Yadi Hidayat 96
Apa kalian pernah jatuh cinta, ah ya tentu saja semua orang pernah merasakannya bahkan anak kecil yang masih pakai seragam putih merah saja di zaman sekarang sudah banyak yang jatuh cinta, apa iya apa yang dirasakan oleh anak kecil bisa disebut cinta? Memangnya cinta itu apa? sebuah perasaan aneh yang entahlah apa maksudnya rasa berdegup-degup saaat bertemu seseorang, atau rasa cemburu, atau rasa sakit hati dan ya semua itu bagian dari cinta, ya mungkin cinta memang sebuah misteri yang untuk mendefenisikannya terlampau rumit teramat rumit. Cinta dengan segala kerumitan dan keruwetannya.Dan itulah yang kurasakan, aku bingung dengan apa yang kurasakan,rumit untuk di jelaskan dan diungkapkan perasaaan ini menyenangkan sekaligus menyebalkan.
“Ah sial kenapa wajahnya selalu saja menghias pagiku” Keluhku dalam hati.
Sudah beberapa minggu ini wajah wanita itu selalu memenuhi otak dan pikiranku, seperti sebuah kaset rusak yang terus diulang-ulang, padahal aku hanya melihatnya sekilas hanya beberapa dmenitmungkin tapi lihatlah dampak dari pertemuan yang hanya beberapa menit itu berhari-hari aku gelisah, tak bisa tidur dan terus menerus memikirkannya.
Dia adalah teman masa kecilku yang sudah lama tak kutemui beberapa minggu lalu aku berbapapasan dengannya,
“Rian ya?”
“Siapa ya?” Aku sedikit kaget saat ada wanita cantik menyapa jarang sekali aku disapa wanuta
“Ini dini teman waktu kecil lupa ya?”
“Dini anaknya pak Broto?
“Iya, ternyata kamu masih ingat”
Ah sejak pertemuan itu pikiranku terus tertuju padanya
Aku ingin sekali bertemu denganya lagi aku tak bertanya banyak hal padanya tak bertanya nomor tak bertanya dimana rumahnya sekarang, hanya saling menyapa tak lebih bodoh sekali aku kenapa waktu itu tak kutanya no teleponnya.
Takdir mempertemukan kita lagi saat ada acara resepsi pernikahan teman . Aku bertemu lagi denganya, kali ini aku tak akan hanya salin menyapaa aku akan bertanya banyak hal padanya dan yang penting aku harus meminta no nya untuk berkomunikasi.
Seiring waktu berjalan aku tahu kalau dia sedang kuliah jurusan kedokteran di salah satu universitas besar di negeri ini, dia adalah calon dokter informasi itu sedikit menyiutkan nyaliku mendekatinya akau merasa minder sekali mendekatinya aku merasa berbeda kasta.
Aku hanyalah seorang buruh yang pergi pagi pulang sore, pergi sore pulang malam, pergi malam pulang pagi, sedangkan lihatlah orang yang menghantui otakku dia adalah calon dokter pekerjaan yang tentunya sangat hebat.
Aku ingin menghilangkan perasaanku padanya
“Aku tak pantas untuknya” itulah pikiran yang selalu ada di benaku saat ini, tapi tentu saja menghilangkan perasaan bukanlah hal yang mudah apalagi terkadang aku bertemu dengannya dan setiap aku bertemu dan menatap mukanya perasaaan itu selalu muncul kembali di saat aku mencoba membuang perasaan, mengubur perasaaanku kami bertemu dan cukup sering dia KKN di kampungku, dan tentu saja karna kami teman kami sering mengobrol dan banyak gosip yang timbul bahwa kami ini sepasang kseskasih
Sebenarnya aku suka digosipkan seperti itu tapi kenyataan kalau aku dan dia berbeda level membuat ku ciut mengatakan perasaanku. Aku menyukainya tapi terus terang saja di saat yang bersamaan aku ingin sekali perasaan ini menghilang wushh entah kemana.
untuk melihat karya lainya fiksiana community
dan aayo bergabung di fb fiksiana community
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H