Suatu hari, ayahnya, yang merupakan Kepala daerah Nishi di Kota Saitama, menyuruhnya kembali ke Jepang dan membangun kembali Kodama Symphony Orchestra setempat.
Awalnya Asahi Tokiwa tidak mau tapi ayanys hanya meminta waktunya hanya beberapa bulan saja maka dia setuju, dan dia mulai membangun kembali simfoni lokal di Kota Saitama. Dia mencoba merekrut Hatsune Tanioka untuk memainkan biola di atas panggung sekali lagi.
Misi untuk merombak orkestra lokal yang lusuh dan menjadikannya kelas dunia itu sangatlah tidak mudah apalagi  orkestra lokal ini di bawah standar.
Asahi Tokiwa dan Hatsune Tanioka  dalam menjalankan  misi mereka menghadapi segala macam rintangan mulai dari permasalahan dalam orkestra, seperti: Aoi Shoji, seorang pemain flute yang sering terlambat dan mengantuk pada saat latihan ternyata alasan dibalik keterlambatannya karena dia memiliki tiga pekerjaan paruh waktu dan musuh yang kuat. Pemain Timpani keluar padahal pemain Timpani seperti denyut nadi dalam orkestra padahal masih tersisa waktu empat hari sebelum mereka tampil di acara dan bagaimana mereka harus mencari penggantinya. Dan juga bagaimana mereka menghadapi rintangan yang disebabkan oleh musuh dari luar.
Saya baru menonton drama ini sampai episode ketiga dan drama ini masih on going tetapi penilaian saya drama ini cukup baik, walaupun drama ini terkesan klise dan banyak sekali drama seperti ini, tetapi drama ini tetap menarik untuk ditonton dan cukup menghibur dengan komedi segar dan lucu, Â dan juga sarat dengan nilai -nilai kehidupan.
- Kehidupan yang dihabiskan untuk mengejar impian karena tidak ada mimpi yang mudah
Setiap orang mungkin punya impian, dan sebagian orang cepat meraih mimpi dan sebagian lagi memerlukan sangat lama untuk meraih mimpi bahkan ketika mimpi itu sudah digapai karena berbagai alasan mimpi tersebut tidak dapat diteruskan.
Hatsune Tanioka melepaskan mimpinya karena suatu alasan, tetapi kecintaannya pada musik dan biola membuat Hatsune Tanioka memilih menjadi guru biola tanpa dibayar karena sebagai seorang PNS, dia tidak diperbolehkan bekerja sampingan.
Ketika dia pikir impiannya sudah kandas tapi kesempatan datang kepadanya dan membuatnya kembali menjadi seorang violinis.
Aoi Shoji, seorang pemain flute yang hampir menyerah dengan mimpinya karena gajinya sebagai pemain flute di orkestra lokal tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, bahkan dia harus berkerja paruh waktu di tiga tempat yang berbeda dan hampir menyerah dengan mimpinya karena ayahnya sakit kanker.
Juga anggota orkestra lain yang bertahan dengan gaji kecil di orkestra demi mempertahankan impian mereka, semuanya demi kecintaan pada musik.
Mengejar dan mempertahankan mimpi itu sulit tetapi rasanya memuaskan jika bisa dicapai.
- Pemimpin yang baik tidak hanya menuntut tetapi terlibat dan peduli dengan orang-orang yang dipimpinnya