Mohon tunggu...
IDE JOKOWI
IDE JOKOWI Mohon Tunggu... -

"Apakah kelemahan kita adalah kurang percaya diri sebagai bangsa, sehingga kita menjadi bangsa penjiplak luar negeri dan kurang mempercayai satu sama lain, padahal kita ini asalnya adalah rakyat gotong royong." - Ir.Soekarno

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ada Pejabat dan Mafia, Ngebet Perpanjang KK Freeport

21 November 2015   20:57 Diperbarui: 21 November 2015   21:13 1848
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Padahal, LBP panggilan akrab Luhut Binsar Pandjaitan, selalu menekankan, betapa krusialnya mengutamakan kepentingan masyarakat Papua, dan kemudian menjadi rujukan bagi Presiden Jokowi dan LBP, yang secara konsisten sejak awal masukan kami, mentaati UU. Secara pribadi, sejak menjabat Kepala Staf Kepresidenan, saya kerap berkonsultasi juga meminta pandangan LBP soal PT FI. Beliau selalu merespons dengan menegaskan, "Kepentingan bangsa Indonesia, terlebih kepentingan rakyat papua harus diutamakan."

Suatu ketika saya pernah menanyakan, "Apakah Pak Luhut berniat membeli saham Freeport?" LBP manjawab, "Tidak punya interest apapun." Sehingga sangat mengherankan, ketika nama LBP dimunculkan berkali-kali dalam pertemuan antara Setya Novanto, Maroef Sjamsoeddin dan Pengusaha Mohammad Reza Chalid alias MRC. Bahkan seolah-olah LBP ikut bermain dalam isu perpanjangan KK PT Freeprt Indonesia.

Bocara PT Freeport Indonesia, terkadang bagaikan dongeng 1001 Malam. Terlalu banyak kepentingan, melibatkan orang-orang penting republik. Di sana juga terlalu banyak permainan yang terkadang tak terjangkau akal sehat orang awam. Namun satu hal ingin saya sampaikan, perlunya semua pihak mewaspadai isu Freeport yang kini memanas.

Saya mengetahui adanya kekuatan-kekuatan besar yang ingin mengambil peran dengan segala kepentingannya, terutama menjelang habisnya masa Kontrak Karya PT Freeport Indonesia tahun 2021 mendatang. Saya juga bisa memahami, ada apa di balik manuver Menteri ESDM melaporkan pertemuan kontroversian yang melibatkan Ketua DPR Setya Novanto ke MKD DPR. Dengan gamblang dan terang benderang kita bisa melihat pertentangan dan konflik kepentingan yang begitu tajam di antara beberapa pemimpin republik.

Sebagai anak bangsa, tentu saya punya tanggungjawab untuk mengingatkan adanya politik adu domba yang sedang dilancarkan untuk memecah belah bangsa Indonesia. Ini haruslah diwaspadai. Nah, ketika ada pemimpin yang ingin memanfaatkan perpanjangan KK PT FI untuk menangguk keuntungan pribadi maupun kelompoknya, maka saya pastikan hal tersebut bertentangan dengan keinginan dan kebijakan Presiden Jokowi. Pun keinginan dan niatan Menkopolhukam Luhut Binsar Pandjaitan.

Akhirulkalam, semua rakyat dan komponen Bangsa Indonesia, bisa mencermati dengan seksama perkembangan isu maupun pemberitaan terkait  Freeport Indonesia 8 bulan terakhir, guna menemukan jawaban atas sejumlah pertanyaan, "Siapakah pejabat yang paling ngebet ingin memperpanjang Kontrak Karya PT Freeport Indonesia. Lalu siapa saja yang terus berteriak dan bermanuver ingin melakukan perubahan atas UU Minerba No. 4/ 2009, agar perpanjangan KK PT FI terealisasi?"

Waspada, merupakan kata tepat bagi kita menyikapi isu perpanjangan KK PT Freeport Indonesia. Karena kenyataannya, ada maling teriak maling dan mafia teriak mafia, saling berebut limpahan emas di tengah penderitaan rakyat Papua, sebagai pewaris kekayaan tanah leluhur mereka.*

*BANGUN MANURUNG | Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral, Provinsi Papua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun