Baru sekitar seperlima koleksi berhasil dipindahkan ke dalam album, eeh, halaman-halaman kedua album itu langsung penuh. Hmm... kalau begini, saya butuh sekitar 5 album lagi, saya berseru kepada bapak saat itu.Â
Bapak hanya tertawa lebar melihat ekspresi wajah saya yang merupakan kombinasi dari perasaan girang bersemangat, kecewa, juga penuh rencana.Â
Yang selanjutnya terjadi adalah masa-masa saya selalu memasukkan album perangko ke dalam daftar belanja setiap kali kami berkunjung ke toko buku. Setiap bulan jatah album perangko yang bisa bapak penuhi hanya satu buah.Â
Selain itu, jatah saya, kakak dan adik selalu sama; buku cerita dan alat tulis. Karena demikian aturan bapak, saya mengatur uang jajan saya agar bisa terkumpul di akhir bulan untuk membeli satu buah album perangko lagi. Saat memandangi deretan koleksi perangko saya yang tertata rapi di dalam album, bahagianya tak terkatakan.Â
Indah, manis. Seindah dan semanis masa kecil saya bersama bapak tersayang.
Terima kasih, mbak Erni.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H