Mohon tunggu...
Ida Zakiah Sofyan
Ida Zakiah Sofyan Mohon Tunggu... Lainnya - Follow me, follback, just mention. Thanks.

Menulis adalah pilihan hidup.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Membendung Jumpa

20 Oktober 2024   17:59 Diperbarui: 25 Oktober 2024   13:54 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Angin lembut menyapu awan cerah
Di langit kejauhan tampak embun pagi
Arus sungai yang tenang
Menyapa segala yang tumbuh dan mati
Mengurai daun jatuh, ikan-ikan kecil bergembira
Hingga kulit kering pelancong menikmati aroma rimba

Aku, kamu
Kita hanya pejalan, pencari arah
Agar tak bersilang dalam saling
Tanpa halang meski sekecil ranting kering
Tanpa fana namun satu rasa
Aku dan kamu
Frasa unik penuh bahasa klasik;
Dibalutnya awan dan pelukan kita
Terselip serpihan luka yang dijahit bersama

Aku, kamu
Sebatas pandangan asyik
Sebuah kiasan menarik
Sepercik manisnya asa klasik
Sekaligus membuat mereka menggelitik

Ya, kita adalah tawa mereka
Sekaligus tangis merdunya, teringat lagu saat kita bertemu
Pertama kalinya kau juga sampaikan dengan tulus

Akhirnya, iya
Kita serupa benang kusut
Kita hanya sepintas debu jalanan
Terseok-seok waktu
Termakan haru dan pilu
Hanya untuk melambatkan waktu
Entah saling temu, entah merajut perihnya rindu
Yah, aku di sini merindukanmu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun