Angin lembut menyapu awan cerah
Di langit kejauhan tampak embun pagi
Arus sungai yang tenang
Menyapa segala yang tumbuh dan mati
Mengurai daun jatuh, ikan-ikan kecil bergembira
Hingga kulit kering pelancong menikmati aroma rimba
Aku, kamu
Kita hanya pejalan, pencari arah
Agar tak bersilang dalam saling
Tanpa halang meski sekecil ranting kering
Tanpa fana namun satu rasa
Aku dan kamu
Frasa unik penuh bahasa klasik;
Dibalutnya awan dan pelukan kita
Terselip serpihan luka yang dijahit bersama
Aku, kamu
Sebatas pandangan asyik
Sebuah kiasan menarik
Sepercik manisnya asa klasik
Sekaligus membuat mereka menggelitik
Ya, kita adalah tawa mereka
Sekaligus tangis merdunya, teringat lagu saat kita bertemu
Pertama kalinya kau juga sampaikan dengan tulus
Akhirnya, iya
Kita serupa benang kusut
Kita hanya sepintas debu jalanan
Terseok-seok waktu
Termakan haru dan pilu
Hanya untuk melambatkan waktu
Entah saling temu, entah merajut perihnya rindu
Yah, aku di sini merindukanmu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H