IDE DIGITAL - Twitter kerap menjadi tempat orang-orang untuk mengungkapkan perasaannya. Berbagai emosi, seperti marah, stres, kesal, dan lelah seringkali di bagikan orang-orang melalui jejaring sosial berlogo burung biru tersebut. Namun, ternyata hal ini dapat beresiko terkena serangan jantung. Sementara pengguna yang lebih sering mengungkapkan emosi positif diklaim memiliki resiko yang sangat rendah terkena serangan jantung.
Dalam sebuah penelitian yang dikutip dari laman Business Insider, tim peneliti dari University of Pennsylvania mencatat bahwa bahasa dan kematian secara mengejutkan memiliki kolerasi yang sangat erat. Berbagai bahasa emosional negatif seperti kata-kata yang mewakili rasa benci dan kata-kata kasar dapat memicu penyakit pada jantung.
"Dengan miliaran pengguna aktif setiap harinya tentang pengalaman yang mereka alami, pikiran dan perasaan, dunia media sosial dapat dijadikan tolak ukur baru bagi penelitian psikologis. Data yang berasal dari media sosial ini dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan kesehatan masyarakat yang sangat berharga di dunia nyata," Jelas salah seorag tim peneliti
Selain menimpa orang-orang yang sering marah-marah di Twitter, resiko tinggi serangan jantung juga memiliki potensi beresiko yang sama pada pembaca yang timeline nya dipenuhi bahasa emosional negatif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H