Mohon tunggu...
Idatus sholihah
Idatus sholihah Mohon Tunggu... Penulis - Alumni Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Penulis lepas yang tertarik dengan bahasa, literasi dan pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Antusiasme Belajar Bahasa Inggris: Mulai dari Pedagang Kaki Lima hingga Pemilik Kafe

29 November 2022   19:46 Diperbarui: 29 November 2022   19:54 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Keberadaan Kampung Inggris di Pare, Kediri memang sudah familiar. Terdapat begitu banyak lembaga kursus Bahasa Inggris, jika dihitung pasti lebih dari 200 lembaga. Tentunya banyak sekali poin plus dari keberadaan banyak lembaga ini yang berdampak sangat baik bagi masyarakat. Di Pare, kita tidak asing jika hanya belanja sayur dan tukang sayurnya bisa berbahasa Inggris, apalagi jika sedang nongkrong di kafe pasti kebanyakan pengunjuk bercakap-cakap dengan Bahasa Inggris. Bahkan kadang ada tempat umum seperti kafe atau toko yang ketat dengan aturan No English No Service.

Tentunya keadaan dan kemampuan tersebut tidak serta merta muncul, otak manusia akan menjadi lebih mudah belajar  dan menghafal jika sering mendengar. Begitu pula yang terjadi pada masyarakat sekitar di kampung Inggris. Berawal dari sering mendengarkan, kemudian mengikuti pelatihan gratis yang diadakan oleh Lembaga kursus yang ada di sekitar.

Akhir-akhir ini ada agenda menarik yang diadakan oleh Forum Kampung Inggris, yakni dengan mengadakan kegiatan sosial yang bertema Kampung Inggris Mengajar. Apa yang membuat perbedaan kegiatan mengajar dengan kegiatan mengajar pada umumnya?

Peserta Kampung Inggris Mengajar ini adalah masyarakat sekitar dengan berbagai profesi, tukang ojek, pemiliki dan karyawan kafe, para pemilik kos, pedagang kali lima, ibu rumah tangga, dan lainnya. Tentunya mereka sangat antusias dengan kegiatan ini, usia bukan halangan untuk belajar.  Kegiatan ini mendapat dukungan dan bahkan pendaftaran pesertanya melalui  para ketua RT/RW setempat.

Sebenarnya kegiatan ini tidak hanya sekali, saya pernah mendengar cerita dari ibu-ibu pemilik warung makan yang mendapat undangan untuk pembelajaran Bahasa Inggris, ketika saya tanya katanya memang ada beberapa Lembaga tertentu yang memberikan fasilitas bimbingan gratis kepada masyarakat sekitar di waktu-waktu tertentu, bisa sebulan sekali  atau sebulan dua kali.

Hal ini sangat membahagiakan sebab masih banyak orang di sini yang peduli dan bersedia belajar Bahasa Inggris dengan kesibukan yang tidak sedikit.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun