drama Korea dan pesonanya di kalangan kerabat keluarga, circle of friends, baik itu di kalangan teman sekolah maupun teman kerja, saya belum penah tergerak untuk coba menonton. Membaca banyak status tentang menunggu episode selanjutnya... enggak sabar menanti lanjutan cerita... Hmm... kok ya sepertinya saya tidak memiliki ketabahan itu.Â
Sejak awal bermunculan percakapan tentangKemudian saya tahu bahwa beberapa episode bisa langsung ditonton sekaligus, dengan catatan drama tersebut bukan drama terbaru. Segelintir teman begitu menikmati drakor, berusaha mengenal lebih jauh sosok aktor, aktris dan artis Korea bahkan hingga mendorongnya untuk mengunjungi negeri ginseng tersebut.Â
Perjalanan ke negeri yang indah, kaya situs budaya, punya khasanah kuliner yang unik, dengan kesaksian bahwa penduduknya nyata elok adanya, ditambah pesona produk skincare yang mendunia cukup membuat saya ikut senang dengan perjalanan teman-teman. Â
Tentu saja kebahagiaan saya kian lengkap dengan hadirnya oleh-oleh khas negeri ginseng di akhir masa liburan teman tadi. Siapa yang tidak suka mendapatkan dompet cantik, magnet kulkas, parfum, skincare, pembatas buku dan masih banyak lagi, yang memajang foto pasangan nan elok berbusana Hanbook? Sampai di sini saya masih juga belum tergerak untuk menonton drama korea.Â
Memasuki masa pandemi, semakin banyak saya dapati teman di dunia nyata dan dunia maya yang berbagi cerita tentang kenikmatan menonton drakor di masa work from home, stay at home, social dan physical distancing, bahkan pada masa PSBB.Â
Tak sedikit yang mengatakan serunya menonton drakor secara marathon... betapa menyenangkan menonton aktor dan aktris yang rupawan berlaga dalam drama yang tidak sedrama sinetron Indonesia.Â
Jalan cerita fokus, tidak melebar ke mana-mana, tidak ada pemeran pembantu yang dimunculkan dengan semena-mena tanpa memperkuat jalan cerita.Â
Jumlah episode yang tidak banyak (hanya belasan hingga hanya tigapuluhan) membuat penontonnya betah menonton. Alasan yang lebih serius bagi beberapa penonton yang membuat mereka selalu setia menonton adalah ada banyak pelajaran yang bisa dipetik dari drakor.Â
Beberapa yang saya dengar, seperti: pesan-pesan pola pengasuhan anak dari seri It's OK to Not Be OK, bahkan keponakan saya yang seorang bidan melihat langsung praktik pengelompokan pasien yang lazim disebut triase dalam salah satu episode sebuah drakor.Â
Ada juga yang menyukai drakor karena merasa apa yang dipelajarinya di kampus dulu disebut-sebut dalam drakor dan digunakan sebagai analogi. Ngakaknya dapet, review pelajarannya dapet. Begitu kira-kira.
Jadi dari beberapa survey abal-abal yang saya adakan via Whatsapp messenger, saya bisa simpulkan beberapa poin untuk kelebihan atau daya tarik drama Korea, di antaranya, sebagai berikut:
1. Satu seri drama Korea hanya terdiri dari belasan hingga hanya puluhan episode, bandingkan dengan episode sinetron Indonesia yang bisa ratusan jumlahnya,
2. Karena episodenya terbatas itu, mungkin, fokus cerita jadi sangat spesifik, tidak bertele-tele, atau sebaliknya. Jalan cerita yang terjaga fokusnya membuat satu seri cukup disajikan hanya dalam beberapa episode,
3. Karena fokus itu juga, tak ada pemeran pembantu dadakan yang tugasnya hanya mengulur jalan cerita demi rating dan kerumunan iklan,
4. Drama Korea menghormati logika berpikir, bahkan bisa menjadi gambaran suatu tindakan nyata di dunia nyata,
5. Totalitas dalam pembuatan drama Korea membuatnya sangat nyata dan membumi,
6. Ada pelajaran yang bisa dipetik atau take away yang didapat oleh penikmatnya,
7. Pemandangan aktor dan aktris nan rupawan menjadi nilai tambah bagi yang butuh cuci mata,
8. Variasi genre juga membuat drakor bisa melayani selera menonton yang beragam.
Sebagai catatan: untuk yang belum pernah menonton, ternyata poin nomor 7 justru menjadi faktor untuk beberapa orang menolak menonton. Mungkin karena terbiasa atau berpendapat bahwa tampan itu bukan wajah putih mulus plus rambut lurus yang menjadi stereotipe penampilan aktor dalam drakor.Â
Aapapun alasan orang lain untuk terus menikmati ataupun terus menolak drama Korea, saya cukup tertantang dengan tema hari ini. Terima kasih, Kompasiana!
Lalu apakah saya kelak akan mencoba menonton drama Korea? Saya tidak mau sesumbar dulu dengan mengatakan "pasti akan menonton" atau "tetap tidak". Saya memilih membiarkan dinamika hidup menguak apa yang akan terjadi kelak.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI