonomi, pencapaian pendidikan, kesehatan dan kelangsungan hidup, serta pemberdayaan politik . Meskipun terjadi perbaikan di beberapa dimensi, laporan ini juga menunjukkan bahwa kesenjangan gender global masih membutuhkan waktu 132 tahun untuk ditutup sepenuhnya, jika laju perubahan saat ini terus berlanjut.

Indikator lain yang dapat digunakan adalah tingkat partisipasi perempuan dalam pendidikan tinggi dan akses mereka terhadap layanan kesehatan. Peningkatan partisipasi perempuan dalam STEM (science, technology, engineering, and mathematics) menunjukkan bahwa feminisme telah berhasil mendobrak stereotip gender dalam pendidikan .

Kesimpulan

Feminisme di abad ke-21 telah mencapai banyak kemajuan, baik dalam hal meningkatkan representasi politik perempuan, mengurangi kesenjangan upah, hingga mengubah persepsi sosial mengenai kekerasan berbasis gender. Namun, tantangan besar tetap ada, termasuk ketimpangan lintas budaya dan kelas, serta reaksi konservatif yang menentang perubahan yang didorong oleh feminisme. Untuk mencapai keadilan gender yang sejati, gerakan feminis perlu terus mengupayakan pendekatan yang lebih inklusif dan interseksional, dengan fokus pada kebutuhan perempuan di seluruh dunia tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, atau geografis.

Dengan demikian, meskipun feminisme telah mencapai banyak hal, jalan menuju keadilan gender yang sepenuhnya masih panjang dan membutuhkan upaya kolektif di berbagai sektor.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun