Tuduhan ini juga adalah bahwa gerakan kampus adalah sebuah bentuk provokasi asing yang didukung oleh negara-negara Barat, dengan cara memanfaatkan media sosial, LSM, dan aktivis hak asasi manusia. Tuduhan ini bertujuan untuk melemahkan dan mendiskreditkan gerakan kampus, dengan cara menuduh mereka sebagai partisan.
Tuduhan partisan yang dilontarkan oleh pihak istana terhadap gerakan kampus tidak memiliki dasar yang kuat dan valid. Tuduhan tersebut didasarkan pada asumsi yang salah dan tendensius, yang menganggap bahwa gerakan kampus adalah sebuah ancaman bagi kestabilan dan keamanan nasional, padahal gerakan kampus adalah sebuah peluang bagi perbaikan dan kemajuan nasional.Â
Tuduhan tersebut juga didasarkan pada bukti yang lemah dan tidak meyakinkan, yang mengandalkan pada spekulasi, fitnah, dan propaganda, padahal gerakan kampus memiliki bukti yang kuat dan meyakinkan, yang mengandalkan pada fakta, analisis, dan argumentasi. Tuduhan tersebut bertentangan dengan nilai-nilai demokrasi dan konstitusi, yang menghormati hak dan kewajiban warga negara untuk berpartisipasi dalam kehidupan politik dan sosial.
Esai ini telah mengkritik tuduhan partisan yang dilontarkan oleh pihak istana terhadap gerakan kampus yang menuntut perubahan politik dan sosial di Indonesia. Esai ini telah menunjukkan bahwa gerakan kampus tidak dapat disamakan dengan "the death of expertise" yang digambarkan oleh Nichols, karena gerakan kampus memiliki landasan argumentasi dan bukti yang kuat untuk mendukung tuntutan mereka, dan karena gerakan kampus adalah bagian dari tradisi intelektual dan demokratis yang telah lama ada di Indonesia.Â
Esai ini juga telah menunjukkan bahwa sikap istana yang enggan menerima pendapat para ahli menyebabkan matinya kepakaran lebih dirasakan pada masyarakat, karena menghalangi proses pembelajaran dan pembangunan yang rasional dan bertanggung jawab. Esai ini menyarankan agar pihak istana harus lebih bersikap terbuka, dialogis, dan responsif terhadap gerakan kampus, dan agar gerakan kampus harus lebih bersikap kritis, kreatif, dan konstruktif dalam menuntut perubahan politik dan sosial di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H