Mohon tunggu...
Dhilal Ahmad
Dhilal Ahmad Mohon Tunggu... Buruh - Tidak Ada Keterangan

:)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Monolog: Surga Sudah Tak Diminati Lagi

10 Agustus 2019   18:30 Diperbarui: 11 Agustus 2019   07:35 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hai orang - orang yang tak beriman, jangan heran jika kelak, aku menari girang seraya meminum anggur dan menikmati bidadari di surga firdaus sendirian!

Betapa menggiurkannya surga itu.. ah dewasa ini nampaknya tak ada lagi yang ingin surga. Kondisi semacam ini sangat menguntungkanku. 

Mungkinkah surga dimata orang lain hanyalah sebatas harta benda dan terbebas dari norma agama di dunia?
Jika memang benar, adakah aku boleh mengatakan orang yang seperti itu bodoh dan gila? Hahaha

Jangan berpikir bahwa aku memiliki sekte baru yang dapat menerobos lorong menuju surga dan melampaui segala macam syaratnya. Kalimat itu hanya suatu hasil dari hipotesa asal - asalan mengingat saat ini dekadensi moral sudah tak terkendalikan dan semakin banyak saja makhluk berakal yang berkumpul dalam kandang sempit berjeruji besi itu. Bagiku yang paling istimewa dari mereka adalah para koruptor! Mereka berasal dari kaum elite yang awalnya diumumkan bahwa memiliki kadar akhlak diatas rata-rata, belum lagi gelarnya yang tinggi. Namun, lihatlah apa yang diperbuatnya...

Akal yang secara istimewa diberikan oleh tuhan kepada setiap insan manusia telah menjelma keserakahan, kebodohan dan kemunafikan. Ya tentu saja termasuk milikku.

Setiap pagi aku seringkali berlama - lama menatap jendela yang setengah terbuka dan merenungi distorsi kehidupan yang kian absurd ini. Namun bisa saja ini hanyalah sebab akibat dari paradigma-ku yang terlalu sempit dalam melihat perkembangan zaman. 

Ya.. apalagi mengingat banyak orang pandai yang cinta kasihnya telah lenyap dari raganya. Padahal sebelumnya secara eksklusif, aku sudah menyaksikan simposium yang diisi oleh sebagian dari mereka. Dipaparkannya wacana kesejahteraan dan keadilan sosial yang begitu mulia dan diimpikan jutaan umat manusia.

Namun demikian, episode lanjutannya diluar praduga, tangan mereka tiba - tiba dililit besi dan dipakai-kan ditubuh mereka rompi kuning khas maling dan orang - orang sinting.
Ah sudahlah, di satu sisi, aku senang juga melihat semakin banyak orang pintar menjadi sinting. Dunia yang kompetitif ini akan cukup mudah aku lalui dalam perjalanan menuju taman firdaus.

Betapa pedihnya bila mengulas lagi kisah pendahuluku di zaman nabi. Contohnya Zaid bin Amr yang diusir dari makkah karena menolak untuk memeluk ajaran politeisme hingga diterror, didzalimi, disiksa hingga dibuang ke padang pasir yang terik agar mati terasing dan sia sia. 

Zaid lah salah seorang yang paling menentang dan mengecam pemerintah makkah untuk segera menciptakan kontruksi sosial baru karena saat itu Makkah mengalami fenomena tatanan sosial yang kacau (praktek jual - beli yang tak jujur, perbudakan & kehidupan yang amoral)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun