Mohon tunggu...
Iden Ridwan
Iden Ridwan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Seorang hamba sahaya, hanya itu saja.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Melangkah di Tengah Kecemasan

14 November 2023   14:00 Diperbarui: 14 November 2023   14:04 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai seseorang yang mengalami depresi dan anxiety, saya telah mendengar banyak kisah-kisah yang sangat menakjubkan dari therapyst yang saya datangi, jadi maksud saya membuat esai ini adalah bertujuan untuk menyelami pengalaman seseorang yang menghadapi depresi dan kecemasan, mengeksplorasi bagaimana mereka dapat menemukan makna dalam kehidupan mereka meskipun terbatas oleh tantangan yang terasa tak berujung. Dengan memanfaatkan perspektif eksistensialis, esai ini mengambil inspirasi dari pemikiran Albert Camus, seorang filsuf dan penulis Prancis yang terkenal melalui karyanya, The Myth of Sisyphus.

Dalam visi Camus, Sisyphus diibaratkan sebagai simbol manusia yang hidup dalam dunia yang absurd, di mana tujuan, nilai, dan makna objektif tidak ada. Mitos Sisyphus, seorang tokoh dalam mitologi Yunani yang dihukum untuk menggulirkan batu besar ke puncak bukit, hanya untuk menyaksikannya berguling kembali dan mengulangi proses itu tanpa akhir, menjadi metafora manusia yang bertahan dalam ketidakpastian dan absurditas hidup. Meskipun menyadari sia-sia usahanya, Sisyphus terus menjalani tugasnya tanpa putus asa.

Camus mengajukan pertanyaan kritis: "Apakah hidup ini sepadan untuk dijalani?" dan menjawabnya dengan menekankan bahwa jawaban tergantung pada sikap pribadi terhadap kehidupan. Jika seseorang melihat hidup sebagai sesuatu yang harus memiliki makna yang ditetapkan oleh entitas lebih tinggi, seperti Tuhan atau masyarakat, maka akan timbul frustrasi dan keputusasaan ketika makna itu tidak ditemukan. Sebaliknya, jika kita menerima absurditas hidup dan menyadari bahwa kita sendiri adalah pencipta makna, kita dapat menemukan kebebasan dan kebahagiaan melalui pilihan-pilihan kita.

Melihat Sisyphus sebagai panutan, Camus merangsang kita untuk menolak keputusasaan dan menemukan kepuasan dalam tindakan yang berulang-ulang. Dalam perspektif ini, Sisyphus adalah pahlawan absurd karena meskipun mengetahui bahwa usahanya sia-sia, ia tetap berusaha tanpa henti. Camus menyiratkan bahwa kita juga bisa melihat Sisyphus sebagai sosok yang bahagia, karena ia menyadari bahwa ia memiliki kendali atas takdirnya sendiri dan mampu memberikan makna pada hidupnya sesuai keinginannya. Dalam kata-kata Camus, "Satu-satunya hal yang dapat mengalahkan absurditas adalah untuk menyambutnya dengan senyuman yang lebih besar."

Bagaimana relevan dengan pengalaman Anda, yang sedang menghadapi depresi dan kecemasan? Depresi dan kecemasan seringkali membuat seseorang merasa tak berdaya, tidak berharga, dan kehilangan harapan. Dalam kondisi ini, hidup tampak tanpa tujuan, dan kendali atas situasi sulit dicapai. Tetapi pembelajaran dari Sisyphus bisa membawa perubahan pada pandangan hidup Anda.

Realitas absurditas hidup bisa diakui, dan pencarian makna universal tidak selalu menjadi keharusan. Anda memiliki kemampuan untuk menciptakan makna sendiri dengan berpegang pada nilai, minat, dan tujuan pribadi. Kebebasan dan kebahagiaan bisa ditemukan dalam pilihan-pilihan Anda, menghindarkan diri dari membiarkan depresi dan kecemasan menghalangi perjalanan menuju apa yang diinginkan.

Melalui usaha yang dilakukan, walaupun hasilnya mungkin tidak sebanding dengan harapan, terdapat kepuasan dalam prosesnya. Anda dapat menghargai setiap tantangan sebagai peluang untuk tumbuh dan belajar. Tanpa menyerah pada kesulitan, Anda dapat membangun keterampilan diri dan menemukan kebanggaan dalam dedikasi terhadap perjuangan Anda. Dengan membayangkan diri sebagai Sisyphus yang bahagia, Anda dapat menolak putus asa dan mendorong batu hidup dengan senyuman.

Esai ini bertujuan untuk membimbing Anda melalui samudra kecemasan, membantu menemukan makna dalam keterbatasan seorang Sisyphus. Penting untuk dicatat bahwa esai ini tidak bermaksud meremehkan penderitaan Anda atau mengabaikan kebutuhan bantuan profesional. Sebaliknya, esai ini berusaha memberikan perspektif baru yang dapat menjadi katalis untuk menghadapi hidup dengan sikap lebih positif dan optimis. Harapannya adalah Anda dapat menemukan makna, kebebasan, dan kebahagiaan dalam kehidupan Anda, sehingga Anda dapat mengucapkan dengan yakin, "Saya tahu bahwa hidup ini absurd, tetapi saya masih mencintainya."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun