Beberapa contoh layanan telekonseling yang tersedia di Indonesia dan dapat diakses oleh khalayak umum antara lain:
- Riliv menyediakan layanan konseling masalah pribadi atau masalah psikologis secara online dengan psikolog berlisensi dan profesional dengan harga yang terjangkau. Konseling dilakukan dengan melalui pesan teks dengan jadwal yang fleksibel dan sesi yang disesuaikan dengan kebutuhan pengguna. https://riliv.co/en
- Halodoc menyediakan layanan konsultasi kesehatan mental online dan janji temu dengan psikolog, psikiater, dan ahli kesehatan mental terbaik. https://www.halodoc.com/kesehatan-mental
- Semenjak pandemi, Unit Konsultasi Psikologi (UKP) Fakultas Psikologi UGM membuka layanan telekonseling yang masih dapat diakses hingga saat ini, sebagai salah satu opsi selain layanan konseling tatap muka yang dilakukan di ruang konsultasi UKP di Gedung D Fakultas Psikologi UGM. UKP juga membuka layanan darurat melalui Mental Health Emergency Response Line (MHERL) https://www.instagram.com/ukpugm
- PKLP Ubaya menyediakan layanan telekonseling berkait dengan permasalahan pribadi, pengasuhan anak, keluarga, pendidikan, maupun karir/pekerjaan. Klien ditangani oleh para psikolog profesional dengan lisensi resmi yang telah berpraktik lebih dari 10 tahun. Telekonseling dapat dilakukan dimanapun dengan nyaman. Proses konseling yang dilakukan memiliki kualitas yang sama dengan layanan konseling tatap muka dan lebih hemat secara biaya. https://pklp.ubaya.ac.id/layanan-telekonseling/
- Layanan psikolog juga dapat dilacak melalui database Ikatan Psikolog Klinis Indonesia (IPK Indonesia) melalui laman resmi IPK Indonesia https://ipk.id/
Layanan telekonseling telah membantu klien dengan gejala kecemasan, gejala depresi, masalah hubungan, masalah pengasuhan, manajemen penyakit (misalnya untuk pasien perawatan paska-stroke, diabetes kronis, dan lain sebagainya), konflik tempat kerja, dan kecanduan (Yaphe & Speyer, 2011). Namun demikian, telekonseling memang tidak disarankan untuk kondisi klien yang berada dalam status kegawatdaruratan/krisis dan klien dengan disabilitas untuk mengakses moda telekonseling (Langarizadeh et al., 2017). Pendapat dari praktisi mengenai telekonseling pun beragam, misalnya temuan Gangamma, et al. (2022) bahwa setelah pandemi, tenaga kesehatan professional cenderung tidak melanjutkan praktik telekonseling pada klien berasal dari kelompok sosial-ekonomi rendah, serta klien pasangan dan keluarga. Â Artinya, telekonseling dapat menjadi pilihan layanan namun tidak dapat dianggap cocok dan sesuai untuk semua klien.
Seiring dengan meningkatnya ketersediaan layanan konseling bagi pengguna, pengguna pun perlu memahami kebutuhannya dan mencari sistem layanan yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut sesuai dengan situasi dan kondisinya. Dengan mengetahui penjelasan tentang telekonseling pada artikel ini, calon pengguna layanan kesehatan mental dapat mempertimbangkan bentuk layanan yang memang sesuai dengan kebutuhannya, sehingga layanan dapat berjalan efektif dan efisien. Terutama bagi mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di luar negeri dan juga keluarga yang mendampingi, layanan telekonseling barangkali dapat menjadi salah satu cara untuk menjaga kesehatan mental saat jauh dari rumah.
Referensi Bacaan:
APA Joint Task Force for the Development of Telepsychology Guidelines for, P. (2013). Guidelines for the practice of telepsychology. Am Psychol, 68(9), 791-800. https://doi.org/10.1037/a0035001
Donker, T., Blankers, M., Hedman, E., Ljtsson, B., Petrie, K., Christensen, H., (2015). Economic evaluations of Internet interventions for mental health: a systematic review. Psychol. Med. http://dx.doi.org/10.1017/S0033291715001427.
Fang, L., Tarshis, S, McInroy, L. & Mishna, F. (2017). Undergraduate student experiences with text-based online counselling. British Journal of Social Work, 0, 1--17, doi: 10.1093/bjsw/bcx111
Fenichel, M., Suler, J., Barak, A., Zelvin, E., Jones, G., Munro, K., et al. (2002). Myths and realities of online clinical work. Cyberpsychology and Behavior, 5(5).
Gangamma, R., Walia, B., Luke, M., & Lucena, C. (2022). Continuation of Teletherapy After the COVID-19 Pandemic: Survey Study of Licensed Mental Health Professionals. JMIR Form Res, 6(6), e32419. https://doi.org/10.2196/32419
Gatti, F.M., Brivio, E. & Calciano, S. (2016) "Hello! I know you help people here, right?": A qualitative study of young people's acted motivations in text-based counselling. Children and Youth Services Review. doi: 10.1016/j.childyouth.2016.10.029
Gilati, I. & Reshef, E. (2015). The perceived helpfulness of rendering emotional first aid via email. British Journal of Guidance & Counselling, Vol. 43, No. 1, 94--104, http://dx.doi.org/10.1080/03069885.2014.909006