Korea memperkenalkan budaya, makanan tradisional, tempat-tempat wisata mereka salah satunya lewat film ataupun drama-drama Korea.
Makanan khas Korea yang sering masuk dalam drama-drama Korea antara lain: Tteokbokki, , Bulgogi, Kimbap, Â Bibimbap, Kimchi. Sundae, Jajangmyeon, dsb.
Selain makanan diatas ada lagi makanan tradisional yang pernah nasuk dalam drama atau film Korea, yaitu: Samgyetang.
Buat pecinta drama Korea pasti tahu dengan makanan satu ini.
Walaupun Samgyetang tidak sepopuler makanan lain yang kerap masuk dalam drama Korea, tapi dalam kehidupan sehari-hari Samgyetang sangat digemari oleh masyarakat Korea terutama pada musim panas karena Samgyetang adalah sup ayam ginseng yang dibuat dari ayam muda utuh dan di dalam ayam yang isi perutnya telah dikeluarkan dimasukkan ketan  yang telah direndam sebelumnya dengan  ramuan tanaman obat seperti ginseng, katanya, kacang cemara, buah jujuba kering , daun bawang, bawang putih dan jahe.
Karena dibuat dari ramuan tradisional maka Samgyetang dipercaya memiliki manfaat buat kesehatan dan bergizi tinggi sehingga  tubuh selalu bertenaga dan tidak menjadi lemas walaupun selalu berkeringat di musim panas, oleh sebab itulah Samgyetang selalu di makan masyrakat Korea pada saat musim panas terutama  tiga hari istimewa di musim panas: chobok, jungbok, dan malbok yang merupakan tiga hari terpanas dalam setahun.
Maka buat pecinta drama Korea dan juga mencintai budaya dan makanannya patut mencoba Samgyetang kalau pergi ke Korea.
Banyak restoran Samgyetang di Seoul  tapi saya suka Samgyetang  di restoran  Goryeo Samgyetang yang telah menyajikan samgyetang  berkualitas sejak tahun 1960. Restoran ini berjarak sekitar 2 menit berjalan kaki dari stasiun kereta bawah tanah City Hall (Exit 10).
Di dalam pembuatan  Samgyetang, restoran Goryeo Samgyetang hanya menggunakan ginseng yang ditanam di Geumsan dan ayam berumur 7 minggu dari peternakan lokal.
Samgyetang dibuat dengan merebus ayam utuh dengan campuran kurma, bawang putih, beras ketan, dan berbagai ramuan obat Korea untuk membuat sup yang beraroma dan berenergi.  Wajar saja rasa Samgyetang ini enak dan gurih bahkan pas di lidah saya yang seleranya  Indonesia sekali.
Kelemahan mempunyai lidah yang seleranya Indonesia sekali adalah susah menyesuaikan lidah dengan masakan dari negera lain. Itulah yang saya alami ketika traveling ke luar negeri dimana lidah saya sulit beradaptasi dengan makanan  negara setempat.
Akhirnya karena lidah saya sulit menerima makanan dari negara lain, kalau saya traveling ke negara-negara Asia.  maka biasanya saya  cuma makan nasi putih saja tanpa campuran lain seperti lauk pauk ataupun sayur karena jika dipaksakan menikmati makanan tersebut saya bisa muntah.  Maka kelemahan saya kalau traveling adalah tidak bisa menikmati wisata kuliner negara tersebut.
Waktu saya ke Korea empat tahun yang lalu dan  menikmati Samgyetang di Goryeo Samgyetang  saya bisa menikmatinya sampai habis satu porsi tanpa ada rasa mual atau keinginan memuntahkan makanan mungkin di lidah saya makanan ini seperti  ada rasa Indonesia nya sehingga cocok di lidah saya. Â
Apalagi ketika saya menikmati Samgyetang ini musim di Korea menjelang musim gugur sehingga udara cukup dingin sehingga pas sekali menghirup kuah Samgyetang yang panas membuat badan jadi terasa hangat.
Jadi buat kalian yang suka makanan Korea  dan ingin mencoba Samgyetang  bisa mampir ke restoran ini.
Selain Samgyetang, restoran ini juga menawarkan makanan tradisional Korea lainnya, Â seperti goryeo tongdak (ayam panggang) dan dan jeonbok-juk (bubur nasi abalon).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H