Mohon tunggu...
Ida Mursyidah
Ida Mursyidah Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Anak Usia Dini

Ibu guru yang gemar membaca, bahkan membaca segala kemungkinan terburuk, untuk menyiapkan mental. Senang menulis, walaupun belum pernah menulis buku solo dan tak akan mampu menulis takdir sendiri. Suka menyimak, meskipun suara hati kecil sering terabaikan. Kadang berbicara, jika memang waktunya tiba dan membawa manfaat bagi yang mendengar.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dear 2021

2 Januari 2021   14:30 Diperbarui: 2 Januari 2021   14:39 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah 2 hari kau hadir

Kubiarkan kau ke ruang tamu melipir

Entah bila kutunjukkan kau kamar tidurmu

Aku yang masih galau meragu

Dua ribu dua puluh baru saja beranjak

Dengan drama berbabak-babak belum berkesudahan

Atas keselamatan yang kudapat banyak

Syukurku belum lagi genap dipanjatkan

Mental terasa dibanting-banting

Antara ingin bersenang dan ingin kurva segera melandai  

Pakai masker sendirian kok terasa garing

Mendekam diri di rumah jadi terlihat lebay

Saat status jadi karyawan juga diuji

Akankah tunduk patuh atasan supaya terpuji

Ku berperang antara pundi rupiah dan harga diri

Syukurlah aku bisa menjadi diri sendiri

24 jam sehari 7 hari seminggu si upik belajar di mejanya sendiri

Kapan lagi jam 7 malam sudah bisa untel-untelan begini

Bangun tidur hingga pergi tidur lagi

Wajah-wajah terkasih terus mendampingi

Kapan lagi pergi seminar semudah kini

Menghadiri peluncuran ini itu lewat layar gawai

Belajar desain, bisnis dan ragam ilmu

Hanya bermodal G-form dan kuota HPmu

Semoga Tuhan dengan wajah kuasaNya

Menatap mereka dengan kasih tak terhingga

Mereka yang bisa menangkap peluang di antara sempit

Yang meradar sayangNya lewat himpitan serba sulit

Dua ribu dua puluh satu

Maafkan bila aku belum punya hidangan

Sementara kau duduk diam manis menunggu

Apa yang hendak aku katakan

Aku tak dapat menjanjikan itu ini

Biar ku telusuri dulu isi hati sendiri

Beri aku waktu menepi barang sebentar

Walau mungkin terdengar terlambat dan kurang ajar

Setidaknya aku tahu pasti

Aku hanya ingin tetap jadi diri sendiri

Ya untuk yang aku inginkan dan jalani

Menolak pasti untuk yang aku hindari

Jadi pribadi yang lebih baik lagi

Yang mencinta dengan tulus hati

Yang berdoa dengan sungguh-sungguh

Yang tangki kasihnya selalu penuh

Tentu saja akupun mau

Dompetku terisi dolar dan rupiah selalu

Agar kasihNya terasa hingga ke saudara-saudaraku

Lewat kiriman paket belajaan e-commerceku

Jumpa belum bisa temu belum kunjung pasti

Untaian doa untuk orangtuaku selalu

Semoga usia mereka masih bisa menanti

Anak cucunya datang memeluk rindu

Semangat dipompakan asa dilangitkan

Tangguh, tangguh, tangguh

Kuat, kuat, liat

Jatuh, bangun, jatuh, bangun

Selamat Tahun Baru 2021!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun